𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 1

1.3K 82 17
                                    

Seorang pemuda dengan kacamata fisionnya sedang membaca sebuah buku di sebuah perpustakaan. Pemuda tersebut tidak sadar bahwa sudah ada seseorang yang menepuk pelan pundaknya.

"Narsis" panggil nya dengan muka datarnya menyadari bahwa dia dipanggil pemuda yang dipanggil narsis pun langsung saja menutup bukunya dan mulai melihat ke arah orang yang memanggilnya.

"Iya kak Fang, ada apa? Oh iya namaku adalah Solar bukan narsis" ujar Solar dengan muka datarnya. Fang pun menjawab.

"Kamu pikir saya peduli? Oh tentu tidak"
jawab Fang sambil menatap remeh Solar. Solar pun memutar bola matanya malas.

"Sudah, ada apa kak? " tanya Solar yang mulai membuka bukunya dan mulai membaca. Fang ingin menjawab tetapi, tersirat keraguan di wajah Fang. Karena tidak kunjung jawab Solar pun melirik sebentar dan berkata.

"Jangan Membuang-buang waktu ku dan juga waktumu, waktu adalah uang" ujar Solar dengan pandangan sinis, karena dipandang sinis tentu saja membuat Fang tidak suka.

"Cih, padahal aku mau mengajakmu ke kantin tetapi, kau malah memandangku sinis. Dasar.. Pantas saja saudara- saudaramu membencimu" ejek Fang dan pergi dari sana tanpa menunggu balasan dari Solar.

Solar pun terdiam seketika ia pun menutup bukunya dan menaruhnya di meja sebelah kanannya. Ia pun menutup matanya dengan lengannya.

"Hah.. " Solar pun menghela nafas berat entah kenapa dia tidak bisa berkata apa-apa karena ucapan teman kakaknya.

"Memang benar.. Aku pentas dibenci" gumam Solar dengan pandangan datar.

Tidak lama Solar pun beranjak dari sana tidak lupa membawa buku yang tadi sempat ia baca. Ia pun keluar dari perpustakaan dan berjalan di lorong yang tidak sepi ataupun ramai. Tiba-tiba segerombolan wanita datang mendekatinya.

"Solar!! Bagaimana kalau kita kencan malam ini? " tanya seorang wanita dengan senyuman menggoda.

"Solar ganteng banget deh~" ujar salah satu wanita dengan pandangan mata yang lumayan menggoda.

"Bagaimana kalau kita pacaran? " tanya seorang wanita lagi sambil memeluk lengan Solar dan mulai menggodanya.

Solar pun menghela nafas jengah karena perbuatan ketiga wanita tersebut karena setiap hari ia akan di ngganggu terus oleh ketiga wanita tersebut.

Solar pun tersenyum sangat terpaksa dan mendorong pelan wanita yang tadi memeluk lengannya.

"Maaf ya.. Aku sibuk mohon agar tidak mengganggu" ujar Solar tersenyum tipis dan membuat ketiga wanita tersebut berteriak histeris.

Ketika wanita tersebut sibuk berteriak salting Solar pun langsung saja pergi dari sana. Dan menuju ke kelas dan untung saja Solar tidak sekelas dengan ketiga wanita tersebut.

Solar pun duduk di sebuah meja kedua yang tidak depan atau belakang dan mulai duduk sambil menghela nafas lega.

"Akhirnya.. Aku bisa bebas dari ketiga wanita lontong sate tersebut" ujar Solar tersenyum lega. Solar pun melirik ke arah ketiga pemuda yang asik bercanda ria tanpa memedulikan dirinya. Solar pun hanya diam dan membuka buku yang tadi ia pinjam.

Tiba-tiba buku tersebut ditarik oleh seseorang Solar terkejut dan melirik siapa yang menarik buku tersebut. Mata Solar yang tadinya melebar menjadi datar seketika karena tau siapa yang mengambilnya.

Dia adalah.. Manusia

"Wah..si kutu buku lagi baca buku nih" ujar seorang pemuda yang melihat sampul buku tersebut dan membolak-balikannya.

"Bisa kembalikan? " tanya Solar sambil menyodorkan tangan kanannya. Pemuda yang tadi mengambil buku Solar pun terdiam dan menyeringai. Dan langsung saja melempar buku tersebut, untungnya buku tersebut tidak terkena muka Solar.

𝙰 𝙲𝚑𝚘𝚒𝚌𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang