Chapter 1

1.2K 129 10
                                    

"Seperti biasa, kerja bagus, Sasuke," ucap seseorang lelaki paruh baya dengan wajah yang mulai keriput seraya menampilkan seulas senyum tipis pada lelaki muda di hadapannya.

Sasuke, si lelaki muda itu tak berkata apapun. Ia hanya tersenyum tipis sebagai reaksi pada sang atasan.

Jikalau ia masih berada di kepolisian, tentunya ia akan dianggap tidak sopan jika bereaksi begini. Namun setelah ia dipindahkan ke divisi khusus, tak seorangpun peduli bagaimana ia bereaksi selama ia tidak membangkang dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

"Target selanjutnya Keisuke Yoshimura, salah satu dosen di universitas yang sangat mendukung oposisi. Eksekusi akan dilakukan minggu depan. Aktifkan pager-mu, informasi akan diberikan di sana."

"Baiklah," Sasuke menyahut pada akhirnya.

"Ini bayaranmu untuk pekerjaan kali ini," ujar lelaki itu seraya menyerahkan sebuah amplop cokelat tebal berisi uang.

Sasuke melirik uang itu sekilas sebelum memasukkannya ke dalam tas kerja serta mengucapkan terima kasih.

"Kutunggu kabar baik darimu."

"Hn."

Sasuke melangkah pergi meninggalkan ruangan sang atasan sesudahnya. Ia segera berjalan menuju elevator dan menekan tombol. Jemarinya mengetuk-ngetuk dinding, sedikit tak sabar menunggu angka yang bergerak.

Secara resmi, gedung ini sendiri merupakan kantor pusat kepolisian yang cukup megah. Namun tak banyak orang yang tahu bahwa sesungguhnya kantor ini bukan hanya berkaitan dengan kepolisian, melainkan divisi khusus yang berada di dalam kepolisian.

Dulu, ketika masih naif, Sasuke berpikir untuk menjadi polisi dengan pangkat tinggi sehingga dapat bekerja di kantor ini. Dengan begitu dia bisa menangkap banyak penjahat. Karena itulah sejak  semasa sekolah ia berlatih fisik gila-gilaan dan belajar sekeras mungkin agar bisa lolos di akademi kepolisian.

Namun setelah ia menjadi polisi, ia tersadar bahwa profesi tersebut tak seindah yang ia bayangkan. Usahanya selama ini malah menuntunnya untuk menjauhi cahaya dan mendekati kegelapan.

Ketika pintu terbuka, ia mendapati seseorang yang tampaknya berpangkat cukup tinggi. Lelaki yang tampaknya berusia tiga puluhan itu menatapnya, dan ia terdiam sesaaat sebelum menunjukkan sikap hormat secara refleks.

Lelaki itu berhenti melangkah dan menatap Sasuke sekilas sebelum berkata, "Ah, aku mengingatmu. Uchiha Sasuke ... yang dulu di akademi, kan?"

Sasuke mengangkat kepalanya dan menatap lelaki itu. Ia tidak begitu mengingatnya, namun merasa tak asing.

"Senang bertemu dengan anda," ucap Sasuke dengan maksud sedikit berbasa-basi meski sebetulnya ia ingin melarikan diri. Pintu elevator bahkan sudah tertutup dan ia terpaksa harus menunggu lagi.

Lelaki itu tersenyum dan kembali menatap wajah Sasuke, "Tentu saja aku mengenalimu, walau kau mungkin tidak. Kau sering dibicarakan di akademi karena bakat dan kemampuan fisikmu."

Sasuke hanya terdiam. Di situasi seperti ini ia tak tahu harus bereaksi bagaimana. Ia sudah sering mendengar pujian semacam ini.

Lagi-lagi lelaki itu menatap Sasuke dari ujung kaki hingga kepala. Lelaki itu berada di lantai ini dan tidak berseragam, maka sudah bisa ditebak di bagian apa lelaki itu berada saat ini. "Wah kau sekarang berada di divisi khusus, ya?"

"Ya," Sasuke mengangguk. Secara resmi, profesinya memang merupakan polisi yang bekerja di divisi khusus yang menangani kriminalitas tingkat berat. Polisi pada umumnya dilarang membawa senjata api sekalipun melakukan konfrontasi dengan pelaku kriminal, tetapi tidak dengan divisi khusus. Hukum yang aneh, namun begitulah adanya.

Fragmentaris (Sasuke.U x Sakura.H Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang