CUDDLES - 02

769 104 9
                                    

"Hah... Berbaring setelah duduk seharian itu memang hal terbaik!"

Xavier memperhatikan Yin yang sedang merebahkan tubuh di ranjang kamarnya. Seharian ini dia menghabiskan waktu untuk mengurus update terbaru software para humanoid laboratorium jadi agak kelelahan.

"Tuan, apa boleh saya bertanya?"

"Hum? Tanyakan saja," Yin menenggelamkan wajahnya pada bantal.

"Kenapa tuan selalu mengganti baterai seminggu sekali? Padahal saya bisa mengisinya dengan tersambung pada sumber listrik. Setelah dikalkulasikan, hampir seperempat pengeluaran tahunan digunakan hanya untuk membeli baterai."

"Aku tak percaya dengan baterai yang mereka buat. Aku tau pada dasarnya Humanoid dirancang untuk mencari sumber energi sendiri tapi apa kau tahu? Humanoid itu sangat lemah jika berkaitan dengan inisiatif karena kalian itu masih robot. Sebelum ada peringatan baterai lemah pasti kalian tak akan melakukan apapun. Itu bisa memperpendek umur baterai. Aku khawatir saja terjadi konslet karena kau mencoba menambah energi pada baterai yang sudah rusak." kepanjangan, intinya Yin itu overprotective.

"Tapi tuan, ini berlebihan. Jika boleh, saya ingin tuan hanya mengganti baterai ketika memang dibutuhkan."

"Tidak mau."

"Tuan, harga baterai itu tidak murah."

"Ck! Baiklah baiklah! Aku akan menggantinya sebulan sekali setelah ini. Cepatlah kemari, aku akan me-refresh program mu."

Xavier tersenyum tipis. Dia naik ke ranjang, berbaring di samping Yin. Sang tuan malah jadi gelagapan, untung dia bisa menyadarkan diri kalau yang di depannya ini robot! Bukan pria dewasa yang mungkin saja melakukan sesuatu padanya. Apa apaan kau ini Yin. Baper kok sama robot.

"Xavier, kau itu sebenarnya belajar menyanggah dari siapa?"

Xavier hanya mengangkat bahu. Yin memegang wajah Xavier, meletakkan telunjuknya di dahi bagian kanan yang tertutup rambut Humanoid itu. "Selamat malam," bisik Yin.

Netra birunya menutup, terlihat tenang. Yin diam memandangi. Tanpa dia sadari air matanya jatuh, dia memeluk tubuh Xavier. Perasaannya bercampur aduk antara lega, takut dan rindu.

"Dua belas tahun yah?"

.....

"Yin! Kau harus melihat ini! Cepatlah!" seru suara gadis terdengar di telinga Yin. Panggilan telepon sedang berlangsung.

"Sebentar, aku sedang menaiki tangga."

"Ayo lebih cepat lagi pak Tua."

"Cih, jangan mentang mentang kau lebih muda dariku."

Yin membuka pintu ruangan Melissa, anak dari pemilik Laboratorium. Ledakan confetti menyambutnya. "Selamat! Temanmu ini baru menemukan sesuatu yang nyaris sempurna!"

Yin membersihkan confetti dari tubuhnya. "Kuharap bukan sesuatu yang gila seperti menciptakan peri."

"Mirip. Ku perkenalkan Cuddles-00!"

Yin memincingkan matanya. "Bonekamu? Aku sudah tahu sejak lama dan itu bukan termasuk penemuan."

"Diam dulu! Ini bukan boneka milikku, bentuknya saja sama. Kau tahu tentang isu perang Abbys dengan Moniyan? Aku menciptakan ini untuk para perempuan yang ingin bertarung dengan aman dan tentu saja tetap terlihat imut!"

"Cara kerjanya?"

"Begini. Kau pegang ini dan ini," Melissa memberikan dagger dan jarum kecil pada Yin.

"Uhm itu robot yang akan mengajari cara menjahit di pertarungan?"

"Diam dulu! Lihat ini!" Melissa melempar Cuddles  ke atas, bonekanya mengapung. Setelah berada beberapa jengkal dari atas kepala Melissa, Boneka itu mengeluarkan aura merah muda transparan yang mengitari tubuh Melissa.

Yin terpukau. Itu seperti tabir yang dipasang di perbatasan kota. "Sekarang coba serang aku Yin!" seru gadis itu.

"Serius?" melihat Melissa mengangguk Yin melemparkan jarum dan belati di tangannya. Jarum itu hancur sebelum mencapai perisai merah muda sedangkan dagger hancur setelah menyentuh tabir itu. Yin dibuat terkejut lagi.

"Hebat bukan? Bahkan kau tak bisa masuk kesini. Hanya saja,,," Melissa keluar dari lingkaran tabir yang terukir di lantai. "Perisai ini tak bisa dipindahkan dan pemiliknya sekalipun tak akan bisa masuk lagi setelah keluar. Yah, seperti yang kau lihat ruangannya kecil," Melissa menyentuh perisai itu, tangannya tak bisa masuk ke dalam.

"Ini sangat luar biasa!"

Melissa mengangguk bangga. "Tapi, apa kau bisa menerapkan sensor supaya mengenali tuannya? Itu akan jadi sangat sempurna."

"Hum! Aku akan mencoba membuat sensor yang bisa masuk ke boneka kecil itu. Tapi, apa perisai ini terbuat dari materi yang sama dengan perbatasan kota? Itu cukup rumit kan?"

"Ya, aku terinspirasi dari sana tapi kugunakan bahan yang lebih mudah dicari dan tentu saja formula nya kuubah. Menurutmu, apa ini kurang imut?"

"Uhm bagaimana aku menjawabnya. Siapa orang yang mementingkan imut atau tidak saat peperangan?"

"Aku! Jika kurang aku akan menambahkan pita atau lingkaran hallo."

"Yah baiklah. Itu imut."

"Oke! Tanggapan diterima. Ngomong ngomong bagaimana dengan kabar portalmu?"

"Hmm... Belum ada kemajuan. Masih angan angan karena itu melibatkan waktu dan tempat. Lagipula aku ingin portal yang mengarah pada tempat yang aman."

"Aku akan membantumu jika itu imut. Oke, kesayanganmu datang tuh, membawa makan siang."

Yin berbalik, Xavier membuka pintu setelah mengetuknya tiga kali. "Tuan, ini sudah masuk jam makan siang."

"Baiklah. Melissa ayo makan bersama."

"Oke! Tunggu aku harus mengamankan Cuddles-00."

.
.
.

Yah pokoknya Melissa bikin ultimate nya.

Bonus :

Bonus :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masuknya ke mulut sih kan jadi ambigu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masuknya ke mulut sih kan jadi ambigu

IF WE JUST US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang