•°•°•°•°
•°•°•°•°
Di hari Minggu yang indah ini. Banyak burung burung berkicau dan burung burung bertengger di kabel Listrik sehingga membentuk pemandangan yang indah.
Chelsan sedang bersenandung ria sambil sesekali memutar kan badan guna menghayati lagu yang ia nyanyikan.
Chelsan sedang berjalan di atas trotoar, ia jenuh mendekam di masion terus jadi Chelsan memutus kan untuk keluar masion
"Burung kakak tua, hinggap di celana, Chelsan sudah tua suaminya tinggal duaaaa" nyanyi nya, yang diakhiri dengan suara sedikit keras
Saat selesai menyanyi Chelsan melihat ada tukang somay yang mangkal dipinggir jalan. Chelsan pun segera menghampiri grobak tersebut dan memesan somay
"Mang! Somay nya dua, yang satu sumer yang satu puedess"
"Siapp dek, sok ditunggu dulu" ucap mamang somay sambil menunjuk bangku
Chelsan pun segera menuju bangku yang ditunjuk mamang tersebut. Ia melihat di samping meja yang ditunjuk mamang somay tadi sebelah nya ada 3 pemuda disitu
"Widiehh, asupan siang " batin nya
Chelsan pun duduk di meja sebelah pemuda tersebut. Merasa ada yang menarik kursi atensi pemuda tersebut pun mengarah ke Chelsan.
Merasa diperhatikan Chelsan pun menoleh ke arah mereka yang tengah menatap nya juga.
"Tau kok kalo gua cakep, ngga usah sampe ileran gitu juga kali ah" ucap Chelsan saat melihat salah satu dari mereka menetes kan air liur.
Pemuda yang lain nya heran. Biasanya jika salah satu mereka menatap seorang gadis gadis itu akan merona dan langsung lari padahal hanya salah satu
Lah ini mereka bertiga menatap gadis itu bukan kah seharusnya gadis itu sudah pingsan? Namun apa ini? malah narsis
"E-eh" ucap pemuda ileran tersebut sambil tersenyum kikuk
"Duduk sini neng" ucap pemuda yang lain nya sambil menepuk bangku kosong yang disampingnya
Tak ingin membuang rezeki Chelsan pun segera menghampiri dan duduk di bangku yang ditepuk pemuda tadi.
"Kenalan dulu atuhh" ucap pemuda yang ada didepan nya. Yang pasti bukan pemuda ileran yang tadi
"Chelsan, nama lengkap nya nanti aja di kua" ucap Chelsan sambil mengedipkan sebelah matanya, mereka pun terkekeh kecuali pemuda ileran tadi yang masih merona karna malu
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LIFE
Teen FictionJatuh dari pohon, membuat jiwanya terlempar ke dalam novel yang diberi oleh sahabat nya seminggu lalu. Hidup ke dalam tubuh seorang figuran tanpa peran. Merasa sedikit beruntung karena hidup lagi, ia pun bertekat untuk menjalankan kehidupan baru nya...