to the forest

2.3K 185 4
                                    

Vote dulu dong, buat nambah semangat author!

Daintree, 14:00

Seperti adik dan kakak yang tengah tersesat. Mereka berdua menapaki tanah hutan tanpa ada jalan setapak yang jelas terlihat. Setelah menyusup dan melewati pagar besi tua yang mengelilingi hutan terlarang, mereka berlari kecil memasuki hutan karena takut ketahuan petugas yang tengah berjaga dipinggir hutan.

Belum jauh memasuki hutan, Mou sudah terengah kehabisan nafas. Sedangkan batita yang mendahuluinya terlihat masih segar bugar tak berkeringat, justru dia terlihat bahagia semenjak memasuki hutan.

"Tu.. tunggu, pelan-pelan.." keluh Mouna.

Bocil itu terdiam, dia menuruti perintah Mou dan mulai berjalan pelan disampingnya. Anehnya mereka saling diam dan tidak saling bertukar informasi. Mou yang menyadari ada yang mengganjal pun berhenti. Bocil itu tak bertanya dan hanya menatap Mou seakan menagih penjelasan.

"Nama kamu siapa?" Sungguh, ini hal yang sering dilupakan Mou dalam bersosialisasi. Dia suka melupakan hal penting dalam memulai percakapan.

"Kayma,"

"Kayma?" Tanya Mou.

"Kayyymaaaa." Bocah itu melantangkan nadanya.

"Kar.. ma?" Mou memastikan lagi.

"PAKE EYL!" Bentak bocah itu lagi.

Mou memalingkan wajahnya ke arah lain, "atau.. Kalma?"

"YAA!!!" Girang Kalma membuat Mou terkaget.

Keduanya saling tatap, sedetik setelahnya mereka tertawa bersamaan. Mou masih merasa mengganjal dengan perjalanan ini. Dia mengerutkan keningnya.

"Laper?" Tanya Mou.

Kalma menggeleng pelan sambil nyengir. Mou mendudukkan tubuhnya dibawah pohon besar, lalu dia mengeluarkan sebungkus roti dan mulai memakannya. Kalma mengerti bahwa Mou sedang kelaparan, namun dia juga ingin cepat pulang. Bocil itu duduk sambil bersungut-sungut.

'Tch, manusia itu lemah,' bathin Kalma.

Mou yang menyadari si bocil tengah kesal. Dia menoel hidung kecil milik Kalma. Lelaki kecil itu tersenyum tiba-tiba saja karena merasa diperhatikan. Dia membuang mukanya hendak menutupi senyuman salah tingkahnya. Tak perlu disembunyikan pun Mou tak akan menyadarinya. Roti isi cokelat menyita perhatian Mou dari Kalma. Untunglah bocah itu masih asik tersenyum.

***

Lima belas menit semenjak selesai mengisi perut, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Namun Kalma masih menunggu-nunggu pertanyaan dari Mouna. Sedangkan gadis itu masih terpaut pada permainan offline digawainya.

"Dek," panggil Mou.

"Apa, kak?" Sahut Kalma tanpa memalingkan wajahnya pada pepohonan.

"Ada bicara sama kakak?" Tanya Mou.

"Aku?" Kalma menggelengkan kepalanya. "Nggak ada." Kemudian keduanya menghentikan langkah.

"Nggak ada ya?" Mou menarik tangan kecil Kalma. "Kalau gitu mulai bicaranya."

Kalma tak dapat menahan senyum lebarnya. Gombal? Barusan itu gombal? Kalma merasakan kedua pipinya mulai panas.

"Oh ya, kita mau kemana?" Tanya Kalma.

"Ha?" Mou membuat mulutnya sendiri terbuka.

"Yumah aku yewat.." lirih Kalma.

Mou tersenyum paksa sembari mengeluarkan nafasnya secara paksa. "Bilang dong."

"Hehe.." Kalma kembali menyengir, entah kenapa harum darah dari Mouna tercium sekilas. Kenapa dia ketakutan?

"KALMA! SINI KAKAK GENDONG." Detak jantung Mou terdengar keras di telinga Kalma. Lelaki kecil itu digendong depan oleh Mou. Membuat pandangannya terarah pada sesuatu yang mengejar mereka dari belakang.

"Cuma cligala itu." gumam Kalma.

"CUMA MATAMU!" Pekik Mou yang terus berlari menghindari kejaran serigala di belakang.

Bersambung...

The Submissive VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang