"Kau sudah baca berita di surat kabar? Katanya ada kebakaran di Chuo," ujar Tenten seraya mengelap kaca.
Sakura mengangguk. Bagaimana mungkin ia tidak tahu? Sejak dua hari lalu, beberapa pengunjung kerap membahasnya. Berita kebakaran itu menjadi terkenal karena merupakan rumah milik seorang profesor yang belum lama naik daun karena penelitiannya.
"Aku baru saja baca berita dari koran pagi ini. Aneh sekali, di rumahnya ada beberapa tengkorak manusia. "
"Apa mungkin rumahnya dibangun di atas kuburan jaman dulu? Jaman sekolah dulu, sekolahku sempat direnovasi. Ternyata, dulunya sekolahku ini kuburan."
Tenten membelalakan mata mendengar ucapan Sakura. Ia memelum kedua lengannya sendiri, "Hey, jangan bicara sembarangan, dong. Aku jadi takut, nih."
Sakura baru saja membuka mulutnya untuk menjawab. Namun belum sempat ia berucap, pintu sudah terbuka dan tatapannya bertemu dengan pelanggan biasanya.
Siang ini, Keisuke datang lagi ke kissaten. Ada selembar koran di tangan kirinya dan lelaki itu berpenampilan seperti biasanya, terlihat santai namun memancarkan aura yang seolah berkata 'jangan ganggu aku'.
"Selamat datang. Hari ini ice americano tanpa gula?" sambut Sakura sambil tersenyum tipis
"Iya. Hari ini tambah ...," ucapan Keisuke terputus begitu ia melihat tulisan di etalase. "Kalian sekarang jualan dango?"
Sakura mengangguk. "Iya, cuma hari ini. Pemilik kissaten datang tadi pagi dan memakai dapur untuk membuat dango. Karena membuat terlalu banyak, sisanya dijual."
"Kalau begitu aku pesan satu tusuk. Sekalian egg sandwich ."
Sakura merasa terkejut karena tidak biasanya lelaki itu memesan makanan manis. Ia malah berpikir lelaki itu tidak suka makanan manis.
"Oke, totalnya 700 yen."
Lelaki di hadapannya mengernyitkan dahi keheranan. "Kau belum menghitung dangonya?"
"Hari ini, biar aku yang traktir dangonya. Anggap saja ucapan terima kasih karena sudah meminjamkan buku. Lagipula kau juga sering memberikan kembalianmu."
"Terima kasih."
Sesudah menerima uang dari Keisuke yang kali ini membayar menggunakan uang pas, Sakura segera menghanpiri Tenten. Kedai kopi sedang tidak ramai hari ini, dan shiftnya serta Tenten juga sudah hampir selesai.
"Satu ice americano dan egg sandwich. Habis mengantar pesanan, aku mau mengembalikan novel lelaki itu sebelum pulang."
Biasanya Tenten berjalan ke stasiun bersama Sakura kalau jadwal mereka bersamaan. Namun menyadari situasi kali ini, Tenten berinisiatif pergi ke stasiun sendiri.
"Hari ini aku ke stasiun duluan, ya. Aku ada janji dengan temanku."
"Oh? Oke, deh."
Sejujurnya Sakura merasa lega. Dengan begitu, dia bisa mengobrol sedikit lebih lama dengan Keisuke tanpa harus merasa sungkan pada Tenten yang sudah menunggu.
Kali ini, ia ingin mengobrol sedikit lebih lama.
.
.Sasuke menyandarkan punggungnya dan membuka koran yang baru saja dibelinya. Berita soal kebakaran di Chuo masih menjadi headline meski sudah tiga hari berlalu
Biasanya, apa yang ia lakukan tidak pernah menjadi headline berita, terkecuali kalau sang atasan meminta dengan alasan tertentu. Sejak berita soal kebakaran muncul di media, ia selalu membaca di koran demi memastikan tidak ada kecurigaan yang mengarah pada dirinya maupun organisasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragmentaris (Sasuke.U x Sakura.H Fanfiction)
FanfictionLelaki itu hanyalah seorang tukang bersih-bersih. Hanya saja, sampah yang harus dibersihkannya ialah jasad seseorang yang nyawanya diakhiri lebih awal bukan atas kehendaknya sendiri. . . (Sebagian scene berasal dari mobile game Nobodies) . Credits :...