RL-08

492 100 4
                                    

Senja di pulau Lamma, Hongkong, China.

Terlihat Wang Yibo tengah berdiri di pinggiran pantai Hung Shing Yeh dan melayangkan pandangannya jauh ke lautan luas nan indah yang menjadi pemandangan menarik disana.

Kedua matanya fokus menatap pemandangan indah itu, namun siapa yang tau jika hati serta pikirannya saat ini sama sekali tak terpukau akan keindahan alam yang ditawarkan pantai tersebut.

Desahan nafas berat sesekali keluar dari bibirnya yang terlihat pucat dan sedikit kering.

"Maafkan aku, ayah. Aku belum bisa membanggakanmu."_lirih hati Wang Yibo, miris.

"Bukankah tempat ini sangat indah?" Celetuk sebuah suara yang tiba-tiba muncul di belakang tubuh Wang Yibo, hingga membuat pria pucat itu tersentak dan kembali ke alam sadarnya setelah sekian lama merenung.

"K-kau.." gumam Wang Yibo yang terkejut begitu menoleh ke belakang dan melihat sosok indah yang membuat hatinya kacau beberapa bulan terakhir ini.

"Haii.. apa aku datang disaat yang tidak tepat?" Tanya Xiao zhan, gugup.

"Eoh?"

"Hehe.. sepertinya iya. Kalau begitu aku akan kembali sa--" sambung Xiao zhan, segan. Hingga membuatnya berniat untuk memutar badannya untuk beranjak dari sana sebelum tangan Wang Yibo mencekal lengannya. Namun tak lama kemudian, pria berkulit pucat itu segera melepaskan lengan Xiao zhan dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

"Tidak.. tidak.. tidak.. tinggallah. A-aku tak bermaksud menyinggungmu. Aku hanya tak menyangka kau ada disini juga."

"Hmm.. baiklah, kalau begitu.." ucap Xiao zhan yang sengaja menggantungkan kalimatnya dan memilih untuk berjalan ke sisi Wang Yibo serta langsung mendaratkan pantatnya diatas pasir putih yang menjadi ciri khas pantai Hung Shing Yeh.

Melihat hal itu, akhirnya membuat Wang Yibo perlahan ikut duduk diatas pasir tepat disisi Xiao Zhan yang hanya diam dan menikmati setiap detail pemandangan indah didepannya.

Wang Yibo menatap wajah cantik Xiao zhan dari samping dan tersenyum sendu karena rasa penyesalan yang tak pernah dia sangka akan menghancurkannya perlahan.

"Apa sebenarnya yang kupikirkan dulu? Bagaimana bisa aku menyakiti malaikat Tuhan yang indah ini dengan begitu kejamnya?"

"Lihatlah mata bulat nan indah itu. Hidung serta bibir yang cantik itu. Tidakkah dia begitu sempurna? Harusnya aku bangga memilikinya. Tapi kenapa aku begitu bodoh saat itu?"

"Kau bodoh, Wang Yibo. Menyia-nyiakan pria ini adalag kesalahan terbesar dalam hidupmu. Kau benar-benar bodoh!"_sesal Wang Yibo dalam hati tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari beautiful creature yang Tuhan ciptakan untuknya itu.

30 menit berlalu.

Baik Xiao zhan maupun Wang Yibo, keduanya masih tetap mempertahankan keheningan dan membiarkan suara burung camar serta deburan ombak mengisi keheningan diantara mereka.

Meski matahari sudah terbenam secara total dan kini hanya tinggal sinar rembulan yang mulai menunjukkan kuasanya di seluruh hamparan luas langit berbintang nan indah tersebut, dua pria itu masih tetap pada posisinya.

"Apa masih belum puas menatapku?" Celetuk Xiao zhan untuk pertama kalinya setelah sedari tadi hanya diam tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari pemandangan indah lautan di pantai Hung Shing Yeh.

"Eoh? Err.. maaf." Balas Wang Yibo, tak enak hati. Dan dengan segera dia berpaling untuk mengalihkan pandangannya kemana pun selain Xiao zhan.

Melihat tingkah gugup pria di sebelahnya itu, tak ayal membuat Xiao zhan tanpa sadar menari kedua sudut bibirnya membentuk curva tipis yang sama sekali tak pernah Wang Yibo sadari.

RED LIPSTICKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang