prolog

9 2 0
                                    

Alana Fazelia, mahasiswa tengah-tengah semester 4 itu memasuki ruangan dimana diadakannya seminar umum setiap hari sabtu.

Beberapa orang yang mengenalinya melambaikan tangan dan tersenyum pada gadis itu, yang langsung dibalas senyuman juga lambaian tangannya.

Lana duduk di kursi pinggir dekat jalan bagian belakang, karena tempat sudah hampir penuh. Dia menepuk bahu seseorang yang sedang memainkan game onlinennya.

"Le, ngegame terus dimana-mana."

Anak itu mendongakkan kepalanya, kemudian menyengir pada Lana, "Nunggu mulai kak, dari pada gabut."

Ya, Itu Leonardi atau kerap kali dipanggil Lele, adik tingkat yang dikenalnya lewat komunitas musik kampusnya. Bocah yang jago main alat musik, suaranya bagus, seru banget, asik dan loyal sama temen-temen dan seniornya ini tentu saja dapat dengan mudah dekat dengan siapapun, termasuk Lana.

"Eh, masih kosong gak? Ikut duduk lah," datang lagi satu cowok, masih ngos-ngosan.

"Tuh disana, disini udah gue dudukin bang," kata Lele sambil menunjuk kursi tengah-tengah audience yang masih banyak yang kosong.

Cowok itu, Haikal namanya, mencebik kesal. "Malu gue Le, lu aja yang kesana dah, gue di pinggir gapapa."

"Malu aja lu gedein, biasanya juga malu-maluin." kata Lele bersungut kesal, tapi masih saja menuruti apa yang Haikal ucapkan, Lele malah berdiri dari tempat duduknya.

"Ikut gak kak?" tanya Lele pada Lana.

Gadis itu menggeleng, "Ngga, disini aja biar."

Akhirnya Lele pergi sendiri, Lana menoleh pada Haikal.

"Apalo?" sewotnya pada Lana, membuat gadis itu menutup matanya sekejap.

"Geser sana," kata Haikal lagi.

Lana menggeleng, "Tempat duduk gue disini,"

"Ck, dasar dah cewe gajelas."

Oke, Lana masih bisa mencoba sabar, sudah terlalu biasa.

Akhirnya cowok itu duduk di kursi yang ditempati Leo tadi dengan muka kesalnya, siapa suruh duduk disitu, dia sendiri yang mau padahal.

Lana juga tidak tahu letak kesalahannya dimana, padahal dia secara pribadi tidak mengenal Haikal, hanya sebatas tahu nama, tapi cowok satu ini sangat tidak suka padanya.

Semua ini berawal dari...

Marka Andreas, cowok yang satu tahun lalu sempat menjadi partnernya dalam sebuah projek ujian akhir.

Semuanya telah berubah, juga perasaannya, pikirannya, hatinya. Tapi, semua itu tidak pernah tersampaikan pada akhirnya.

Dunia tiba-tiba membencinya, menghakiminya tanpa tau apa-apa dan Lana sangat malas untuk menjelaskan apapun, karena pada akhirnya hanya akan ada dia yang bersalah dalam cerita itu.

---

Setalah kuliah umum itu selesai, Lana keluar dengan buru-buru, dia mempunyai janji dengan seseorang siang ini.

Tanpa sengaja matanya menemukan manusia yang sedang tertawa di ujung pintu lain, tapi cepat-cepat dia berbelok untuk segera keluar dari sana.

Sedang cowok itu juga mengetahuinya, langsung terdiam dari tawanya dan menampilkan senyum kecutnya.

Sejujurnya dia rindu, tapi dirinya sendiri pun tidak mau mengakuinya.

Marka masih sangat kesal, amat sangat kesal. Pada semua takdir dan perasaannya pada gadis itu.


🌱🌱🌱


Marka Andreas

 Haikal Chandara Winata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haikal Chandara Winata

Leonardi Danuarta

🌻🌻🌻

A new project! lezzzzuuugoooo!!!

Coastline || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang