Chapter 6.

163 12 4
                                    

Pagi ini Sooyoung bangun lebih awal, dikarenakan ia ada Meeting penting. Disaat ia sedang bersiap-siap Sooyoung terdiam menatap dirinya didepan cermin. Ah, Sooyoung jadi ingat bahwa tidak akan lama lagi ia akan segera bertunangan dengan kulkas berjalan alias Bae Joohyun, tidak habis pikir mengapa kedua orang tua mereka melakukan perjodohan ini, padahal di saat kuliah dulu ia dan Joohyun sangatlah tidak akur sampai Seulgi dan Jennie pusing memisahkan nya.

Flashback On....

Ramai nya kantin tidak bisa dipungkiri, Sooyoung atau yang lebih dikenal dengan panggilan Joy menatap jengah, melihat kerumunan orang-orang di kantin, tetapi ia dan Seulgi harus tetap masuk kedalam kerumunan tersebut, jika tidak perut mereka akan merasakan kelaparan karna setelah ini mereka masih ada kelas hingga sore nanti.

Disaat mereka berhasil memasuki kerumunan tersebut, mereka berdua langsung menuju kedai makanan favorite mereka. Joy pun langsung memesan makanan dan tidak lupa dengan minumannya, sedangkan Seulgi sibuk mencari tempat duduk, setelah menelusuri seluruh area kantin Seulgi menemukan tempat kosong, dan ia langsung memberitahu Joy, "Joy, aku sudah menemukan tempat yang kosong, ada di pojok sebelah sana, aku tempati terlebih dahulu ya sebelum ada yang mengambilnya." ucap Seulgi sambil menepuk pundak Joy, yang diberi info hanya melirik dan mengangguk pelan.

Joy yang sudah membawa nampan berisi makanan dan minuman langsung mencari keberadaan Seulgi, ia melihat Seulgi menaikan tangan nya memberi kode bahwa dirinya ada disebelah sana. Setelah melihat Seulgi, Joy pun langsung menghampiri nya, "Aish kenapa hari ini kantin penuh sekali sih, aku harus mengantri dengan lama , dan berdesak-desakan jadi nya kan." Joy hanya menggerutu tanpa melihat sekitar sembari ia menaruh makanan ia dan Seulgi dimeja, setelah Joy duduk ia baru menyadari bahwa didepannya ada dua orang wanita yang sangat ia kenal, yaa sangat ia kenal Bae Irene dan Jennie Kim. Lalu Joy menoleh ke arah Seulgi sambil mengerutkan alisnya, Seulgi yang merasa di kode langsung memahami maksud Joy, "Tidak ada tempat lain selain disini, sudahlah makan saja tidak perlu protes."

Irene yang melihat Joy menggerutu hanya menatap sinis dan bergumam pelan, "Jika tidak mau penuh jangan makan di kantin, seperti tidak ada makanan lain saja diluar kampus." Jennie yang mendengarkan gumaman Irene langsung menyenggol tangan Irene, memberitahu agar Irene diam tanpa memberi komentar kepada Joy, Joy yang mendengarpun langsung menaruh sendok nya dan menatap Irene dengan tatapan yang tak kalah mematikan, "Suka-suka aku dong, mau makan dimana, memang perduli kau apa? sampai kau berani berkomentar seperti itu Bae Irene?"

Irene pun merasa tertantang ia langsung membalas dengan tatapan yang semakin tajam, "Kau menggerutu seperti kantin ini tidak boleh diisi dengan orang lain, memangnya kantin ini punya nenek moyang mu?!" Jennie dan Seulgi hanya menghela nafas dan membatin "Peperangan dimulai."

"Aku hanya menggerutu, jika kau tidak suka dengan perkataan ku cukup diam dan jangan berkomentar karna itu tidak penting bagiku." ucap Joy.

"Siapa kau menyuruh diriku untuk diam?! Semua orang bebas berpendapat dan berkomentar ya, jika tidak mau di komentari jangan tinggal dengan makhluk lainnya, tinggal saja sendiri." ucap Irene.

"Kau?!!" ucap Joy sambil berdiri namun ditahan oleh Seulgi, "Joy kau tidak malu berdebat terus dengan Irene? Kalian tidak bosan hah?! Berdebat terus setiap ketemu, jika nanti kalian berjodoh, aku akan tertawa paling kencang."

"Tidak akan!!!" ucap Joy dan Irene berbarengan.

"Tuh kalian saja sudah kompak begitu, pasti berjodoh, banyak yang bilang benci jadi cinta, hati-hati saja kalian." ucap Jennie.

"Aku tidak akan mau berjodoh dengan kulkas berjalan seperti dia ini." ucap Joy sembari melanjutkan sesi makan nya.

"Kau pikir, aku mau berjodoh dengan kau wahai tiang berjalan?!" ucap Irene tak mau kalah dengan Joy.

"Aku tau aku tinggi, memang seperti kau, kecil." ucap Joy lagi.

"Diam kau sebelum ku guyur dengan minuman yang ada didepan mu." ucap Irene.

"Nye..nye..nye." ledek Joy sambil memeragakan tangannya bergerak bagai mulut bebek.

Seulgi dan Jennie sudah sangat pusing mendengarkannya sehingga tidak ada niatan untuk memisahkan mereka berdua.

Flashback End...

Lumunan Sooyoung di buyarkan dengan Tiffany yang masuk kedalam kamar nya, "Soo, ko melamun? mikirin apa?"

Sooyoung menggelengkan kepalanya, "Tidak Ma, tidak ada yang Uyoung pikirkan, hanya sedikit mengingat masa-masa kuliah dulu aja."

Tiffany tersenyum sambil mengusap lembut rambut Sooyoung, "Yaudah siap-siap gih, mulai sekarang setiap berangkat pagi dan pulang kamu harus menjemput Joohyun Nak."

Sooyoung memejamkan matanya sebentar, sambil menghela nafasnya pelan, "Jangan sampai ada keributan setiap paginya, yang ada hanya merusak mood ku saja." batin Sooyoung.

"Oke Ma, nanti Uyoung jemput Joohyun ya, Mama tunggu dibawah gih, Uyoung sebentar lagi turun ko." ucap Sooyoung.

Tiffany mengangguk dan langsung keluar dari kamar Sooyoung.

Sooyoung yang mendapatkan arahan dari sang Mama langsung mengambil ponsel nya dan langsung memberi pesan kepada Joohyun,

Bae Joohyun

Bersiaplah, sekitar 15 menit lagi aku akan menjemputmu, untuk berangkat bersama. -Sooyoung

ROMANTIC ENEMY [ PSY & BJH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang