I don't know, but sorry

38 10 11
                                    

[Terkadang seseorang harus meminta maaf dengan kesalahan yang tidak dia ketahui. Tapi yang paling menyakitkan, malah diabaikan oleh orang tersebut.]

Seperti biasanya menunggu kedatangan anggota 'labados' sepertinya memang kebiasaan kaum hawa yang berada di SMA cendikia. Ada juga diantara beberapa mereka menunjuk sambil menyebut namanya diantara mereka, walaupun sebenarnya tampa disebutkan, siapa yang tidak mengenal mereka?.

Ailleen, gadis yang telah diabaikan oleh Rezi berhari-hari yang dia sendiri tidak tau apapun masalahnya. Sejak tadi pandangannya tak lepas dari beberapa orang yang sedang duduk dengan tawanya disebut pojok kantin. Tapi, tidak dengan laki-laki yang mempunyai rahang keras dengan tatapan tajam yang bersandar pada dinding sambil memejamkan matanya. Dia adalah Rezi, Alfarezi Saguna Prasatya.


"Ailleen.., lo nggak papa kan?" tanya Fanny khawatir. Sedari tadi tatapan gadis itu tidak lepas sedikitpun dari Rezi, walaupun Ailleen tidak berbicara apapun tapi Fanny sangat tau kalau mereka sedang ada masalah. "Kalo lo ada masalah sama dia. Lo bisa cerita sama kita." lanjutnya.

Ailleen hanya menggeleng sebagai jawaban. Mara yang tidak Mehgertipun mengikuti kemana arah pandang Aillen. Tepi tetap saja dia memang tidak akan mengerti.

"Mereka siapa?" tanya Mara dengan polosnya. Mendengar  pertanyaan konyol yang Mara lontarkan berhasil mengalihkan pandangan Ailleen yang awalnya menatap pria itu beralih padanya.

"Lo pura-pura nggak tau, atau memang nggak tau?" tanya Fanny serius. "Ayuk lah. Mara, gue tau lo belum lama sekolah disini, tapi nggak mungkin aja rasanya kalo lo nggak kenal sama mereka." tunjuk Fanny. Jujur saja ucapan fanny sedikit kencang dan reflek aja dengan cepatnya tangan Aillen menurunkan tangan Fanny yang sedang menunjuk-nunjuk tidak jelas.

"Kemarin emangnya lo kemana?" bukan Fanny yang bertanya tapi Ailleen. "Sakit perut, datang bulan pertama" jawab Mara jujur.

"Coba Deh, lo lihat kesana. Dia 'kasatria Haefend'. Tangguh, mempunyai visi dan misi yang unik. 'my life to dead' dia juga anak tunggal dari perusahaan Efend entertainment. Perusahaan terkenal diberbagai negara, terutama di Rusia. Katanya dia blasteran 'Rusia & Indonesia'

"Kalo itu namanya, biru" tunjuknya. "Biru Sa'ad Faizal. Gue akui dia ganteng, tapi tukang kardus. Julukannya cukup sadis 'buaya jantan' tapi itu sama sekali nggak ngerusak visualnya dia. Dia ketolong karena wajahnya yang ganteng." Jelas Ailleen. Mara hanya mengangguk paham, tatapannya nggak lepas dari Rezi, dia tau pria itu adalah kakaknya Garry Yang menjauhi adiknya itu tampa alasan yang jelas. Tapi, dia percaya kalau Rezi punya alasan kenapa dia berusaha seperti membenci Garry.


Nah, kalo yang menyandar itu namanya. Thoriq Altif.—  mungkanya memang terlihat seram, tapi di antara Semuanya dia yang paling care, dia juga paling bucin di Anggota 'labados'. Lu tau? Hampir semua member labados dari keluarga berada, seperti Thoriq. Papanya memiliki beberapa kapal persiar, dan juga perusahaan keluarganya ada dimana-mana.

"Tapi lu nggak ada jelasin tentang keluarga biru?"

"Gue tau semua tentang 'labados' cuman, kalo yang itu privasi. Dia nggak suka kalau orang lain tau tentang keluarganya."

"Tapi kalau yang itu gue kayak sering liat deh. Len."

"Itu, Taksa Rooney Anggara. Pria yang mereka anggap lider 'Labados', dengan rahangnya yang keras, ditambah personalnya yang paling populer di kalangan hawa. Lo tau. nggak?... Dia anak pemilik sekolah ini, dan juga perusahaan besar. 'Rooney grup' bukan hanya itu, dia juga sepupunya Thoriq."

ALFAREZI [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang