Abstrak

12 3 2
                                    


Namaku cukik, usiaku 21 tahun aku adalah orang yang sangat suka berkhayal dan berimajinasi, aku juga suka berkumpul dengan orang orang yang sama denganku, banyak orang orang menganggap aku dan teman temanku adalah orang yang berantakan, tak jelas, dan pengaruh yang buruk untuk anak anak muda lain, namun aku tak peduli, semua punya hak dan kebebasan untuk mencapai kebebasannya sendiri, dan inilah caraku mendapat kebahagiaan, biarlah aku dikatakan sakit, biarlah aku dikatakan pendosa, canduku akan imajinasi yang berlebihan setidaknya tidak mengganggu orang lain, dari pada mereka yang candu akan keyakinannya namun saling menerakakan.
Hari ini aku sedang berkumpul bersama teman temanku didepan rumah salah satu sahabatku, namanya Fano, seperti biasa setiap orang yang lewat memandang kami dengan tatapan sinis

"Lihatlah.. mereka memandang kita seolah berbeda"

"Bukankah itu baik daripada kita terlihat sama" sautku

"Bukan begitu, mereka seolah lupa kalau kita sama"

"Mungkin mereka kerasukan" jawabku kembali sambil tertawa kecil.

Namun, diantara orang orang yang memandang kami dengan tatapan memuakan ada salah satu perempuan yang selalu menyapa dengan wajah lembut, meski setelah agak jauh dia kembali memasang wajah dingin, aku belum tau siapa namanya, dia salah satu tetangga Fano, dan setiap aku bertanya kepada Fano siapa namanya dia selalu berkata "Tanyai sendiri apa instagramnya" atau "Jangan jadi pengecut langsung saja minta nomer WA nya" padahal aku sangat sulit berkenalan dengan perempuan, mungkin itu yang membuatku selalu sendiri ga punya gandengan hehe.

Obrolan si Abstrak dan si NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang