Dentingan pedang besi yang saling beradi terdengar dari luar istana. Seorang laki-laki tampan dengan tinggi 180 sentimeter, bersikeras keluar untuk membantu sang ayah. Sang ratu yang merupakan ibunya membujuknya untuk tetap bertahan di dalam istana. Sementara sang ayah dan beberapa prajurit bertarung mengalahkan para pemberontak. Sang ratu menatap keluar jendela dengan khawatir dan sedih melihat beberapa pengawal kerajaan telah tumbang, dan sang suami masih berjuang.
Penyerangan ini dilakukan oleh pemberontak yang berhianat kepada kerajaan dan telah di asingkan. Mereka di pimpin oleh Klan Vampire-Wolf yang ingin menguasai kerajaan vampire termasuk kerajaan Vecna.
Ratu tersebut bernama Alesha, ratu dari kerajaan Vecna dan rajanya bernama Axton. Vecna merupakan kerajaan vampire paling berkuasa, dengan luas wilayah kekuasaan paling luas dari seluruh kerajaan vampire lainnya. Raja Axton merupakan vampire murni yang dianggap paling bijaksana dan salah satu terkuat, hanya satu kelemahannya yaitu jika terluka oleh pedang perak. Ratu Alesha merupakan wanita tercantik di wilayah itu, memiliki kulit seputih salju dan berhati lembut. Meskipun awalnya banyak yang menentang pernikahan mereka, karena menganggap Alesha merupakan manusia biasa, tetapi lambat laun rakyat mulain mencintai ratu tersebut.
Anak mereka bernama Pangeran Atley. Sosok yang begitu tampan dengan kulit putih, hidung mancung, dan tatapan mata yang tajam ini, diprediksi akan mengikuti jejak sang ayah sebagai raja yang hebat meski usianya masih dua puluh tahun. Namun, sayang kekurangannya hanya satu dia mewarisi darah ibunya, menyebabkan dia menjadi half vampire atau setengah manusia setengah vampire. Karena keadaan itu dia tidak bisa berumur panjang, dan hanya memiliki umur seperti manusia pada umumnya.
Peperangan terus berlanjut, semakin banyak korban yang gugur baik dari pihak Vecna maupun lawan. Teriakan keras bergema memenuhi arena pertarungan hingga dapat di dengar oleh Ratu Alesha. Dia mengetahui pemilik teriakan kesakitan itu, membuatnya tersentak dan jatuh terduduk di sofa. Pelayan dan pengawal kerajaan yang berada di sekitar Ratu Alesha menatap ratu mereka dengan khawatir, mereka pun mendengar teriakan kesakitan itu, teriakan milik raja mereka, Axton. Raja Axton gugur dalam peperangan setelah ditusuk di dada dengan pedang perak yang dibawa musuh.
Pengawal yang berjaga di depan pintu, masuk menemui Alesha.
"Maaf, Ratu. Hamba menunggu perintah." Saat ini Alesha tidak ada waktu meratapi kematian suami yang dia cintai. Banyak rakyat yang membutuhkan dirinya mengambil tindakan untuk menyelamatkan mereka dan mengakhiri peperangan ini.
"Panggilkan aku Hugo!" Setelah menerima perintah sang pengawal kembali ke tempatnya berjaga memanggil Hugo –penasehat Raja Axton- yang diberi tugas oleh raja menjaga keselamatan kerajaan.
"Maaf, Tuan. Ratu memanggil anda," ucap pengawal itu kepada Hugo. Hugo segera masuk, dan menemui Alesha.
Hugo memberi hormat ke Alesha. "Ada apa, Ratu?"
"Ikut aku ke ruangan rahasia." Perintah Alesha membuat Hugo kaget.
"Maafkan hamba, Ratu. Apa anda sudah yakin?" Alesha mengangguk yakin.
"Selain Hugo dan Gabriella yang lain menuju ruang bawah tanah. Pengawal bawa Pangeran Atley dan keluarga kerajaan yang lain bersama menuju ruang bawah tanah, jangan ada yang keluar sampai ada perintah dari saya atau Hugo. Paham!" Meski keberatan, Atley mengikuti perintah ibunya karena suatu saat mungkin dia akan melakukan hal yang sama. Mereka adalah keluarga kerajaan, tetapi nyawa setiap rakyat berada di tangan mereka. Mereka tidak bisa mengorbankan rakyat untuk keselamatan mereka sendiri.
Setelah kepergian anaknya bersama pengawal dan pelayan yang lain. Alesha menuju ruangan bawah tanah, tetapi berbeda jalur bersama Hugo dan Gabriella. Gabriella merupakan kepala pelayan Alesha, dia sudah melayani Alesha sejak Alesha masuk ke istana ini sebelum menjadi ratu. Dia juga tahu rahasia yang selama ini di sembunyikan keluarga kerajaan mengenai Alesha.
Alesha membuka pintu dengan kunci yang tegantung di kalung yang dia pakai. Ruangan yang hanya dia dan Axton yang bisa masuk. Hugo dan Gabriella menatap khawatir kepada ratu mereka. Di tengah ruangan terdapat satu patung, yang pada lehernya tersemat sebuah kalung dengan permata putih. Alesha berjalan ke patung itu.
"Hugo, jika aku tidak selamat, berikan kalung ini pada Atley. Katakan aku dan ayahnya sangat menyayanginya, tolong jaga dia dan bimbing sampai dia bisa menajdi raja yang bijaksana seprti ayahnya." Hugo mengangguk, Alesha tersenyum lembut menenangkan ke dua orang yang telah menyelamatkannya dulu. Gabriella meneteskan air mata melihat senyum yang mungkin bisa dia lihat terakhir kalinya.
Alesha mengambil kalung itu, lalu melukai tangannya dengan pisau yang dia bawa. Darah Alesha telah menyelimuti permata putih. Alesha menggenggam kalung itu di kedua tangannya lalu mengucapkan mantra. Seketika langit berubah menjadi hitam dan petir menyambar mengenai para pemberontak dan beberapa pengawal kerajaan yang tidak sempat menyelamatkan diri. Arena peperangan di penuhi dengan orang-orang yang meninggal terbakar tersambar petir. Setelah langit kembali menjadi biru, Alesha terjatuh dan langsung di tangkap Hugo. Kalung yang dia pegang terjatuh di lantai menciptakan dentingan di tengah kesunyian akibat duka mereka kehilangan sang raja dan ratu secara bersamaan.
***
Alesha merelakan nyawanya untuk menyelamatkan rakyatnya. Rahasia yang selama ini disembunyikan mengenai masa lalu Alesha bahwa dia merupakan keturunan penyihir putih terakhir yang diselamatkan Axton. Penyihir putih adalah penyihir putih memiliki kekuatan mengatur keseimbangan iklim di bumi. Namun, kemampuan itu harus di tukar dengan nyawa penyihir itu sendiri. Itu kenapa penyihir putih banyak yang meninggal, selain mereka merelakan nyawa mereka untuk keseimbangan dunia. Kekuatan mereka juga diinginkan oleh orang-orang yang berniat jahat, penyihir putih lebih memilih mengakhiri hidup mereka daripada membantu berbuat kejahatan.
Setelah membawa jasad raja dan ratunya ke singgasana terakhir mereka, Hugo menuju ruang bawah tanah tempat Pangeran Atley berada. Dia memberikan perintah membuka pintu yang terkunci kepada pengawal yang berjaga di dalam. Setelah pintu terbuka, Hugo bersama dua pengawal berjalan menuju satu-satunya keturunan raja yang tersisa. Dia berlutut, selain sebagai bentuk hormat dia juga menyesal tidak bisa menjaga raja dan ratunya. Melihat penasehat berlutut, para pengawal dan pelayan pun itu berlutut.
"Pangeran, maaf. Silahkan keluar untuk penghormatan terakhir pada raja dan ratu." Meskipun sempat tersentak Atley berusaha tegar. Dengan tegap dia berjalan diikuti seluruh orang.
Atley melihat ke dua orang tuanya yang terbaring kaku, dengan perasaan sedih. Atley mengingat perkataan ayahnya jika seorang yang akan menjadi raja tidak boleh memperlihatkan kesedihan atau keterpurukannya kepada rakyat. Meskipun saat itu adalah saat terburuknya dia harus tetap tegar.
Di halaman kerajaan di adakan upacara untuk semua yang telah gugur baik dari kerajaan Vecna ataupun dari pemberontak. Meskipun mereka yang salah mau bagaimanapun mereka tetap manusia. Setelah itu upacara kematian raja dan ratu di adakan keesokan harinya. Seluruh rakyat merasakan kehilangan dan bersedih. Namun, tidak ada yang menandingi kesedihan yang dirasakan laki-laki yang meletakkan bunga di kedua jasad orang tuanya dengan penuh ketegaran.
Setelah upacara kematian, Atley duduk termenung di kamarnya. Dia memikirkan kenapa bisa saat keluar melihat keadaan luar istana, beberapa jasad terlihat gosong.
"Pengawal!" Arlet memanggil pengawal yang selalu berjaga di depan pintu kamarnya. Satu pengawal masuk, lalu berlutur.
"Iya, Pangeran."
"Tolong panggilkan Paman Hugo sekarang. Katakan aku memanggilnya." Pengawal itu segera pergi melaksanaka perintah Atley.
Tok Tok Tok
Suara ketokan pintu kamar terdengar dari luar.
"Masuk!" ucap Atley. Hugo masuk lalu berlutut.
"Bangun, Paman. Duduk di sampingku. Aku ingin menanyakan sesuatu." Hugo duduk di tempat yang di tunjuk Atley, "Paman apa yang terjadi ketika aku berada di ruangan bawah tanah, kenapa beberapa orang yang terbunuh seperti habis terbakar, dan kenapa ibuku meninggal?" lanjut Atley setelah Hugo duduk di sofa depannya.
"Maafkan saya, Pangeran. Ijinkan saya bercerita dari awal." Hugo memulia cerita sejak pertama kali dia dan Axton bertemu dengan Alesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Blood
FantasyAtley harus meminum darah peri merah agar bisa hidup abadi dan menjadi raja setelah kematian ayahnya. Atley harus berjanji menjaga seluruh keturunan peri merah hingga dia sendiri musnah. Pertemuannya dengan Adeline, keturunan peri merah terakhir yan...