𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 6

907 80 21
                                    

Aku membuka mataku terkejut,aku tidak dapat melihat apapun bukan berarti aku buta semuanya tampak buram, jantungku berdetak dengan kencang nafasku naik turun tidak mengikuti irama. Keringat di pelipis menetes. Aku bangun dan memijat dahiku untuk menetralkan pikiran serta pandanganku.

"Apa itu?apa yang terjadi?"Gumamku pelan, aku akhirnya memeluk lututku dan menundukkan kepalaku karena saking terkejut dan pusingnya kepalaku.

Lalu, pundakku langsung di tepuk pelan oleh seseorang, aku melihat nya itu adalah Kak Gempa. Aku berusaha untuk menetralkan jantungku.

"Kau baik-baik saja Solar?kau tampak tidak baik"tanya nya lembut, tatapan khawatir dapat ku lihat. Aku melihat Kak Gempa sebentar dan tersenyum tipis.

"Tau gitu"batinku kesal dengan pertanyaan Kak Gempa hanya saja karena dia orang satu-satunya yang mungkin saja peduli maka aku akan tetap menjawab dengan lembut seperti lelaki yang diidamkan banyak wanita.

"Tidak papa, aku tidak papa"jawab ku berusaha membuat Gempa tenang. Gempa tetap tidak percaya dia tetap berdiri di sampingku dengan tatapan yang bahkan sudah ku dekripsi. "Jangan khawatir" ucapku lagi. Gempa menatapku khawatir dan akhirnya tatapan khawatir itu berubah menjadi tatapan lembut dia tersenyum tipis.

"Baiklah, jika ada apa-apa cerita saja"ucap kak Gempa seperti menyuruhku agar tidak meredam semuanya sendirian. Apa memangnya yang kuredam?ah, Solar hampir saja lupa jika dia memiliki satu rahasia besar yaitu sebuah tulisan yang melayang secara tidak wajar. Apakah dia mempunyai penyakit mental?.

Halo tuan Solar terhormat!
Saya kembali!anda masih hidup rupanya
saya kira sudah ke atas langit.

Aku melihat kata-kata dari tulisan melayang itu membuatku menahan agar tidak meninjunya meskipun sia-sia.

"Ya jelas aku masih hidup!kalo sampai mati ku gentayangi kau!"ucapku kasar padahal di sana masih ada Gempa yang sedang bermain ponsel hanya dapat melihat Solar dengan tatapan bingung.

Haha apa anda tidak kangen saya?

"Nggak la anjir lu hampir bikin aku mati"sarkas ku memutar kedua bola matanya kesal karena nyawanya sedang di pertaruhkan saat itu.

Maafkan saya!saya akan memberi anda hadiah!!

Aku menaikkan salah satu alisnya untuk mengisyaratkan bahwa dirikupenasaran. Tiba-tiba sebuah kotak muncul disana terdapat sebuah ponsel baru hanya saja lebih bagus saja.

"Terimakasih"gumam ku pelan mengamati ponsel baru tersebut tetapi, aku cukup bingung mengapa dia dihadiahi sebuah ponsel baru?apa jangan-jangan.."Ponselku rusak ya?"tanya ku pelan dengan nada yang kuusahakan lembut dan tidak ada nada emosi.

Apa??tentu saja tidak!saya hanya menghadiahi tuan Solar karena anda terlihat menginginkan ponsel baru!

Aku tak percaya dan mendengus dengan kesal. "Pasti ponselku terjatuh di tempat pembakaran dan gosong"tebakku dalam pikiranku.

"Solar?kau tidak papa bukan?"tanya Gempa sekali lagi menatapku khawatir. Aku terlonjak tertegun membulatkan mataku dan langsung menggeleng. "Beneran?kamu tadi ngomong sendiri"ucap Gempa dan baru saja aku ingat bahwa tadi aku berbicara dengan sistem padahal tidak sendirian.

"Tadi aku gapapa, ya gapapa"ucapku sambil berusaha tak menatap manik mata gold milik Kakakku dan sialnya saat itu aku tak dapat menemukan sebuah alasan di benak otakku yang sangat kaya ilmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝙰 𝙲𝚑𝚘𝚒𝚌𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang