Si gadis cuek menghela nafas untuk yang ke sekian kalinya. Sedari tadi dia sudah memiliki niatan untuk membolos, tapi tubuhnya seolah menolak mungkin pelajaran hari ini cukup penting itulah yang ada dipikiran nya. Tapi nyatanya? Tidak ada guru samasekali!!!
Isi kepala si gadis dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang dia sendiri tidak ingin memikirkannya. Itu hanya akan membuatnya pusing. Dan yang paling menyebalkannya, teman-teman sekelasnya juga malah tidak membantu sedikitpun. Mereka benar-benar tak bisa diam.
"Ra, keluar yok!"
Ara melihat ke arah sumber suara. Keluar? Itu ide yang bagus.
Ara menganggukkan kepalanya, membuat gadis didepannya tersenyum senang.
"Tumben banget ni gak ada guru satupun yang ngajar. Jiwa pembolos gue meronta-ronta" ujar Olla, dibarengi dengan kekehan kecil. Sedangkan Ara hanya mengangguk setuju.
"Hfttt! Kalau tau bakalan kayak gini, gue gak akan sekolah tadi. Mending tidur, ya gak sii?!" Tanya Olla diakhir dan Ara lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya.
LaRa berjalan di lorong sekolah. Melangkahkan kaki, entah menuju ke mana.
"Waitt!"
Olla tiba-tiba memberhentikan langkahnya, membuat Ara mengerutkan keningnya, tak mengerti.
Olla berdiri tepat didepan si gadis. Menyilangkan kedua tangannya di dada. Menatap Ara dari atas sampai bawah dan sebaliknya.
"Kayak ada yang aneh sama Lo!" Ujar si pemilik nama Olla itu. Dia memutarkan tubuh temannya dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Lo beneran bukan Ara. Lo pasti kembarannya kan?? Bilang sama gue, Lo siapa??"
Ara memutarkan bola matanya malas. "Gue gak punya kembaran."
"Yang bener Lo?! Gue gak kenal sama Lo. Ara yang gue kenal tu selalu make hoodie, pake earphone. Lo siapa, anjir!"
Ara berdecak sebal. Hanya karena dia tidak berpakaian seperti biasanya, dia jadi seperti ini? Oh, ayolah! Olla terlalu berlebihan.
Ara memutarkan bola matanya malas. Dia berjalan meninggalkan tempat nya. Sedangkan Olla? Lihatlah gadis ini! Dia malah mendrama seolah sedang ditinggal pergi jauh oleh kekasihnya bak di film-film.
"Maaf, kak. Aku gak bisa!" Tolak si gadis bermata coklat untuk yang ke sekian kalinya. Dia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman si lelaki. Dia kesakitan.
"Kamu gak akan bisa nolak aku, Chika. Sampai kapanpun nggak akan bisa." Bantah si lelaki, terus menggenggam erat tangan si gadis.
Chika, gadis yang tengah digenggam erat oleh seniornya itu terus memberontak. Dia tidak menyangka jika seniornya bisa melakukan hal ini padanya. Alvin yang dia kenal tidak seperti ini. Tidak. Ini bukan Alvin. Kemana Alvin yang lemah lembut dan sopan itu??
"Kak, s-sakit..." Lirih si gadis, dia tidak bisa dikasari seperti ini. Bahkan hanya ditatap tajam oleh sang ibu pun dia akan langsung meneteskan air matanya.
Alvin memperlihatkan seringainya yang siapapun melihatnya akan merasa takut. Dia memutarkan bola matanya malas ketika mendengar isak tangis dari gadis disampingnya.
"Hfttt! Berisik. Tinggal diem, nurut aja bisa gak?!" Bentak si lelaki dan tangis Chika semakin menjadi-jadi, membuat Alvin muak mendengarnya.
"DI--"
Bugh!
Bugh!
Dua pukulan mendarat di pipi dan perut si senior, membuat dirinya tersungkur di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ROMANCE
Roman pour AdolescentsG×G CHIKARA√ Zahra nur khaulah atau biasa dipanggil Ara, gadis berusia 17 tahun ini adalah salah satu gadis paling populer disekolah nya. Gadis ini memiliki kepribadian yang cuek, dingin, tidak banyak bicara, dan tidak suka bersosialisasi. d...