Setelah pernikahan Cakka dan Oik tak banyak yang berubah. Cakka tetap tidur di kamarnya, tentu saja di rumah Oik. Begitu pula sebaliknya. Mereka hanya tidur di kamar yang sama kalau sedang menjaga Lola yang rewel di malam hari.
Tidak ada bulan madu atau apalah semacamnya. Padahal orang tua Cakka sudah merancangkannya. Tapi mereka membatalkannya dengan alasan sedang ujian akhir semester.
Urusan pengalihan hak Lola menjadi anak Cakka dan Oik di urus oleh Mario, pengacara keluarga Oik. Jadi Cakka dan Oik juga disibukan bolak-balik kantor pengacara untuk melengkapi kelengkapan data-datanya.
Sekitar 6 bulan mereka bolak-balik kantor pengacara dan keputusan pengadilan, akhirnya Lola resmi menjadi anak mereka secara hukum yang berlaku di Republik Indonesia.
Cakka menggendong Lola yang sudah berusia 10 bulan, dia sudah mulai lincah bergerak dan mulai bisa mengucapkan Papa dan Mama walaupun masih terbata-bata. Oik di samping Cakka, mereka berjalan keluar dari kantor pengacara tadi mereka baru saja mengambil surat-surat pengalihan hak. Cukup ribet dalam kepengurusannya, dan cukup molor dalam pelaksanaannya karena pada bulan awal harus menunggu Cakka dan Oik selesai ujian. Bulan selanjutnya memang libur, tapi di bulan kemudian Cakka dan Oik harus mengurus pendaftaran ulang semester baru mereka, di tambah lagi bulan selanjutnya Mario, pengacara keluarga Oik baru mempersunting sekertarisnya. Pernikahan ditambah bulan madu mereka membuat Cakka dan Oik menunggu lagi. Tapi akhirnya bisa selesai juga.
Sebelum tiba di parkiran, Cakka menyerahkan Lola di pelukan Oik sebelum membukakan pintu SUV buat Oik dan Lola kemudian dia ikut naik di balik kemudi SUVnya.
“Oik, kita singgah makan dulu yah, aku belum makan dari tadi pagi,” kata Cakka.
Oik mengangguk. SUV itupun melaju menyusuri jalan ibukota sebelum berhenti di sebuah restoran. Cakka segera membuka pintu SUVnya kemudian berjalan ke arah pintu Oik, membukakannya dan mengambil Lola dari gendongan Oik kemudian berjalan memasuki restoran tersebut.
“Kka, biar Lola di pangkuanku saja,” kata Oik.
Cakka mengangguk dan menyerahkan Lola di pangkuannya Oik. Seorang waitress menghampiri mereka dan memberikan menu makanan. Setelah memesan, dia berlalu dari hadapan Cakka dan Oik.
“Popok Lola kayaknya sudah penuh deh, aku ke toilet dulu yah buat mengganti popok Lola,” kata Oik sambil menggendong Lola dan berjalan ke toilet.
Cakka mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan restoran tersebut, orang-orang nampak sibuk melahap makanannya masing-masing. Kemudian matanya terantuk pada seseorang yang baru memasuki restoran. Seorang gadis berambut ikal panjang, tingginya semampai, berjalan menuju mejanya.
“Hai babe, lama tak jumpa,” katanya langsung duduk di kursi tempat duduk Oik tadi.
“Untuk apa kamu di sini?,” tanya Cakka dengan tatapan dingin.
“Calm down babe, ke sini untuk apa? Ya makan-lah, ini kan restoran masa aku datang kemari untuk creambath?,”
“Maksudku kenapa kamu dengan berani menampakan dirimu dan duduk di hadapanku?,”
“Lho? Memangnya kenapa? Aku masih belum tahu apa penyebab kamu memutuskan hubungan kita dulu,” katanya.
“It's so simple...kamu tidak perlu tahu apa penyebabnya, yang penting hubungan kita telah berakhir dan aku sudah menyuruhmu untuk pergi jauh dan jangan pernah kembali lagi di hadapanku,” kata Cakka.
“Tapi...tapi...aku masih cinta sama kamu,” katanya.
“Hahahaha, cinta? Lucu...sudah kamu pergi saja kamu membuang waktuku,” kata Cakka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY PROPOSAL
RomanceHidup dipenuhi dengan proposal? Bagaimana rasanya? Apalagi semua proposal yang menganggu hidup Cakka dan Oik semua berhubungan dengan BAYI!!!!! Oh....