"Tuan, ini sudah saatnya anda berhenti bekerja."
Suara bariton tak membuat pemilik surai pirang panjang bergerak dari posisinya. Pelayan itu mendekat, memutar kursi kerja tuannya ke arahnya.
"Eh? Xavier?" ujar si rambut pirang. Wajahnya cukup manis untuk ukuran laki - laki.
"Tuan, ini sudah saatnya anda berhenti bekerja," senyuman yang diberikan malah terkesan sarkasme.
"Ah benarkah? Tak terasa," ujar lelaki manis itu sembari mengeluarkan sesuatu dari laci meja kerjanya. "Baiklah, kemari."
Netra biru nampak bercahaya. Dia menundukkan badannya, mendekatkan wajah kepada sang tuan manis yang sedang memegang benda pipih kecil.
"Kau sudah berjuang hari ini. Seperti biasa pekerjaanmu selalu sempurna. Kau berhak menerimanya," jemari pucat tuan menyentuh leher pelayan di hadapannya.
Leher bagian kanan pria itu-pemilik Netra biru-berubah menjadi putih. Menampakkan jelas besi bercampur plastik yang kini membukakan slot untuk benda tadi. Samar, tonjolan kabel menyentuh sampai rahang kanannya. Matanya terpejam, siap menerima kekuatan tambahan dari baterai baru yang kini dipasangkan tuannya.
Xavier itu sebuah robot atau lebih tepatnya Humanoid. Rasanya sudah tidak asing ketika menemukan manusia-lebih tepatnya sesuatu seperti manusia-tak berdarah saat terluka. Begitu sulit membedakan keduanya.
Sang tuan menangkup wajah tampan itu dengan kedua tangannya. Bahkan rasanya hangat, seperti benar benar menyentuh manusia.
"Tuan, ini tidak seperti yang biasanya," manusia mesin merasakan hal yang asing pada programnya.
"Itu spesial. Ini hari ulang tahunmu. Harganya cukup mahal, katanya bisa menambah memori dan bertahan lebih lama jadi jika aku lupa mengganti baterai setidaknya kau bisa mengingatkanku."
Manik biru kembali terbuka. Tubuh Humanoid itu kembali ke tampilan manusianya. Tak terlihat sedikitpun besi atau kabel di tubuhnya.
Data dicocokkan. Kode Y1n, tidak terdeteksi nama asli. Pemilik Humanoid dengan seri XZ-471312 [Xavier] sekaligus penciptany-
"Sudahlah Xavier. Kau sudah ku atur untuk tidak me-reset data otomatis jadi tak perlu memindai lagi setiap mendapatkan bagian baru."
"Saya takut melupakan tuan."
Yin, sang tuan malah merona hanya gara gara besi bercampur plastik yang diberi listrik di hadapannya. Agaknya menyesal karena mengatur AI nya sebagai pria dewasa sedikit romantis.
"Tuan, ini sudah pukul sepuluh lebih lima puluh tujuh. Telat dua menit dari waktu pulang. Jika tuan tidur-
Sistem menghentikan ucapannya kala sang tuan mengecup bibirnya singkat. "Aku masih ingin memanjakan mu! Ini hari ulang tahunmu!" Dalam hati dia merasa gila karena baru saja mencium robot.
"Maaf tuan tapi menurut data, ulang tahunku besok. Sekitar dua jam dua menit lagi."
"Aku ingin memberi hadiah lebih awal! Sepertinya mic-mu sudah terlalu kuno bagaimana jika kita membeli yang baru?"
"Tuan baru saja menggantinya seminggu yang lalu."
"Baiklah. Kamera! Pandanganmu pasti sudah terganggu."
"Bagian itu juga baru sebelas hari."
"Mungkin AI mu yang harus diganti. Lihat, humanoid orang lain lebih pintar dalam membaca suasana hati tuannya."
"Tuan sendiri yang me-program saya. Sudah dipastikan itu AI yang terbaik. Juga, Software saya diperbarui sesuai jadwal."
"Cih! Yasudah apa yang kau inginkan?"
"Tidak ada."
"Xavier! Ayolah! Kau pasti menginginkan sesuatu. Aku ingin memberikan hadiah terbaik untukmu!"
"Tubuh saya terasa sangat ringan setelah tuan me-refresh perangkat tiga bulan yang lalu. Saya menginginkan itu."
"Hanya itu? Kau bisa melakukannya sendiri."
"Ya. Aku ingin tuan yang melakukannya. Karena sejatinya saya hanya menginginkan tuan. Selama tuan memerintah saya, itu sudah sangat cukup."
Yin mengalihkan pandangan dari manik shapire. Salah tingkah gara - gara manusia mesin itu memalukan! Dia bangkit dari duduknya kemudian pergi.
"Kau pasti sudah menyiapkan air hangatnya kan?"
"Tentu tuan."
"Baiklah aku akan mandi, kau bisa menungguku di kamar supaya-
"Tuan belum makan malam."
"Ah yah. Aku ingin makan malam di kamar saja."
"Baik tuan. Sesuai perintah."
.
.
.XAVIER - Arbiter Of Light
YIN - Martial Genius
.
.
.Nulis cerita ini karena kepikiran gimana klo Xavier polos ternyata boljug.
Fanfic pertama jadi mohon dimaklumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF WE JUST US
FanfictionMOBILE LEGENDS HOMO FANFICTION!!! If We Just Us [ Xavier × Yin ] Yin itu anak polos yang berpikiran untuk menciptakan sesuatu demi bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati. "Katamu di dunia ini tak ada yang mustahil kan?" .... DISCLAIMER ⚠️...