19:Games That Bring Disaster备

3.7K 562 27
                                        

Erza mengelilingi ranjang hingga punggung gadis itu berubah wajah damai Bella yang masih tertidur.

Erza ingin menaiki ranjang tapi khawatir tidur gadis itu terganggu jadi dia hanya duduk di lantai sambil membaringkan kepalanya di ranjang menatap gadis itu dengan tatapan lembut.

Setelah di teliti ada beberapa yang berubah dari gadis ini dengan gadis di wallpaper hpnya yang ia ambil beberapa tahun yang lalu saat gadis itu tertidur pulas di sampingnya tanpa busana atas sama sekali hingga menampilkan setengah kulit putih Bella.

Erza mengambil tangan ramping itu, tangan lembut dan hangat itu mengetarkan hatinya yang telah beberapa tahun kosong.

Perasaan ini selalu menyenangkan, saat gadis itu berada di sampingnya ia tak bisa untuk tidak berkontak fisik dengan gadis ini, mengingat perjuanganya selama ini untuk segera bertemu dengan Bella membuat Erza tersenyum lebar.

Ada rasa lega dan manis jika mengingat betapa kerasnya ia memaksakan diri untuk menamatkan pendidikan dalam masa yang singkat, tapi lihatlah perjuangannya tidak sia sia saat melihat gadis itu tertidur pulas di hadapanya.

"Lama tidak bertemu... Sayang"

Erza terus terduduk di lantai dengan memandang Bella yang tertidur dengan tangan saling terjalin.

....

Luci menyibukan diri dengan segala aktivitas untuk melupakan kekesalanya pada gadis yang dengan kejam meninggalkan dirinya tanpa sepatah katapun.

Ia masih tidak percaya Bella memutuskan dia hanya masalah sepele baginya.

'Jika sudah tau elergi mengapa tidak dari awal ia menolak semua masakan yang aku buat!'

Kalimat itu terus terputar di otak Luci, tapi bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami tak ada satu pun yang bisa memecahkan masalah ini selain gadis itu yang menjawab.

Tapi kembali lagi gadis itu telah pergi jauh tanpa penjelasan apa pun.

'Bukan salah ku, gadis itu yang memutuskan untuk putus dan pergi!'

Kalimat itu yang selalu ia bisikan di hatinya selama 2 hari ini, ia juga yakin rasa cintanya akan pudar seiring waktu dan ia pasti akan lebih bahagia di masa depan walaupun tanpa gadis itu.

"Ryu ayo makan siang"

Luci melamun tersadar dan menatap lembut gadis di depan, Miwa-chan gadis 16 tahun dan adik kelas satu tingkat darinya juga bisa di katakan calon pacarnya.

Awalnya ia mengunakan pengakuan Miwa untuk membuat Bella cemburu, sengaja mengundang gadis itu ke kelasnya setiap istirahat untuk melihat reaksi Bella.

Tapi Bella tetap bereaksi acuh tak acuh bahkan terkesan ia seperti tidak memiliki hubungan dengan hal ini, layaknya gadis dari demensi lain yang hanya duduk di kursi penonton tanpa memberikan reaksi apa pun.

'Mungkin sudah waktunya aku melupakan gadis itu dan berbahagia dengan gadis ini, lagi pula rasa cintaku hanya tanda balas budi dengan kebaikan gadis itu pada kakek'

Luci sebisa mungkin mengurangi perasaanya pada Bella dengan tidak sadar membohongi diri sendiri.

...

Bella sedang menikmati kumpul bersama keluarga di ruang tamu untuk menyiapkan pesta pernikahan ayah dan ibu 4 hari lagi, bukan nggak mampu ayah dan ibu untuk menyewa perancang ternama hanya untuk sebuah pesta tapi mereka ingin ulang tahun kali ini menjadi penghubung yang semakin erat antar anggota keluarga.

Run Bella!....Run! (END) (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang