Magnum Love [01]

33.4K 1.5K 305
                                    

꘎♡━━━━━━━━━━━━━━━♡꘎
BLANK and WHITE
꘎♡━━━━━━━━━━━━━━━♡꘎
⚠️ kata-kata kasar, makian⚠️

Verona, Italia...

Verona, Italia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Src. expedia.co.id

Di sebuah kota yang menginspirasi William Shakespeare dalam karyanya Romeo and Juliet  dan terletak di Italia Utara, seseorang tampak duduk dengan sombongnya menatap nyalang seseorang yang berdiri di depannya. Jika melihat beberapa orang yang menjaga serta mengawasinya, bisa dikatakan semuanya adalah orang-orangnya. Ya, lebih mudah dikatakan seperti pengawalnya. Mengenakan pakaian serba hitam: jas, dasi, belum lagi bertubuh kekar entah berapa kali dalam sehari mereka melakukan workout, kacamata hitam yang membingkai wajah mereka dan masing-masing dari mereka pun dilengkapi dengan earpiece. Jangan tanyakan pula senjata yang mereka bawa.

Lelaki itu menatap datar, nyalang bahkan tajam melebihi pisau atau senjata tajam manapun. Lalu seseorang mendekatinya, salah satu pengawalnya. Dan menunjukkan sesuatu dari layar ponselnya. Setelah menatap layar ponsel sang pengawal, lelaki itu makin tersenyum pongah menatap sosok di depannya lalu menganggukkan kepalanya setelah itu.

"Kau lihat, bahkan jari telunjukku telah mengenakan cincin pelatuk. Aku bisa menarik pelatuk ini kapan saja dan...CETAK! Kau hanya meninggalkan nama saja. Ah, aku dengar keluargamu di Seoul, bahkan mereka tidak akan melihat wajahmu terakhir kalinya!"

"Ma-Maaf, tuan! Maafkan aku!"

"Maaf? Setelah semua yang kau lakukan padaku? Cih! Kau bahkan mengkhianatiku, bajingan! Masih berani kau meminta maaf padaku?" Jeda sejenak, lelaki itu beranjak dari kursinya menghampiri lelaki yang kini menunduk. "Kau tahu berapa senjata yang kau selundupkan tanpa sepengetahuanku? Siapa dan berapa mereka membayarmu? Jawab!"

Lelaki yang diperkirakan adalah pemimpin mereka itu tampak menodongkan senjatanya, jenis  Desert Eagle yang dilengkapi dengan peluru 357 Magnum pada pelipis lelaki itu, membuat sang empunya pun gemetar. Jelas saja, senjata itu sekali sang pemilik menarik pelatuknya, pelurunya tidak hanya menembus targetnya tetapi juga meledakkannya.

"Masih bungkam?! Kau tahu bukan, aku tidak bisa memaafkan seorang pengkhianat. Menurutku mereka sampah! Wajib dimusnahkan!"

Cletak! cletak!

"Akan kuhitung sampai tiga, jika masih bungkam, kau tahu akibatnya? Bahkan jarak kita tak lebih dari satu meter. Kau tahu? Kepalamu itu akan hancur berkeping-keping!" Jeda sejenak. "Satu!"

"Ma-maafkan saya, tuan. Saya tidak bermaksud mengkhianati anda....Saya...Saya..."

"Dua!"

Lelaki itu mengarahkan senjatanya tepat di pelipis orang itu, menarik sedikit pelatuknya. Lelaki itu pun mendengar bagaimana tuas itu ditarik, sangat pelan namun sangat terdengar jelas menyapa pendengarannya.

MAGNUM LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang