1 • 7 - Opening Sequence

224 18 2
                                    

| Author By scorpioels Edit By scorpioels Copyright ©scorpioels |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| Author By scorpioels
Edit By scorpioels
Copyright ©scorpioels |

|¦|

Huáng - apa yang dipikirkan tentang suku ini? Huáng adalah suku burung yang tinggal di dalam kesunyian hutan dan lebatnya pohon. Mereka tidak ingin orang luar mengusik kehidupan damai mereka. Suku Huáng juga suku mitos yang dipercayai banyak masyarakat karena keberadaan yang tidak bisa ditemukan oleh orang awam. Di lingkupi oleh kabut tebal membutakan mata mencari jalan yang benar. Andaikata orang buta arah mereka akan mati karena tersesat.

Suku Huáng berada di kedalam jurang tepi tebing. Udara di sekitar tebing sangat dingin dan orang-orang menyebut jurang itu adalah jurang "kematian".

Lalu di dataran atas sana hujan lebat dengan gemuruh petir menyelimuti langit gelap. Perang antara negara Tsillah dengan negara Jing. Negara Tsillah terkenal dengan mereka para bangsawan dan kerajaan memiliki keturunan yang diberkati oleh para Dewa yang bisa dikatakan mereka juga memiliki sumber spiritual para Dewa.

Dan Jing, sudah menjadi rahasia umum bahwa negara ini bekerja dengan  mereka makhluk kerak neraka.

Ya, peperangan antara Jing dan Tsillah bukan semata-mata perang antara manusia, tapi juga menyangkut pautkan dengan mereka para Iblis dan monster yang disebut atau dipanggil oleh masyarakat adalah Móguî.

Berbagai jenis monster. Ini tidaklah adil namun seimbang. Keturunan bangsawan Jing dan Tsillah. Yin dan Yang.

Kedua negara yang sejak dulu tidak bisa berdamai, saling ingin terlihat unggul, saling ingin menguasai. Iblis Móguî adalah iblis neraka yang memiliki kekuatan penghancur. Langit terlihat merah. Para ksatria sudah banyak yang tumbang. Sang jendral tidak boleh kalah agar prajuritnya memiliki kepercayaan diri untuk optimis menang.

"Oh Jenderal Xu berhentilah kau tahu kau akan kalah."

Lee Mangsa, Jenderal sekaligus Komando perang dan satu-satunya yang mengendalikan mereka para Móguî. Dengan kesombongannya dia meremehkan Xu Jinki Jenderal Negeri Tsillah. Melihat banyak prajurit Tsillah yang gugur membuat rasa kesombongan seorang Lee Mangsa melambung tinggi.

Xu Jinki tidak bisa menerima ini, dia bisa mati kapanpun tapi tidak dengan prajuritnya. Apapun yang terjadi harus ada yang bisa kembali ke Negeri tidak peduli mereka kalah atau tidak.

Xu Jinki dan Lee Mangsa kembali bertarung. Xu Jinki dengan pedangnya Ragnar yang memancarkan sinar emas, dengan bilah pedang itu Xu Jinki telah banyak membunuh dan menumpahkan darah banyak musuh dengan sekali tebas.

Suara gemuruh semangat prajuritnya membuat Xu Jinki tidak bisa mengalihkan pandangan pada musuh di depannya. Melawan monster berbeda dengan melawan sesama manusia. Mau sebanyak apapun prajuritnya bila bertarung dengan monster dari neraka itu hanya akan membuat banyak yang mati dam terluka. Kepalanya buntu, Jinki butuh menyelamatkan banyak prajuritnya yang tersisa.

The Royal Elite • vmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang