noisy morning

2.2K 173 3
                                    

VOTE / AUTHOR MAKIN MALAS UPDATE?

Gedubrak! Gadis itu terbangun dari tidurnya sembari melotot ke arah pintu. Suara berisik terus mengganggu tidurnya. Seakan menyuruhnya keluar namun sungkan berbicara langsung. Kedua tangannya mengepal ke udara. Dia merenggangkan tubuhnya sebelum beranjak dari kasur.

Cklek..
Mouna membuka pintu kamarnya pelan. Belum sempat dia mengambil nafas, wajahnya keburu disemprot oleh omelan Marka.

"Budak? Budak apaan kebo gini?!" Bentak Marka di depan wajah Mouna.

'Gini ya rasanya punya emak?' Bathin Mou sembari tersenyum sekilas.

"Mandi kamu! Malah senyam senyum, jijik." Sindir Marka.

Mouna menahan amarahnya, tangannya terkepal kuat. Namun tidak ada satu pukulan pun yang dilayangkan ke arah Marka. Gadis itu hanya berpikir, bagaimana jika dia yang menjadi manusia geprek karena berani melawan vampir nantinya.

"Hush, masih pagi sudah ribut." Marka menoleh ke arah datangnya suara.

"Tapi ayah.. dia-" kalimat Marka dipotong.

"Jaga mulut kamu, Marka." Aura mematikan dari ayahnya keluar, membuat Marka mengalihkan pandangan karena tidak berani memandang ayahnya saat ini.  Marka tahu bahwa dirinya hanya vampir vegetarian yang tidak sebanding dengan kekuatan ayahnya juga adiknya. "Saya tidak pernah ngajarin kamu berkata menyimpang seperti itu." Lanjut Jayndra.

"Ya." Sesingkat itu dia membalas ayahnya kemudian kembali ke kamarnya. Dasar nolep.

"Maafkan Marka, ya nak.. Mou?" Ramah Jayndra.

Mou menggeleng cepat, "bukan masalah, toh benar apa yang dikatakan tuan Marka."

"Jangan formal begitu, kami tidak pernah berniat memperlakukan budak seperti yang kamu bayangkan barusan." Jelas Jayndra. "Ah ya sudah, mari sarapan. Setelahnya kamu bisa mandi." Jayndra mengaitkan tangannya pada pinggang ramping Mouna.

'Tch, aki-aki nyari kesempatan dalam kesempitan.' Bathin Mouna. 'Untung cakep.'

"Eits.. eit.. punya aku." Kalma menarik badan Mou ke dalam dekapannya.

Jayndra tersenyum terpaksa, "ya.. barang kali bisa dibagi.."

"Tuan duda anak dua, tolong sadar diri ya." Satir Kalma.

"Hei, nantangin?" Jayndra menghitamkan bola matanya, serta mengeluarkan aura merah dari pundaknya.

"Why not?" Mata Kalma berubah menjadi ungu terang menyala-nyala, aura kuning menyilaukan terpancar dari tubuhnya.

Mouna geram, lantas dia berdiri di tengah mereka sembari bergumam.

"Ya sudah, kalian silahkan tengkar, saya  mau kabur dulu ke kota." Dia pun melenggang pergi.

"KAKAKKKKK"

"MOUNA TUNGGU!"

Keduanya menghentikan pertengkaran, dua vampir terkuat di wilayah itu menyusul Mou yang berjalan menjauh. 

"MAAF, KAK!"

"MAAF, MOU."

Mereka berbarengan. Mouna tak habis pikir tentang kelakuan ayah dan anaknya ini. Kenapa jadi mereka yang minta maaf? Sepenting itukah budak bagi tuannya? Toh mereka bisa cari budak baru. Dasar keluarga aneh.

"Baiklah, baiklah. Jangan bertengkar lagi. Berisik." Mouna mencebik.

Kedua pria itu menunduk, mereka mengakui kesalahan mereka. Setelahnya mereka bubar, walau Kalma menahan Mouna kembali masuk ke rumah. 

"Kenapa?" Tanya Mou.

"Pengen sarapan.." Kalma memelas. Tubuhnya seketika berubah menjadi batita yang merengek, minta digendong.

"Shit.. sini sayang." Mou menggendong batita itu di depan.

Dengan mudah Kalma menyenderkan wajahnya pada dada Mou.

"Mau calapan, cucu..." Kalma merengek.

"Ya udah, ayo masuk rumah." 

"NDA NDA!" Kalma mulai rewel. "Ini ada ish.." Batita itu menunjuk ke arah dada Mou.

"Tch, binal." Lirih Mou.

Bersambung...

The Submissive VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang