0.0 :PROLOG

18 8 34
                                    

Assalamualaikum semua....
Kenalin aku Iyyah, panggil nya gitu aja.

Jadi ini adalah cerita pertamaku yang aku publish, sebenarnya cerita aku yang satunya dan tinggal dipublish diakun pertama aku tapi kehapus, jadi aku bikin akun yang baru.

Okey! Semoga kalian suka dengan ceritanya, mohon maaf dengan kesamaan karakter atau tempat lainnya dan saya masih pemula.

🐣🐤🐥

Malam minggu adalah malam kemerdekaan bagi para anak sekolahan membuat otak mereka beristirahat untuk sementara dari jangkauan para tugas-tugas disekolah.

Di tepi pantai banyak pasang-pasangan sedang bersama, maupun berpegangan tangan, berjalan dipasir pantai dan yang lain-lain membuat mereka bebas dari tugas-tugas yang membuat mereka pusing.

Dan para jomblo beda lagi, mereka malah rindu dengan sekolah, eh! Salah mereka rindu yang ada disekolah pasti kalian tau itu.

Mari kita beralih kepada meja yang berisikan para remaja laki-laki yang sudah menjadi atensi para pengunjung disana akibat keributan mereka dimeja.

"Anjing! Woi kembaliin sate gue gak?"teriak seorang lelaki yang melihat satenya diambil seseorang membuat matanya langsung melotot.

"Ish! Santai aja kalik Bang! Gue mintanya satu tusuk doang gak sepuluh,"ujar pelaku itu dengan ekspresi tenang tanpa rasa tidak tahu malu.

"Gak! Gak boleh, mau pun satu tusuk, dua biji, satu biji, atau bumbunya sekalipun gue gak mau!"teriak lagi lelaki itu dihadapan wajah sang pelaku.

"Ish! Pelit amat sih jadi orang, kalo masih mau tambahlah tuh masih banyak digerobak,"ucap pelaku itu.

"Eh! Bocah kematian justru gue yang bilang gitu ke lo! Kalo masih mau beli lah jangan ambil punya orang!"

Daniel Airlangga dan Canva Adiwijaya orang menyebutnya Tom nan Jerry disekolahnya, bagaikan Api dan Asap, dimanapun itu mau dibasecamp, disekolah, diwarung dan dimana mereka bersama pasti akan ribut membuat teman-temannya yang lain sudah kebal dengan sikap mereka.

Daniel Airlangga, disapa Dani oleh semua orang disekitarnya dan dikenal dengan sikap pemarahnya itu membuat semua orang was-was dengan dirinya.

Sedangkan Canva Adiwijaya, yang dipanggil Canva dia masih kelas 11 SMA tetapi sikapnya sudah seperti orang dewasa dari mulai merokok, ikut klub malam, tawuran, minum-minuman keras dan lain-lain yang membuat kesehatannya rusak tetapi menganggapnya sangat santai.

"Bisa gak sih? Kalian gak ribut? Malu-maluin gak!"ujar seorang laki-laki dari arah depan Dani membuat atensi mereka berdua teralihkan kepadanya.

"Nah! Denger tuh kata Pak Ustadz!"seorang laki-laki yang membawa nampan yang berisikan sate yang masih utuh dan lalu duduk disamping Canva.

Gilang Dirgantara dan Devano Maheswari namanya, Gilang adalah sosok laki-laki yang bijaksana dia selalu disebut penerus sifat dari Ayahnya yang sudah lama tiada, beda lagi dengan Devano Maheswari yang dipanggil Devan dia adalah laki-laki petakilan dan sangat nakal dia adalah langganan Guru Bk disekolah, tetapi meskipun ia sangat nakal orangnya juga setia.

Dan satu lagi laki-laki yang duduk disebelah Devan yaitu Abbad Atthala yang sedari tadi menoleh-nolehkan kepalanya seperti sedang mencari seseorang tetapi orang itu sedang tidak ada membuat atensi Devan yang berada disampingnya melihatnya.

"Cari siapa Bad?"tanya Devan menatap Abbad dari samping kanannya.

"Cari Playboy,"singkat Abbad sambil melihat kesaentero pantai disana.

Devan membuka mulutnya tidak percaya dengan apa yang ia dengar tadi dan Abbad yang melihat ekspresi Devan yang sangat 'jeleq' menurutnya ia tidak pedulikan ia masih mencari seseorang disana.

"Apakah teman saya sudah belok tuhan?"keluh Devan sambil menatap keatas langit malam yang dipenuhi bintang-bintang bertebaran diatas langit.

Abbad yang mendengar itu pun kesal mendengarnya ia langsung menyiram muka Devan dengan air putih yang sisa sedikit kemuka Devan tidak peduli kalau pun ia nanti marah kepadanya.

"Anjirt!"

Keras Devan sambil mengusap muka nya yang basah, Devan menyesal berteman dengan mereka yang hanya menertawainya dengan puas.

PIP! PIP! PIP!!

Suara klakson motor dari arah parkir membuat atensi mereka berlima menolehkan kepala mereka bersamaan.

Terlihat laki-laki yang sedang turun dari motor ninja merahnya yang baru ia parkir diarea parkiran motir lalu membuka helm full face nya dan mengusap-usap kepalanya seolah memperbaiki rambutnya yang sudah tumbuh memanjang itu.

Aditya Stevano, nama laki-laki itu dia ialah laki-laki yang akan kami cerita kan kisan percintaannya dari sekian banyak gadis yang ia pacari.

Adit berjalan dengan gaya yang sok cool membuat temannya disana berseru melihatnya.

"Woi! Playboy nya tuh dah datang,"

"OIii! Disini woi!"

"Jalan aja gaya!"

"Adit my bestieee..."

"Lebay lu!"

Seru teman-temannya melihat Adit yang sudah hampir sampai dimeja mereka.

Adit duduk disamping Abbad yang sedang menatap nya lalu ia mengangkat kedua alisnya seolah menyapanya.

"Gadis keberapa Dit?"tanya Devan ketika Adit sudah duduk dibangku meja itu.

Adit menoleh menatap kearah Devan lalu menjawab "gue gak cosplay jadi ojek cewek-cewek dulu,"

"Terus? Darimana Dit?"tanya Gilang to the point.

"Abis anterin anak Pak Ustadz,"

"Abis anterin anak Pak Ustadz,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ADITYA STEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang