Akibat dari kejadian semalam, Ranaya di maki habis-habisan oleh Derrick ayah kandung dari kedua saudara kembar tersebut. Derrick mengira jika kejadian semalam Ranaya lah yang membuat penyakit Anaya kambuh, Ranaya berusaha melakukan pembelaan tetapi sama sekali tidak didengar oleh Derrick. Sedangkan Jihera mama kandung mereka, biasanya tidak ingin ikut campur dan tidak melakukan pembelaan kepada siapapun tetapi kali ini ia tidak tinggal diam karena masalah ini menyangkut kepada Anaya anak tersayang nya.
Sakit memang sakit tapi jika dipikir-pikir Ranaya juga salah karena telah membawa Anaya pada tempat yang tidak baik untuk diri nya. Perempuan itu merasa bersalah, kemudian melihat saudara kembarnya yang terkapar lemas di atas brankar rumah sakit dengan tatapan kasihan. Ranaya berusaha untuk mengontrol diri agar tidak membuat ricuh, karena sedari tadi ia dipojokkan oleh masing-masing keluarga papa dan mama nya.
"Lihat dia, seperti tidak ada salah..."
"memang anak sialan"
"Satu nya bidadari satu nya setan" ucap kedua perempuan itu, kemudian tertawa cukup keras.
"Si paling berhati malaikat" Ucap Ranaya sembari berjalan keluar dari ruangan kamar rumah sakit.
Disaat ia berjalan menuju kantin rumah sakit untuk sarapan, handphone Ranaya berbunyi. Dengan segera ia mengambil handphone tersebut dari dalam kantung celana nya kemudian mengangkat telepon yang di duga dari Ragean, kekasih dari Anaya.
"Halo" begitulah awal mereka melakukan perbincangan.
"Cepet, gua gak punya banyak waktu"
"Anaya kemana ?"
"Rumah sakit, dia kambuh" terdengar suara tarikan nafas panjang dari balik telepon, tanpa piker panjang Ranaya kembali melanjutkan jalan nya ke kantin rumah sakit.
"Lo ajak dia ke arena ?"
"Gak ada waktu buat debatin itu, ke rumah sakit kalau pengen ngelihat dia"
"Gua ada..." pria itu memberhentikan perkataan nya sesaat "urusan mendesak, tapi gua usahain buat kesana" sambung nya cepat.
"Awas kalau lo buat kembaran gua makan perasaan doang, gua kebiri lo" telepone diputuskan secara sepihak oleh Ranaya. Kemudian perempuan itu memesan semangkuk bubur ayam dan nasi kuning untuk diberikan kepada keluarga nya.
"Saat nya mengisi perut" perempuan cantik itu dengan semangat menyantap bubur ayam yang ia pesan tadi tanpa mengaduk nya terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian, semangkuk bubur ayam itu sudah ludes tidak tersisa. Rasa kenyang lah yang dirasakan perempuan cantik itu. Ia melihat kearah jam dinding yang berada pada pojok dinding kantin. Pukul 06.15 pagi, ia lupa jika hari ini hari senin yang dimana ia harus berangkat ke sekolah, dengan cepat ia membayar bubur ayam dan nasi kuning nya lalu mengambil plastik berisi nasi kuning untuk keluarga nya.
Ranaya berlari menuju ruangan Anaya, tak lupa mengetuk pintu ruangan itu terlebih dahulu. Beberapa pasang mata memandang nya tidak suka, sungguh ia risih dengan tatapan itu. Agar tidak berlama-lama di dalam ruangan, Ranaya meletakkan plastik berisi nasi kuning di sebelah sofa kemudian berniat untuk berpamitan kepada semua nya tetapi ia urungkan niat nya ketika mendengar perkataan dari mama kandung nya.
"Cepat sana pergi, muak saya lihat kamu di sini" rasa sesak menyelimuti dada nya, tetapi Ranaya tetap tersenyum dan berlenggang pergi dari kamar rumah sakit itu.
tbc
21-05-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebahagiaan dan kehancuran
Teen FictionAnaya tidak menyukai hubungan backstreet, tetapi entah ada angin apa ia bersedia untuk menjalani hubungan backstreet dengan Ragean seorang ketua osis di sekolah mereka. Cerita yang mereka rangkai terasa seperti luka bagi Anaya. Tentu ia bingung baga...