'Kenapa ada manusia sebaik lu ya?'
Setelah mendapat perintah dari sang sahabat, si pria Jung itu kini berjalan menuju bilik kekasihnya, Rose. Namun sayang, hingga saat ini sang pujaan hati tak kunjung sadar.
"Kerabat nyonya Rose?" seorang perawat keluar dari ruang konsultasi sang dokter. Ia mendapati si pria Jung yang kini tengah mengusap dan mencium kening kekasihnya itu.
Jaehyun yang sadar akan panggilan tersebut pun langsung membalikkan pandangannya.
"Ya betul, saya pacarnya." ujar Jaehyun.
"Silahkan masuk ke dalam." titah sang perawat itu, yang hanya dibalas anggukan oleh Jaehyun. Jaehyun pun dengan cepat mengikuti langkah perawat itu ke dalam ruangan sang dokter.
"Pasien mengalami benturan yang cukup kuat di kepala bagian belakang. Benturan ini mengenai sistem saraf pasien, dan kini pasien mengalami kebutaan total." ujar sang dokter.
Jaehyun hanya bisa membelalakkan matanya kala mendengar penjelasan dari sang dokter, tentang penyakit yang diderita oleh Rose.
Lalu, lagi-lagi si pria Jung itu kembali menangis, impiannya untuk menikahi Rose seolah runtuh. Rose tidak akan pernah bisa melihat wajahnya lagi. Di sisinya, sang dokter hanya bisa mengelus pundak Jaehyun dan berusaha untuk menenangkannya.
"A-apa ada yang bisa dilakukan agar pacar saya bisa melihat lagi dok?" tanya Jaehyun di tengah tangisannya.
"Ada, jika ada yang mendonorkan matanya bagi pasien, namun saat ini mencari donor mata sangat susah." ujar sang dokter.
"Saya akan bayar berapapun, dok. Asal pacar saya bisa melihat lagi." ujar Jaehyun.
"Tidak semudah itu, pak."
"Mencari pendonor mata jauh lebih sulit dari yang dibayangkan dan jauh lebih sulit dibanding mencari pendonor darah. Karena tidak ada satupun orang hidup, yang mau mendonorkan matanya."
"Saya akan usahakan semaksimal mungkin, untuk saat ini bapak harus sabar dan menyerahkan semuanya pada Tuhan, karena hanya Dia yang bisa menolong kita" lanjut sang dokter sambil menepuk punggung Jaehyun.
Jaehyun pun bangkit dari duduknya, dan kembali ke bilik dimana Rose, kekasihnya itu terbaring.
"Eungh—" lenguh Rose.
"Jae—? kamu dimana?" tanya Rose sambil berupaya untuk menyentuh Jaehyun tapi yang ia dapatkan hanyalah kekosongan.
Semuanya gelap, penglihatannya nihil.
Jaehyun pun lantas mencium punggung tangan Rose berkali-kali. Mau tidak mau, Jaehyun harus jujur pada kekasihnya itu, memberitahu sebuah fakta yang menyakitkan bahwa Rose kini,
Buta.
"Jae hiks kok disini gelap hiks?" Rose terisak kala menyadari bahwa kemampuannya untuk melihat kini telah sirna.
"Waktu tadi kamu pingan, ada benturan di bagian kepala belakang kamu, dan sekarang, kamu but—"
"BOHONG!" teriak Rose.
"Kamu bohong kan hiks?!" tanya Rose dengan nada bicara yang cukup tinggi, sebuah tanda kekecewaan yang dalam.
Jaehyun pun membawa kepala Rose ke dalam pelukannya, lalu sesekali mengecup puncak kepala wanita itu. Rose kini hanya bisa menangis, meratapi nasibnya yang malang di dalam pelukan sang kekasih.
"K-kamu harus s-sabar ya, sayang." ujar Jaehyun yang sebisa mungkin menahan air mata yang mungkin sebentar lagi akan jatuh.
"Sabar gimana hiks? aku sekarang buta hiks, aku hiks aku cacat." ujar Rose.
"Kamu gak boleh ngomong gitu, sayang. Perasaan aku ke kamu tetep sama dan gak akan pernah berubah hanya karena kamu buta. Aku janji, aku bakal cariin pendonor mata buat kamu" ujar Jaehyun yang hanya dibalas anggukan pelan oleh Rose.
**
'Gimana caranya gue cari pendonor buat Rose?' batin Jaehyun.
Si pria Jung itu kini termenung di sudut ruangan, meratapi nasib malangnya.
Jaehyun pun melanjutkan aksinya untuk memproduksi liquid bening dari sudut matanya. Pertahanannya hancur seketika. Namun, tanpa ia sadari, ada seorang pria mungil yang kini tengah mengelus punggungnya.
"Sabar, Jae."
"Semua pasti ada jalan keluarnya."
Pria mungil itu, Lee Taeyong.
Jaehyun pun mendongak ke atas, mendapati sang sahabat kecil yang tengah mengelus punggungnya dengan tulus. Namun sayangnya, reaksi Jaehyun sangat tidak terduga.
"JALAN KELUAR?! LU GAK AKAN NGERTI! NYARI PENDONOR MATA ITU GAK SEGAMPANG NYARI ANGIN!" ujar Jaehyun yang kini tersulut emosi, sepertinya ia tidak sadar bahwa ia baru saja membentak sahabat kecilnya.
Taeyong pun terdiam.
Setelah membentak Taeyong, Jaehyun berdecak lalu bangkit dari duduknya dengan kasar. Dan ia pun melangkah ke area luar rumah sakit itu, mungkin saja ia akan merokok diluar sana.
Meninggalkan Taeyong, si pria mungil yang masih terduduk di bangku itu, sendirian.
'Jalan keluarnya ada kok, Jae. Hidup aku udah gak lama lagi, dan setelah aku pergi, aku jamin Rose pasti akan ngeliat lagi.'
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philiä - Jaeyong
Fanfiction"hopefully reincarnation will bring us back to the place we belong."