Pemandangan pekarangan yang terlihat lebih terawat dari sebelumnya, suara gemericik air yang melewati sekitar rumah kayu, dan pepohonan yang menyelimuti rumah. Suasana dingin dan kabut membuat hawa semakin dingin tidak di pungkiri bahwa daerah Huáng semistis ini. Karena disetiap inci, setiap pelosok, kabut memenuhinya. Mantel berbulu adalah teman mereka para penghuni suku Huáng jadi tidak aneh melihat mereka berkeliaran dengan mantel berbulu yang terlihat mahal itu.Li Mang sudah terlalu tua, melihat rambut yang dia sanggul sudah memutih dan janggut juga telah memutih menandakan betapa tuanya dia hidup selama ini. Kilatan mata yang menatap jauh keluar sana membuat siapapun akan bertanya-tanya apa yang sedang ketua mereka pikirkan.
"Pemimpin?"
Ai Ba datang lalu berdiri disamping Li Mang namun sedikit menjorok kebelakang agar dia tahu batasan mereka.
"Apa anda sedang memikirkan He Yeonso?"
Menyebut nama He Yeonso, Li Mang lantas menoleh kesamping, raut wajah yang memperlihatkan kekhawatiran seorang kakek pada cucunya.
"Dia sudah sadar?"
Ai Ba menggeleng sebagai jawaban. Li Mang menghela nafas beratnya.
"Aku tidak tahu jawaban yang bagus untuk memberitahu ibunya."
Ai Ba juga tidak tahu harus membantu Li Mang bagaimana untuk menjelaskan pada bibinya itu. Perawakan wanita itu yang lemah lembut namun tegas tidak kuat hati Ai Ba memberitahu nya. Namun, lambat laut bibinya akan datang menjenguk putra semata wayangnya ini.
Perjalanan mereka untuk kedalaman suku adalah untuk menahan He Yeonso keluar sebab peperangan orang-orang atas akan berdampak padanya. Memiliki inti spiritual dewa membuat Yeonso terlihat istimewa dan karena bahkan hampir tidak mungkin suku Huáng mendapatkan keajaiban ini. Namun, sekarang dia tidak akan lagi memiliki inti dewa dan Yeonso hanya akan menjadi siluman.
Namun yang membuat Li Mang khawatir adalah semenjak kecil He Yeonso dilatih untuk menjadi dewa, jadi dia tidak tahu bagaimana cara menekan kekuatan siluman yang dia miliki.
Dan sekarang dia telah kehilangan kebanggan itu. Li Mang takut bila kekhawatirannya menjadi nyata bahwa kemungkinan He Yeonso bisa saja menjadi iblis.
Dan pria sekarat itu bahkan juga belum sadarkan diri. Sudah dari tiga hari mereka berdua belum sadarkan diri dan sebentar lagi Li Mian ibu Yeonso akan menjenguk mereka dan menyuruh kembali ke kediaman karena perang telah berakhir.
"Dia juga belum sadar?"
"Ya, seharusnya dia sudah sadar kemarin tapi aku tidak mengerti." Jawab Ai Ba pasrah.
Tidak lama suara benda jatuh membuat keduanya saling berpandangan dan segera berlari menuju sumber suara. Melihat keadaan Xu Jinki yang terjatuh disamping ranjang membuat Ai Ba dengan cepat membantu pria itu. Tubuhnya yang masih lemah dan wajah yang pucat membuat Ai Ba merasa tidak tega. Namun, Li Mang antara bersyukur dan marah mengingat bahwa cucunya rela kehilangan Intinya untuk pria yang bahkan tidak mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Elite • vm
Fiksi Penggemar" Three lives, we still meet again " " But, in every meeting we have, someone will die, between us there is no good ending. It's you or me that's the reality " "But, you always kill me, in our three lives" ❀ Tetua pernah berkata kelahiranku adalah...