| Author By scorpioels
Edit By scorpioels
Copyright ©scorpioels ||¦|
Seokjin menghela napasnya lelah. Mendapati Jimin dengan wajah murung dan aura buruk rupanya yang tidak mengenakkan hidung miliknya. Seokjin harus apa?, Kalau segalah permasalahan ada pada Jimin itu sendiri. Pertengkaran hebat dua hari lalu sudah menguras tenaganya untuk memisahkan mereka agar berpikir jernih. Setahu dirinya, Jimin dan Taehyung tidak pernah terlibat dalam pertengkaran sehebat itu. Bahkan untuk pertama kalinya Seokjin melihat dengan mata kepala sendiri, Taehyung yang hampir saja ingin menonjok Jimin jika saja sang suami tidak menahan Taehyung. Mungkin sekarang Jimin sudah berada di rumah sakit.
"Oke, sekarang apa maumu?". Terlalu lelah melihat wajah Jimin yang ingin sekali ia bilas lalu ia putar-putar agar tidak terlihat sedemikian buruk. Jimin mendekat pada tubuh Seokjin. Anak itu menggenggam tangan Seokjin seakan dialah harapan terakhir yang Jimin punya. Kedua omega itu saling bertatapan. Tetapi beda dengan Seokjin yang menatap Jimin horor. Dia sedikit menjauhkan wajahnya dari Jimin karena terlalu dekat.
"Tolong aku, tolong aku untuk bisa menghubungi Taehyung lagi. Aku bersumpah hyung, bahwa aku menyesal telah membuatnya terluka, - maksudku, dengan kata-kataku kemarin lusa itu sangat menyakitinya. Aku tahu aku salah tidak seharusnya aku mengatakan hal buruk padanya". Sesal Jimin. Tercetak jelas wajah penyesalannya.
"Bukan hanya hal buruk Jimin, kau juga menolaknya". Geram Seokjin. Jimin kembali menunduk, meremas pelan tangan Seokjin.
"Aku tahu-"
"Bukan hanya aku tahu Jimin!, kau melukai Alpha mu. Apa kurangnya Taehyung?". Kekesalan Seokjin hampir saja membuat dia melepas semua urat-urat dan amarah yang dia pendam sendiri sangking kesalnya pada Jimin.
"Hyung-". Rengek Jimin. Seokjin berdiri dari duduknya.
"Sebaiknya kau pulang". Belum sempat Seokjin melanjutkan ucapanya, Jimin terburu untuk menyela. "Kau mengusirku?". Tatapan tidak percaya dari Jimin dengan mulut terbuka.
"Aku tidak mengusirmu!. Namjoon sebentar lagi pulang dan aku harus menyiapkan makan malam untuknya. Dengar Jimin, kau tahu, aku tidak tahu Taehyung ada dimana. Dia juga belum menghubungi diriku, dengar sweety aku tahu mungkin kata-kata ku ini akan menyakitimu". Sebelum Seokjin melanjutkan ucapannya dia mengambil napas banyak-banyak. Untuk menceramahi seorang Park Jimin yang keras kepala butuh tenaga dalam yang banyak.
"Dengar ya-, jangan di potong atau menyela ucapanku sebagai seorang Omega yang sudah berumah tangga". Seokjin menarik napasnya panjang.
"Jimin, sekarang kau sudah menemukan mate mu. Dan dengan cara kau menolaknya sama saja kau juga merusak harga diri seorang Alpha. Jimin, kita Omega yang dimana takdir sudah tertulis, aku tahu masalalumu tapi seharusnya itu menjadi pelajaran bukan sebuah ketakutan. Aku tahu kau takut kehilangan -.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Elite • vm
Fanfiction" Three lives, we still meet again " " But, in every meeting we have, someone will die, between us there is no good ending. It's you or me that's the reality " "But, you always kill me, in our three lives" ❀ Tetua pernah berkata kelahiranku adalah...