Ariana Indah Sofia

3

"Tapi, Davel masih anggap Nita sebagai pacarnya?"
"Iyah, Dia bahkan cari keberadaan Nita, dan rasa sayangnya ke Nita nggak berubah. Dia masih mencintai dan menyayangi Nita"
Bagai disambar petir, pernyataan itu bikin dada gue sesak
"Maaf kalau gue bikin lo patah hati, atau sakit hati. Gue hanya nggak suka lihat lo ngemis-ngemis perhatian Davel,o terlihat lebih rendah dan nggak punya harga diri"
"Stop. Denger yah, gue nggakpapa. Gue nggak pernah sakit hati maupun patah hati, bahkan goresan sekecil apapun nggak ada!"
"Gue kenal lo udah dari kecil, dan gue udah banyak tahu tentang lo"
"Serah lo"
"Yaudah, nanti pulang bareng gue yah?"
"Oke"

Setelah Eza pergi, gue mencerna kata katanya. Dan semua kata katanya sangat membuat otak gue berfikir keras

"Dia bahkan mencari keberadaan Nita, dan rasa sayangnya ke Nita nggak berubah. Dia masih mencintai dan menyayangi Nita"  Kata-kata itu menyakitkan, dan bisa membuat seseorang berhenti memperjuangkan orang yang ia cinta i. Tapi, tidak dengan gue walaupun sakit, tali gue harus tetap berjuang. 
Karena tadi gue butuh pelampiasan, jadi disinilah gue ditaman sekolah. Gue suka keadaan disini, sepi, dan nyaman. Dan soal pelajaran? Gue bolos, baru pertama kalinya gue bolos cuman karena dia.

Reza pov*
Setelah keluar dari kelas Fia, gue nggak langsung ke kelas karena gue tahu, Fia pasti bakalan cari pelampiasan. 5 menit kemudian Fia lari dari kelasnya ke taman. Gue berdiri di sebelah pohon yang tempatnya nggak terlalu jauh dari tempat Fia duduk. Dari tadi sampai sekarang Fia hanya diam, tapi gue yakin Fia sakit. Gue bodoh, kenapa harus ceritain ini ke Fia argh b*tch. Karena bel pulang udah bunyi gue, langsung ke kelas dan berjalan dikoridor sekolah sambil mancari Fia.
"Jadi bareng pulangkan?"tanya seseorang
Tanpa melihat wajahnya pun, gue udah bisa tebak "iyah"
"Yaudah, ayo pulang"
Dijalan, kita hanya tenggelam dalam pekerjaan masing-masing. Gue dalam dia, menuntut diri gue sendiri.
Dan ditengah perjalanan
"Eh" ....