Pagi pagi sekali mark sudah siap untuk berangkat ke sekolah
"Mau berangkat bersama?" Saat memakai sepatu Jeno menawarkan untuk berangkat bersama
"Untuk apa? Kan beda arah"
"Ingin mengantarmu saja"
"Terserah"
Mark berjalan santai ke halte bis karena memang dia sengaja berangkat lebih pagi agar bisa jalan jalan sebentar dia membaca diartikel bahwa jalan jalan pagi bagus untuk ibu hamil dan sang bayi
Tangan Mark diraih Jeno untuk digandeng, pelakunya hanya senyum senyum sampai matanya ilang
"Jen jangan bertingkah aneh nanti aku dikira gila oleh orang orang" Mark berbisik
"Ya tak masalah semenjak kau bisa melihat ku juga aku semakin tergila-gila olehmu"
"Tidak jelas" jeno hanya terkekeh
Mereka naik dibus yang sama tidak begitu ramai jadi Mark bisa bersandar pada Jeno tanpa ditatap aneh oleh orang
"Jen elus perutku" Jeno menengok, tangannya mengelus perut Mark dengan lembut, Mark selalu menikmati itu nyaman sekali
"Jen apakah nanti jika perutku Mulai membesar aku akan terlihat aneh? Bagaimana jika anak sekolah tau aku hamil? Apakah aku akan dikeluarkan?" Masih pagi Mark sudah overthinking saja
"Bertahanlah sedikit kita berjuang bersama sama setelahnya kita bahagia bersama" Jeno mengusak Surai Mark dan mengecupnya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mark sudah didepan gerbang sekolah namun Jeno masih mengikutinya"Jen akan sampai mana kau mengikuti ku?"
"Sampai kelas mungkin?"
"Tidak usah berlebihan seperti itu sudah sana pergi"
"Ya sudah aku pergi dulu ya" sebelum pergi Jeno berjongkok mengsejajarkan dirinya pada perut Mark yang terlaris seragam itu
"Baby jangan repotkan bunda mu ya biarkan dia sekolah dengan nyaman kamu jangan nakal ya kalau nakal tidak Daddy elus lagi" Mark tersenyum hatinya berbunga-bunga entah kenapa bisa seperti itu mungkin dirinya tak benar benar sendirian ada haechan yang selalu menemani namun jika Jeno berbeda dengan adanya Jeno dirinya tak merasa bahwa dirinya sendirian didunia ini apa lagi saat dia mengatakan aku menyukaimu itu berbeda sangat berbeda dari anak anak yang sering mengungkapkan perasaan ke Mark
"Sudahlah pergi sana" ucap Mark tersenyum senyum
"Baiklah aku pergi semangat ya" Jeno menempuk pelan sangat pelan kepala Mark
"Byeee" Mark lupa jika dia berbicara pada hantu dia melambaikan tangan pada Jeno yang mulai menghilang
"Mark!" Haechan menghampiri Mark yang tersenyum senyum di depan gerbang sekolah apakah dia kerasukan?
"Apa? Bisa tidak sih kau tidak berteriak sehari saja merusak mood ku saja" Mark meninggalkan haechan yang berdiri speechless
"Pms kah dia?" Haechan menggeleng dan berlari menyusul Mark kedalam kelas
Dilain sisi Jeno mendatangi tempat kejadian yang semalam haechan maksud
"Tempat apa ini? Kenapa sangat familiar?" Jeno menatap jalanan yang bisa dibilang sepi itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved By Ghosts [Nomark]
Teen Fictionanak baik baik seperti Mark tiba-tiba dirinya didapati hamil? baca aja anjir kalo suka, kalo engga yaudah skip susah amat homo ya kalo ga suka yaudah gausah baca blog nomark Coty