pelarian

390 48 29
                                    

Hati-hati Typo bertebaran di segala penjuru cerita jadi mohon fokus dan pahami❣️

*_

Sebuah taksi menepi di sebuah jalan di kota qinghe nie  lebih tepatnya di perbatasan kota qinghe dengan kota lanling, seorang pria manis dengan ransel dan jaket biru tua tampak turun dan membayar ongkos taksi. Setelah menerima pembayaran dengan tarif yang sudah di tentukan, taksi pun mulai pergi meninggalkan pemuda itu di tepi jalan.

Nie huaisang  membuka HP nya, menyajikan wallpaper kesukaan nya, foto dirinya dan sang kakak yang merayakan ulang tahun nya tahun lalu, terlihat di gambar itu huaisang tampak di peluk mesra oleh sang kakak yang mengucapkan selamat ulang tahun untuk nya.

"Dage, maafkan a-sang" Ucap nya sebelum kembali memasukan HP nya ke dalam saku jaket nya. Huaisang menatap ke arah jalan yang sepi, itu adalah jalan raya di perbatasan kota qinghe, ada sebuah desa juga penginapan di sini, kenapa huaisang bisa tau? Dia pernah ke sini beberapa pekan yang lalu, dan menginap di salah satu penginapan di atas bukit sana, jadi huaisang kabur ke sini agar tidak bisa di temukan oleh siapapun, terutama nie mingjue, karena sekarang huaisang hanya butuh sendiri untuk menenangkan jiwa nya.

Setelah berjalan hampir 100 meter ke dalam hutan dengan mengikuti jalan setapak yang sepertinya cukup untuk motor saja, huaisang sudah bisa melihat plang nama desa yang dia tuju, desa yalanzou, desa yang terdapat di perbatasan kota qinghe dengan kota lanling, desa ini memiliki keasrian dan keindahan alam yang sangat bagus, bahkan ada pariwisata yang sudah di buka tapi belum banyak orang yang tahu, jarang orang kota datang ke sini ya mungkin karena mengira ini desa seperti pada umumnya pedesaan namun mereka salah, di desa ini terdapat sebuah air terjun yang sangat indah, banyak bunga yang tumbuh di sini, yang pastinya akan memanjakan mata kalian.

Huaisang pernah ke sini beberapa kali sekedar untuk beristirahat dari hiruk pikuk nya kota tanpa sepengetahuan nie mingjue, jadi pelarian nya sekarang pasti tidak akan di ketahui nie mingjue.

  Huaisang sudah memasuki desa, seperti biasa orang-orang di sana sangat ramah dan bersahabat, tak ayal pria manis itu beberapa kali bertegur sapa dengan penduduk yang di lewatinya, tujuan huaisang adalah sebuah villa yang ada di bukit sana, berjalan mungkin sekitar 60 meter Huaisang akan sampai di sebuah pekarangan  rumah sederhana, itu adalah rumah dari si pemilik villa.

  Dan disinilah huaisang berada, di depan sebuah rumah sederhana, dengan hembusan nafas huaisang mengetuk pintu sang pemilik rumah.

Tok... Tok..

Selang beberapa menit, seseorang membuka pintu rumah yang terbuat dari kayu itu.
"Selamat sore"  Sapa huaisang tidak lupa dengan senyuman manisnya.
"Selamat sore, maaf nak ada yang bisa ibu bantu? " Tanya ibu-ibu yang membuka pintu.
"Maaf Bu jika saya mengganggu waktu anda, saya hanya ingin menyewa villa yang ada di atas bukit untuk beberapa minggu" Ucap huaisang dengan sopan.
"Oh mau menyewa villa, tentu boleh silahkan masuk dulu " Jawab ibu itu mempersilahkan sambil memberi ruang agar huaisang bisa masuk ke dalam.
  "Duduk dulu nak, ibu akan siapkan minum dulu ya"
" Tidak usah merepotkan bu, saya hanya ingin menyewa villa ibu saja" Ucap huaisang dengan sopan.
Ibu itu tersenyum, senyuman yang sangat ramah, " Tidak apa-apa, ibu tidak suka mengobrol jika tidak ada minum dan makanan ringan" Ucap Ibu itu setelah itu segera pergi ke arah belakang mungkin dapur.

  Huaisang duduk di sebuah kursi, bukan sofa tapi kursi panjang yang terbuat  dari kayu. Matanya menatap sekeliling dengan seksama, rumah yang sederhana, rapi dan sangat nyaman.
   Tidak lama si ibu datang dengan nampan berisi dua gelas teh  hangat yang masih mengepulkan asap dengan sepiring cemilan desa yang terbuat dari beras ketan hitam.
"Maaf nak ibu hanya punya ini" Ucap si ibu sambil menata minum di meja di depan huaisang.
"Ini saja sudah cukup bu" Ucap huaisang sambil tersenyum manis pada sang pemilik rumah.

A brother's love((mingsang//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang