Poligami ( End )

7.2K 505 136
                                    

Aku memilih untuk pergi, aku kembali ke rumah mertuaku. Aku mencoba untuk melupakan semuanya, hingga aku berkata pada Pak Abdul untuk tidak menceritakan perihal aku yang datang mencari mertuaku dan Mas Angga.

Aku menunggu hampir malam, hingga terdengar deru mesin mobil yang kukenali memasuki halaman parkir mobil.

Dan saat pintu terbuka, aku melihat raut keterkejutan mereka.

" Alena " panggil Mas Angga lirih

" kamu kesini Len, kenapa nggak ngabarin Mama " Mama berjalan dan memelukku barang sebentar.

" iya Mah, aku tadi habis keluar sama Diana dan Seno, kebetulan lewat toko roti kesukaan Mama, jadi aku beli "

" waduh, makasih yah, kamu memang mantu yang paling baik dan pengertian "

Aku tersenyum, " Mas Angga kenapa ?, kok dari tadi tegang gitu, tenang aja aku nggak marah kok kamu pergi sama Mama tanpa bilang sama aku "

" Angga lupa ngabarin kamu yah Len berarti, tadi Angga mampir kesini eh terus Mama pingin menghirup udara segar, dan Angga ajak Mama keliling "

" iya Mah, aku ngerti kok. Makanya sekarang wajah Mama dan Mas Angga tampak sumringah, pasti cari anginnya ditempat yang bagus "

" mmm iya " jawab Mama kikuk, sedangkan Mas Angga sedang menatapku dalam diamnya.

" kamu kesini naik apa ?" Tanya Mas Angga, aku sengaja menitipkan mobil di bengkel untuk di Service.

" mobilku rusak, jadi aku taruh di bengkel dan kesini naik taksi "

" yaudah Mah kalau gitu aku sama Alena pulang dulu " pamit Mas Angga

Didalam mobil aku lebih memilih untuk pura-pura tidur, aku takut jika satu saja suara yang muncul dari mulutku, aku tak bisa mencegah untuk mencaci maki laki-laki yang berstatus suamiku selama 4 tahun ini.

••••••

Aku masih hidup dalam kepura-puraan, menganggap seolah hal yang terjadi adalah mimpi buruk, dan akan hilang ketika aku membuka mata.

Namun kenapa perasaan sakit ini, tak kunjung mereda.

Aku masih menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri, memberi nafkah batin jika suamiku ingin, memasakkannya makanan, dan juga mencoba untuk mengurangi kesibukanku dalam pekerjaan.

Bunyi dentingan sendok beraduk didalam gelas, aku sedang membuat satu minuman manis yaitu sup buah, ketika sebuah tangan merayap memeluk perutku dari belakang.

" wangi " hirupnya pada tengkukku

Aku hanya diam, entah kemana hilangnya getaran memabukkan itu.

Hanya perasaan hampa yang aku rasakan, cumbuan Mas Angga semakin berani.

Bahkan ketika resleting gaunku terbuka hingga gaunku luruh kebawah, dan aku kembali lagi dalam tawanannya.

Alih-alih bercinta, aku menyebutnya jika Mas Angga sedang mensetubuhiku tanpa ampun dari belakang, dan satu tetes airmataku lolos begitu saja.

Dan bahkan ketika kami sama-sama sampai pada puncak kepuasan, aku tak juga merasakan rasa bahagia secuilpun.

" aku mencintaimu Alena " lirihnya yang membuatku muak, aku lantas memperbaiki pakaianku dan meninggalkannya begitu saja setelah menyambat kunci mobilku.

Aku masuk kedalam mobil, dan Mas Angga tak berhenti menggedor kaca di sampingku.

" Alena " teriaknya kencang memanggilku

Aku tak memperdulikannya, pernyataan cintanya bagaikan hinaan menjijikan untukku, aku tak lagi berbunga, yang aku inginkan hanya pergi dan menjauh dari pria itu, pria yang memberiku luka sekaligus kebahagiaan.

Short Story Collections ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang