part01

10 0 0
                                    

'kriiiing kriiing krii-

"eunggh," lenguh seorang gadis yang seraya bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk

Tangannya, dengan malas menggaruk kepala yang terasa gatal tanpa membuka kedua matanya. Ia menguap serta meregangkan otot-otot kakunya, lalu secara perlahan kedua mata itu terbuka seperempat dari batas normalnya hingga dalam hitungan detik mata itu kian terbuka bahkan terlalu over bersamaan dengan mulutnya yang juga ikut terbuka lebar

Bagaimana tidak, jam kini menunjukkan pukul 07.05 yang artinya ia akan telat masuk sekolah. Dengan grasak grusuk ia berdiri dari duduknya dan melenggang pergi ke kamar mandi

Bell sekolah akan berbunyi saat jam 07.30 sedangkan jarak antara rumah dengan sekolahnya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit jika tak terjadi kemacetan

Kini gadis itu sedang bercermin yang menampilkan seluruh anggota badannya seperti kepala-pundak-lutut-kaki-lut aishh lupakan, ia dengan gesit menguncir rambutnya menjadi dua bagian dan setelah dirasa rapih ia mengambil tasnya lalu keluar dari kamar yang bernuansa pink itu

Kakinya melangkah terburu buru menuruni anak tangga dengan menenteng kedua sepatu di tangan kanannya, saat sampai mencapai dasar ia terhenti sejenak menetralkan nafasnya seraya melihat jam yang ia lingkarkan di lengannya menunjukkan pukul 07.18

Gawat!! Dilangkah ketiga ia berlari seseorang meneriakinya yang juga ikut berlari tergopoh-gopoh sembari membawa sepiring roti, membuatnya mau tak mau berhenti

"Non! Setidaknya ganjel perut kalo gak sarapan," ucap wanita berdaster yang usianya bisa di bilang sudah tua namun energinya masih jiwa muda itu kepadanya

"Aishh, makasih bi," balasnya mengambil sepotong roti itu yang ia bawa di lipatan bibirnya karena kedua tangannya ia pakai untuk menjinjing sepatu dan untuk menahan tasnya yang ia sampirkan sebelah, lalu setelahnya kembali berlari kecil

Saat sudah siap dengan sepatunya ia melangkah terburu menuju gerbang namun, saat tangannya menggapai kunci gerbang ia berhenti sejenak mengerutkan keningnya heran dan bingung

"Kan gua bisa minta anter mang Supri ya? Tolol banget," monolognya

"Mang Supri anter ke sekolah!!" teriaknya yang masih berdiri di tempat

Dia Flavia Putri, gadis bermuka polos-imut-lucu-lembut-clowbret yang juga berkulit putih keturunan Indo Inggris.. seorang putri dari Rodriguez si pemilik tambang emas pengusaha terkenal. Mari kita simak kisah awal seorang Flavia di sini

🦋🦋🦋

"Untung Bu Ani gak masuk bloon," gerutu seorang gadis berkepang dua yang menoyor dahi Flavia bertepatan saat bell jam pergantian pelajaran berganti

"Tau tuh, kabiasaan sia sok nyieun hate reuwas wae," sambar si gadis yang rambutnya dibiarkan tergerai dengan logat sundanya

(-kebiasaan kamu suka bikin hati gelisah aja)

"Utututuu," goda Flavia cengengesan yang juga kini sudah tentram hatinya saat mengetahui guru killer itu tak masuk di jam pertama kelas mereka tadi dan kini jam pelajaran ke dua pun sama halnya dengan jam pagi tadi -kosong- (kayak hatimu) jadi, hari ini kelas mereka dapat jam kosong dua pelajaran

"Lagian bagaimana bisa seorang Bu Ani tidak masuk kelas Ci?" lanjut Flavia bertanya kepada Cia atau Cia Cimberly si gadis berkepang dua

"Katanya sih anak pertamanya yang udah married itu lahiran jadi menyambut cucu pertamanya, ya gak An," jawab Cia meminta persetujuan kepada Anna yang lebih tepatnya Sitianna Ruel yang hanya mengangguk mengiyakan

Papilio Puella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang