RL-03

555 100 3
                                    

Brugh

"Hey.. kau sengaja mengerjakan tugas kami asal-asalan ya? Dasar tak tau diri!" Bentak seorang siswa yang terus menendang siswa lain bersama dua temannya.

Sedang siswa yang menjadi korban pembulyan itu hanya bisa meringkuk tak berdaya diatas tanah tanpa bisa berbuat apa-apa.

"HEY!! Apa yang kalian lakukan?" Teriakan dari ujung jalan membuat tiga siswa pembuly tadi sejenak menghentikan kegiatan mereka untuk melihat siapa yang meneriaki mereka.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya pemuda yang berteriak tadi begitu dia berjalan masuk ke gang buntu tersebut.

"Siapa kau berani ikut campur urusanku, hah?" Balas ketua pembully itu sembari berjalan mendekati pemuda tersebut dengan nada angkuh.

"Jika melihat dari seragammu, kau berasal dari sekolah Namsan. Sekolah kumpulan kaum rendahan yang takkan pernah bisa kenyang jika tak menjilat sepatu para konglomerat." Lanjut ketua pembully itu yang langsung disambut tawa oleh dua temannya.

"Wang Yibo. Nama apa itu? Sungguh cocok dengan status sosialmu. Haha.." timpal salah satu gank pembully itu sembari menoyor kepala pemuda berkulit pucat tersebut dengan cukup kasar hingga membuatnya sedikit terhuyung.

Namun tak selang berapa lama, Wang Yibo pun bergerak membalas pemuda yang menoyor kepalanya tadi dengan sangat keras hingga membuat satu anggota pembully itu terhuyung kebelakang dengan darah mengucur deras dari hidungnya.

Melihat salah satu temannya terkapar, membuat dua anggota pembully lainnya bergidik ngeri lalu memutuskan untuk angkat kaki dari sana sesegera mungkin dan meninggalkan korban mereka meringkuk disana tanpa mereka pedulikan.

"Terima kasshhiisshh.." ucap pemuda berambut hitam yang sedari tadi hanya meringkuk dan menyaksikan setiap detail kejadian dihadapannya.

"Kau bisa berdiri? Dimana rumahmu? Aku bisa mengantarmu pulang." Balas Wang Yibo sembari mengulurkan tangannya untuk membantu pemuda malang itu, bangun.

"Tak apa. Sshh.. aku bisa pulang sendiri.. sekali lagi terima kasih."

"Kau yakin?" Tanya Wang Yibo yang sedikit khawatir dengan kondisi pemuda malang itu.

"Hn. A-aku ba-"

"Naiklah ke punggungku. Aku akan mengantarmu." Sergah Wang Yibo yang langsung menarik lengan pemuda malang itu agar naik ke punggungnya.

"Eoh?"

"Ayo naik.. sebentar lagi langit mulai gelap. Jika kau tak segera pulang, keluargamu pasti sangat khawatir." Ucap Wang Yibo sekali lagi sembari sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan agar pemuda malang itu bisa dengan mudah menaiki punggungnya.

.

.

.

"Xiao Zhan.."

"Eoh?"

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ding Yuxi khawatir melihat tingkah aneh sahabatnya yang sedari tadi tak fokus pada apapun.

"Apa kau ingin pulang? Aku akan mengantarmu pulang jika memang kau ingin." Lanjut Ding Yuxi sembari mengusap kepala Xiao zhan, pelan.

"Tidak. Aku baik-baik saja. Mari kita habiskan malam ini dengan bersenang-senang disini." Seru Xiao Zhan yang bergegas mengangkat gelas minumannya agar kedua sahabatnya itu tak perlu mencemaskan keadaannya.

"Ayo.." seru Xiao Zhan lagi sembari mengisyaratkan supaya dua sahabatnya ikut bersulang dengannya.

Sejenak baik Dai Si maupun Ding Yuxi merasa ragu, sebelum akhirnya mereka mau tak mau ikut mengangkat gelas dan bersulang dengan Xiao Zhan.

RED LIPSTICKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang