1

0 1 0
                                    

"Lo kenapa sih dari tadi diem aja, gak pegel apa itu bibir monyong terus?" ucap Rian sambil menggerutu

"Apa?" sahut villa dengan mata melotot nya

Rian kembali bertanya dengan - nada yang cukup lembut dibanding tadi - "Lo kenapa sih, hmm?"

"Kenapa? Seharusnya yang nanya kaya gitu gue!"

"Gue gak ngerti!"

"Lo bukan gak ngerti, tapi gak pernah mau ngerti yan."

Rian hanya menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal saat mendengar pertanyaan villa.

"Tuh, sekarang lo yang diem, kan." Ucap Villa

"Ya terus, gue harus jawab apa cintah??"

"Tau ah, kesel gue sama lo." Jawab Villa lalu membalik kan badan untuk segera pergi dari tempat itu.

"Pil" panggil Rian saat melihat Villa yang hendak pergi, yang hanya di jawab dengan menaikkan dagunya.

"Mau kemana?"

"Ke Arab!"

"Ngapain?" Bingung Rian

"NYARI SELINGKUHAN!!" Teriak Villa kesal

"Lah, ngapa jauh-jauh?" Gumam Rian lalu kembali berteriak mengatakan, "yaudah hati-hati yaa."

Mendengar itu Villa langsung berjalan tanpa mau melihat ke belakang lagi, sambil menyumpah serapahi Rian.

"Gue sumpahin lu cinta mati sama gue, terus gue tinggalin pas lagi sayang-sayangnya. HAHAHAHHHA" ujar Villa lalu terbahak tanpa tahu malu

***

Rian saputra, makhlup hidup yang menyebalkan namun selalu membuatku takut kehilangannya.

Tanpa ku sadari, semua tentangnya sudah menjadi bagian dari diriku selama ini. Terserah jika kalian ingin menyebutku seorang Budak Cinta atau apa pun sebutannya.

Sifat polosnya yang bahkan dulu sering ku anggap bodoh. Tapi, sekarang malah menjadi hal yang ku sukai darinya.

Aku selalu mengatakan untuk berhenti melakukan kegiatan yang entah masuk kategori polos atau bodoh nya itu, seperti ke sekolah memakai tas barbie berwarna merah mencolok yang jika di tempat gelap akan muncul gemerlap dari -entah apa sebutannya itu- milik adik Perempuannya, mencuri tomat sebelum berangkat sekolah dan beberapa tingkah aneh nya itu yang gak bisa ku sebutkan satu-satu.

Meskipun begitu, aku tak pernah mengatakan padanya secara langsung, bahwa aku telah terbiasa dan malah menyukai tindakan aneh nya itu. Asal kalian tahu saja, dia itu orang yang besar kepala.

Pernah dulu saat dia baru saja memotong rambutnya aku keceplosan mengatakan wajahnya agak sedikit lumayan tampan. Dan keesokan paginya ia memaksa untuk bertemu ibu dan ayah untuk meminang ku.

Bodoh memang

Tapi aku menyukainya,

Ah bukan, aku mencintainya.

Ayam JagoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang