RL-01

1.2K 151 15
                                    

"Kita putus!"

"Kita putus!"

"Kita putus!"

"Kita putus!"

.

.

.

"Kita putus." Ucap seorang wanita cantik mengenakan dress chifon baby blue bermotif bunga sakura yang sangat pas dengan wajah cantiknya.

"Lagi.." gumam seorang pria yang duduk diseberang wanita cantik itu dengan kepala sedikit tertunduk lesu.

"Hah? Kau dengar aku, bukan? Kita putus, Yibo. Aku mau kita akhiri semua hubungan kita." Ucap wanita cantik berambut panjang itu yang sedikit menaikkan intonasi suaranya karena geram melihat pria tampan berkulit pucat yang ada dihadapannya itu hanya diam tanpa memberikan respon yang berarti.

Hening.

Sekali lagi hanya keheningan tanpa arti yang semakin memacu amarah wanita tersebut.

"Wang Yibo.. apa kebersamaan kita selama satu tahun ini sama sekali tak ada artinya buatmu?" Tanya wanita itu dengan mata berkaca-kaca.

"Jadi, apa yang kau inginkan?" Balas Wang Yibo datar namun terdengar begitu lelah, yang mana hal tersebut seolah memantik api amarah sang wanita yang sedari tadi sudah berusaha keras meredamnya.

"Heol.. ini sungguh tak dapat dipercaya." Dengus sang wanita sebelum dia meraih gelas berisi jus berry yang baru saja diletakkan oleh seorang pelayan diatas meja mereka, lalu dengan cepat menyiramkan cairan berwarna merah pekat tersebut tepat pada wajah datar Wang Yibo.

Byaaaaaarrrr

Takk

"Seharusnya aku mendengar peringatan temanku dan tak bersikeras mempertahankan pria datar, membosankan, dan pengkhianat sepertimu." Sergah wanita tersebut sebelum pergi meninggalkan kafe setelah membuat semua drama disana, tanpa sedikitpun mempedulikan tatapan orang-orang yang berada di kafe itu.

Sedang Wang Yibo, pria tampan itu hanya diam tak bergeming di tempatnya. Bahkan meski kepala serta setengah tubuhnya lengket dan berwarna merah akibat jus berry tadi, Wang Yibo tetap enggan beranjak dari sana.

"Tuan, kau baik-baik saja?" Suara lembut mengalun indah menyapa gendang telinganya, membuat Wang Yibo sejenak tersadar dari lamunannya dan menatap sang pemilik suara dengan tatapan yang cukup sulit diartikan.

"Tuan, kau baik-baik saja?" Tanya pemilik suara itu lagi sembari menyodorkan selembar sapu tangan ke arah Wang Yibo yang masih termangu menatapnya.

"Tu--"

"Apa kita pernah bertemu?" Sergah Wang Yibo menatap lekat wajah manis yang terasa begitu familiar diingatanya.

Mendapat pertanyaan tiba-tiba seperti itu, membuat pria bertubuh jangkung itu sejenak terdiam sebelum akhirnya dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kau yakin?" Tanya Wang Yibo sekali lagi, seolah masih belum puas dengan respos yang pria jangkung itu berikan.

Alih-alih menjawab pertanyaan Wang Yibo, pria jangkung tersebut memilih diam sembari meletakkan sapu tangan di sisi meja Wang Yibo yang masih cukup bersih, sebelum dia mengangguk kecil dan pergi meninggalkan kafe tanpa menengok lagi ke belakang.

"Aku seperti pernah melihatnya. Tapi dimana?" Gumam Wang Yibo yang terus mencoba untuk mengorek ingatannya kembali, namun nihil. Tak sedikitpun dia mengingatnya hingga membuat Wang Yibo merasa frustasi. Bahkan perasaan sedih yang sempat terlintas akibat hubungan percintaanya kandas pun, seketika hilang dan diganti rasa penasaran yang amat sangat tinggi akan pria jangkung tadi.


RED LIPSTICKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang