(L) F • yokudekimashita •

2 0 0
                                    

mataku berkedip tepat empat kali sebelum mendongak ke arah sosok dewasa yang tengah berbincang dengan pria tua bercelemek kusam. mereka sudah mengobrol selama sepuluh menit dan sama sekali tidak terlihat akan berhenti dalam waktu dekat. aku menekuk mulut bosan. kemudian menekan-nekan akuarium mini di hadapan, berharap penghuninya menanggapi panggilanku untuk menemani diriku yang saat ini sangat kesepian.

"hei, yukiyo, jangan begitu."

sentuhan lembut aku rasakan detik berikutnya di tanganku berbarengan dengan delikan sebal yang kulayangkan pada wanita di belakangku.

"tapi, ma, aku bosan!"

"sebentar lagi kita pulang, ya? mama ada perlu sedikit lagi dengan sensei."

aku mendengkus dan menyerukan, "tadi juga katanya sebentar lagi! sebentar lagi itu harus selama apa lagi?!"

sebagai bukti bahwa aku benar-benar kesal, aku menarik tanganku dari genggaman mama dan mengepalkan kedua tanganku di sebelah tubuh. uhh, rasanya sebentar lagi aku akan menangis. mataku terasa perih.

"oh, yukiyo-chan tampak bersemangat, ya. apa yukiyo-chan suka hewan?" pria tua yang tadi berbicara dengan mama gantian menatapku antusias. aku membuang muka, tidak ada niatan untuk menjawab.

"yukiyo, ayo jawab pertanyaan sensei."

tepukan lembut dari belakang punggungku membuatku mau tidak mau membuka mulut. "tidak juga," balasku tidak minat.

"kalau makhluk kecil ini bagaimana? sepertinya dari tadi yukiyo-chan melihatnya tanpa henti." pria itu melanjutkan sembari menunjuk akuarium di depanku.

aku membelalakkan mata menatap pria tua kenalan mama itu mengangkat keluar salah satu hewan berbulu pemakan biji-bijian dari dalam akuarium. kemudian menggelengkan kepala begitu sadar dan kembali membuang muka. "cuma sedikit tertarik. tidak benar-benar mau."

"benar? bagaimana kalau sensei berikan ini kepada yukiyo-chan? katanya yukiyo-chan kemarin mendapatkan nilai bagus di ujian tengah semester?"

tawaran yang diberikan refleks membuatku menoleh. bibirku yang bergetar kutahan. aku tidak boleh dengan mudah mengatakan iya! aku harus membuatnya kesal dan menyesal karena telah membuatku bosan!

"huh, cuma dapat delapan puluh. teman kelas yang lain ada yang mendapatkan sembilan puluh," gerutuku sembari melirik kaki kanan yang sedang kuayun-ayunkan seolah menendang sesuatu.

"bukankah mendapat delapan puluh sudah bagus? itu artinya yukiyo-chan sudah berjuang dengan sangat keras untuk mendapatkan nilai tersebut, bukan?"

aku berkedip berkali-kali, kali ini tidak tahu sudah berapa kali. lalu menatap sensei yang tubuhnya terhalang akuarium. pria tua itu tersenyum hangat. hewan kecil di tangannya juga diam-diam menatapku dari balik cekungan jari tangan si pria tua.

kepalaku lalu kutolehkan pada mama. mama juga memberikan senyum yang sama saat aku menangis sembari menyerahkan kertas ujian minggu lalu.

"tidak apa-apa, nilai buruk bukan berarti yukiyo telah melakukan hal buruk. sebaliknya, bukankah itu artinya yukiyo bisa memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya?

"manusia selalu berbuat kesalahan. yang penting adalah bagaimana cara memperbaiki diri agar kesalahan tersebut tidak terulang lagi ke depannya. kalau berhasil memperbaiki diri, akan menjadi orang yang paling hebat di dunia! sebaliknya, kalau bersikap besar kepala dan tidak mau memperbaiki kesalahan, maka akan jadi orang paling kasihan di dunia ini."

"kenapa begitu?"

"karena itu artinya dia tidak akan bisa menjadi orang dengan kepribadian yang hebat. ingat ya, yukiyo, orang yang sukses dan hebat, belum tentu memiliki kepribadian yang juga sukses dan hebat. karena itu, teruslah berusaha memperbaiki diri agar dapat menjadi putri terhebat mama di dunia, ya?"

aku kembali mengepalkan tangan. kali ini sambil menundukkan kepala.

sensei orang baik. sensei mengatakan hal yang sama dengan mama.

mama adalah orang paling baik di dunia ini bagiku. harusnya tidak apa-apa memaafkan sensei untuk kali ini. aku harus menjadi anak baik untuk mama dan sensei.

"u-um ..., benar. aku sudah belajar dengan sungguh-sungguh sebelum ujian, jadi aku sudah melakukan yang terbaik," cicitku malu-malu.

"jadi, bagaimana dengan teman kecil kita satu ini? apa yukiyo-chan mau merawatnya?" tawar sensei sekali lagi.

aku menatap mama ragu. namun, mama balas menatapku dengan senyuman jenaka.

"m-mau! aku janji akan merawatnya dengan baik!"

"baiklah, ayo kita siapkan peralatan untuk rumah barunya nanti!" mama tiba-tiba berkata sambil menepukkan kedua tangannya.

aku yang terlalu bersemangat akhirnya hanya bisa mengangguk dan mengikuti sensei dan mama.

"jaga dia baik-baik ya, yukiyo-chan."

"pasti, sensei!"

"hohoho, dia seperti papanya saja."

"terima kasih banyak atas segalanya, sensei. kami izin pamit pulang duluan."

"titip salamku pada kou!"

"baik, sensei."

"mama, apa benar aku mirip papa?"

"tentu saja, kalian sangat mirip. sama-sama cahaya dan dunia kebahagiaan kesayangan mama."

"aku juga sayang mama!"

"tidak ada cintanya?"

"aku cinta mama juga!!!"

wajah mama terlihat sangat bahagia. sepertinya mama juga senang mendapatkan hewan peliharaan baru sama sepertiku. saat pulang nanti, aku akan pastikan pamer ke papa dan membuatnya iri setengah mati!

_(May 24th, 2022)

drabbles by HanaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang