1

1.9K 186 36
                                    

"JENO SINI DEH!!"

Lelaki yang merasa namanya dipanggil itu segera mendekati kedua perempuan yang sedang heboh. Jeno hanya berdiri dihadapan mereka sambil memasang wajah datar seperti biasanya, tidak mengatakan apa apa.



"Ada lomba fashion show buat prodi kita. Liburan semester dah deket mesti makin banyak lomba." kata salah satu dari mereka, Karina.

Jeno mengerutkan keningnya berfikir sebentar, mempertanyakan untuk apa kehadirannya disini, apakah hanya untuk mendengar berita itu??

"Terus??"



Karina terlihat sangat antusias, kemudian menarik lengan salah satu teman nya yang terlihat sedang malu malu meong.

"Tema nya baju daerah Jen, maju sama Giselle ya??" Itu diluar dugaan.

"Heh Rin apa apaan?? Jeno ga mungkin mau anjir." Bisik perempuan itu, namun cukup keras untuk dapat didengar oleh Jeno.

"Udah diem aja!!" Karina ini memang tipe teman yang akan selalu mendukung penuh temannya, salah satunya untuk PDKT.



Jeno masih terdiam, bahkan dengan tawaran seperti itu, dirinya masih bisa santai. Yah maklumi saja Dia ini memang cuek dan dingin, agak susah berkomunikasi dengan lelaki ini. Tapi seharusnya tawaran ini tidak akan membuat dirinya bimbang, dia sudah terbiasa terus terang mengatakan Ya dan Tidak.

Jeno memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana kemudian mengedikkan bahu. "Gue ikut aja." Katanya.

Jeno berbalik dan berjalan pergi dari sana. Meninggalkan kedua perempuan yang tengah terkejut dengan jawaban Jeno barusan.

"Selle, Lo denger?? Di iyain Selle!" Karina berteriakk dengan heboh nya sambil memukul mukul lengan Giselle.

"Anjir sakit bego.." Giselle mengelus pelan lengan yang dipukuli dengan brutal oleh Karina, dia masih dibuat bingung dengan kelakuan teman seperjuangannya ini.




Karina sangat bersikeras untuk membuat Giselle dan Jeno menjadi dekat. Ini terjadi karena pengakuan mengejutkan Giselle yang mengatakan bahwa dirinya sedang menyukai seseorang, dan ternyata orang itu adalah Jeno.

Jeno si ketua angkatan yang cuek, wajahnya saja sudah mendukung sifatnya itu. Tatapan matanya tajam, dia juga punya kulit seputih susu, astaga itu membuat dirinya terlihat layaknya kulkas berjalan. Dia memang galak, tapi tidak terlalu terlihat. Dia hanya pendiam tapi itu masalahnya.

Entah darimana perasaan itu mulai muncul, tapi Giselle ga sebegitu ngoyo nya ingin menggapai Jeno. Ia tau orang secuek Jeno mana mungkin memikirkan cinta, apa lagi dengan manusia seperti Giselle ini.

Itu hanya akan menyakiti dirinya sendiri, setidaknya itu yang ada dipikiran Giselle.

Karena itu Giselle hanya ingin menyukai sewajarnya saja. Ia tidak boleh terlalu menyukai lelaki itu, bahkan selama 3 tahun satu kelas dengan Jeno Ia selalu menahan diri untuk tidak terpesona dengan wajah tampan lelaki itu.

Sejujurnya, mana ada perempuan yang tidak akan terpesona saat melihat Jeno?? Jeno itu ibarat seblak paket komplit yang ingin dipesan setiap orang. Unggul dibidang akademik, organisasi, bahkan di olahraga terbukti dengan fisiknya yang sangat bagus. Dia bukan antisosial, dia hanya pendiam.


Tapi, disanalah pesona nya terpancar. Itu sisi menarik dari Jeno yang membuat Giselle jatuh hati.






"Lo harus dandan yang cantik Selle!! Gue panggilin make up artist nantii, Gue bakal bikin Lo jadi wanita tercantik di kampus ini." Karina terlihat sangat antusias, tapi itu malah mengganggu Giselle.

"Gue takut dia ga nyaman Rin." Giselle menunduk sambil memainkan ujung kain kemeja nya.

"Why??"

"Gatau, takut aja makin sayang. Terus nyakitin diri sendiri, dan Gue gamau itu terjadi."

"Percaya sama Gue Selle. Lo kuliah tinggal setahun lagi, apa gamau merjuangin cinta Lo yang katanya suka dari semester 1 itu??" Yah, pertanyaan Karina itu sedikit menamparnya.



"Tapi Rin..." Giselle ini mudah sekali overthinking, itu sisi negatif dirinya.

"Dengerin Gue Selle. Liat Heeseung, dia tuh soft boy banget sekarang setelah punya Gue."

"Gausah sombong juga anjir." Giselle memutar bola matanya malas.


"Ahh Elo ga seru, lagi dikasih semangat juga. Ambil dong pesan tersirat nya!" Karina duduk kemudian pura-pura memasang wajah kecewa.

"Ya apa yang harus Gue ambil dari kata-kata Lo itu??!" Giselle frustasi, bagi dirinya yang tak pernah memiliki hubungan hal ini sangat menyusahkan.


Karina yang makin kesal, kemudian beranjak dari kursinya. "Ya artinya Lo mungkin juga bisa lelehin es kutub itu. Lo mungkin bisa bikin dia jadi lembut Selle. Lo apa gamau berjuang sekali aja buat perasaan Lo itu?? Ga kasian hati Lo apa 3 tahun di pendem sendiri??"

"Ayo Gue dukung." Kata terakhir yang Karina ucapkan untuk Giselle.




Giselle akhirnya paham, dan memutuskan untuk maju tapi masih membawa pemikiran bahwa dirinya tidak akan berhasil. Itu memang hanya menyakitinya, jadi dirinya siap untuk sakit hati nantinya.

Tapi Karin memang benar, dia harus berjuang walaupun itu hanya sekali saja. Giselle mungkin akan menyesal jika tidak pernah mencoba.

Dan walaupun dia tau apa hasil akhirnya, Giselle akan tetap maju memperjuangkan cintanya.






















To Be continue

HAHAHAHAHA GATEL BANGETT PINGIN UPLOADDD sekalian pemanasan soalnya yang sebelah udah mau ending hehe

Kalau ini dipastikan bukan one chapter 👀

Jadi, lanjut ga nih??

Fight - JenSelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang