Hyora menahan semuanya sembari mengalihkan perhatiannya kepada Hafy di pangkuannya. Dia mencoba mengabaikan debaran jantungnya dan Hendery di sampingnya. Untung seribu untung Hendery tidak lagi mengajaknya berbincang.
--------------------------
"Bang Hendery kemana sih ah! Pan gue masih laper." Dhie melihat ke sekelilingnya. Ada penjual makanan yang masih berjejer di pinggiran taman. Ada satu yang menarik perhatiannya yaitu siomay, sosis bakar, tempura, bakwan, dan roti sosis.
(Iya satu, Kalau di belinya barengan😆😆)
Dhie beranjak dari duduknya, memesan lagi makanan yang tadi dia lihat. Setelah kembali dengan makanan di tangannya. Di tempat dia duduk tadi sudah terdapat seongok daging yang serasa tidak asing di matanya. Dia sedang duduk di kursi tempat Hendery tadi duduk.
"Loh Kak Haechan. Kok di sini?"
"Hai Dhie. Iya nih, lagi main sama adek adek."
Dhie celingak celinguk mencari orang yang kemungkinan di sebut Adek oleh Haechan. Haechan melihatnya paham apa yang di maksud Dhie.
"Tuh di sana lagi makan cilok." Tunjuk Haechan pada dua orang manusia yang sedang asik makan cilok sambil pangku pangkuan di dekat ayunan.
"Lah Bang Hendery ngapain di sana?"
"Udah kali biarin. Biar nggak jadi obat nyamuk kalo di sini."
"Dih."
Dhie membiarkan Haechan duduk di depannya sembari terus berceloteh dan menanyakan pertanyaan yang cukup di jawab oleh deheman dan anggukan. Sesekali Dhie menjawab dengan kernyitan di kepalanya, atau muka kagetnya. Dhie menyimak Haechan sembari memakan makanan yang ia ambil dari abang abang penjual. Belum bayar tentunya soalnya yang bayar kan Hendery wkwkwk
"Lu lucu kalo lagi makan." Haechan tidak bisa lagi menahan rasa gemasnya yang sedari tadi melihat Dhie meresponnya sambil mengunyah makanan. Ekspresi yang Dhie tunjukkan saat merespon pertanyaan pertanyaannya, semuanya terlihat menggemaskan di matanya.
"Kaka mau?" Dhie menyodorkan siomay kepada Haechan, namun Haechan menggeleng. Membiarkan Dhie melahap siomay terakhirnya dan ganti memakan sosis.
"Cantik."
Seketika Dhie yang sedang menggigit sosis bakar jumbo pun menghentikan gerakannya.
Untung aja sosisnya udah ke gigit. Kalo belum takutnya bikin Haechan traveling.Dhie mengunyah pelan pelan dengan sosis di pipinya. Semakin menambah kadar kegemasan di mukanya yang sudah kelewat imut. Anjay😎
"Tuh kaaan! Lucu bangeet gemesh." Ucap Haechan sambil mencubit pipi Dhie yang tidak terisi sosis. Haechan juga membersihkan saus yang menempel di ujung bibir Dhie. Tidak dapat di pungkiri perlakuan Haechan tersebut, berdampak kuat pada jantungnya yang berdegup lebih cepat serta pipinya yang memerah malu.
"Apasih Kak Haechan ih!" Ucap Dhie malu malu.
Demi siapapun tolong Dhie sekarang. Ia malu plus salting tapi dia tidak bisa apa apa sekarang. Doakan saja tingkat saltingnya ngga sampe Dhie kejengkang ke belakang.
Dalam hatinya dia berdoa agar Hendery cepat kembali ke sini.
"Panggil Haechan aja. Nggak usah pake embel embel Kak. Aneh gue dengernya, sekalian biar kesannya akrab." Dhie menjawabnya dengan anggukan.
Dhie lanjut memakan makanannya, sembari mencoba menetralisir detak jantungnya.
"OYY!! BERDUAAN MULU PULANG YUKK." Hendery datang mendekat ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampius ( Lee Haechan)
FanfictionBukan untuk di baca (kalo mau baca sih sok aja) Gaada deskripsinya. kalo penasaran baca aja sendiri. Karya asli no jiplak no copas (awas lu ye kalo nuduh nuduh jiplak) Bocil bacanya sesuai umur aja yakk kalo bandel mah tanggung sendiri dosanya ehehe...