Awal

614 29 2
                                    

Hiks.. Hiksss.. Suara tangis tersendu sendu dari seorang wanita dewasa bernama elsa adam winata sangat terdengar jelas hingga mengundang perhatian seorang gadis kecil berumur 11 tahun bernama vernanda angelica patricius yang menatap nya heran dan bingung.

"Kakak kenapa?" tanya vernanda yang mengahampiri wanita dewasa ini.

"Kakak ga kenapa kenapa" elsa menatap senyum namun tetap saja bersedih dan air matanya terus berjatuhan.

"Kakak ga kenapa kenapa tapi kok nangis ada apa kakak?? Cerita sama aku". Vernanda dengan muka polosnya menatap wajah sedih wanita dewasa dihadapannya dengan lucunya.

"hhe" karena tak kuat melihat wajah so serius anak kecil didepannya ini elsa jadi tersenyum melupakan masalah nya.

"Kakak aneh deh..tadi nangis sekarang malah ketawa" ingin rasanya elsa mencubit anak kecil menggemaskan ini lalu bercerita kesedihannya.

"Kakak tuh.. Sedih , ada orang yang berharga buat idup kaka. Tapi menyakiti kaka," ucap elsa sambil menoleh ke arah gadis kecil disampingnya.

"Jadi itu alasannya kaka menangis?" elsa hanya mengangguk menanggapi pertanyaan nanda.

kali ini elsa menundukkan kepalanya bersedih.

Tiba tiba sebuah tangan menangkap wajah wanita dewasa ini dengan tangan kanannya menatap wajah serius kepadanya.
"Kakak jangan bersedih, sekarang kan ada aku yang gakan nyakitin Kaka Aku siap kok jadi teman kaka yang setia dan gakan pernah nyakitin".

Degg

Anak kecil ini membuat perasaan ku menjadi aneh, perkataan dan senyumnya sangat manis sekali.

"Kakak" panggil anak kecil itu
"Kakak kok bengong" panggilnya lagi namun masih tak ku jawab.

"KAK" teriaknya kali ini bocah kecil itu memegang tangan ku sampai membuat ku tersadar dari lamunan.

"E.eh iyaa ada apa de?" tanya ku yang kaget dipegang tiba tiba olehnya.
"Kakak kenapa bengong"
Kacau
"Heheh itu kurang air" jawab ku sambil mengusap usap hidung ku.
"Yaaa kaka pantas saja aneh hahahaha" gadis kecil ini pun menertawakan ku secara puas alih alih marah aku malah terpesona oleh senyumnya.

Masih kecil udah secantik ini apalagi udah gede- batin ku

Nanda yang ditatap ku pun mulai tersadar dan berhenti tertawa.

"Kaka selain sedih dan bahagia dengan mudah kaka juga suka natap orang tanpa kedip ya" ucap gadis kecil ini diakhiri kekehan.

"Abisnya kamu gemesin" ucap ku mencubit kedua pipi chubby nya.

"Aww jangan cubit cubit ka, aku tau ko aku lucu" aku yang mendengar perkataan gadis kecil ini melongo sembari mengangkat satu alis ku ke atas.

"Kaka makan juga kamu de" akhirnya tawa ku pun lepas gadis kecil ini sangat menggemaskan.

"Makan? Aku kan bukan ayam goreng ii kakaa" lagi, gadis kecil ini membuat ku tertawa dengan perkataannya.

"Hahahah, siapa nama mu dede cantik" ucap ku memegang kedua bahunya.

"Vernanda angelica patricius ka, kalo kaka siapa??" nah vernanda namanya ternyata.

"Kalo kaka namanya elsa adam winata" ucap ku sambil tersenyum.

"Nanda panggil kaka apa??" hmm sepertinya nama ku semuanya bagus haha

"Ka elsa aja nanda cantik" sembrawut merah tiba tiba saja terlihat di wajah gadis kecil bernama vernanda ini.

"Wajah mu kenapa de" tanya ku sedikit menahan tawa.
"Jangan terus memanggil ku cantik ka, aku malu.."

Hahahaha
Akhirnya aku pun melepaskan tawa ku wajah nya semakin memerah setelah mengatakan kalimat terakhirnya.

"Ish sudah lah ka" ucap nya berharap aku mengentikan tawa ku.

"HEum nda, ka elsa baru liat nanda disini kamu anak baru?" tanya ku.

Namun..wajahnya seketika berubah sedih menundukkan kepala.
Aku yang khawatir karena perubahan ekspresi nanda pun bertanya mengapa ia tiba tiba bersedih.

"Nanda.. Nanda kenapa? Ko tiba tiba sedih begini" tanya ku selembut mungkin padanya berharap tidak salah dalam berbicara.

Lama nanda terdiam lalu membuka suaranya serak.

"Mamah papah ku meninggal kecelakaan ka hiks.." dia menangis!

Astaga aku kaget saat mendengarnya menangis dan berbicara seperti itu.

Ku peluk badan kecilnya dan mengusap usap punggung nanda menenangkan nya.

Aku sengaja tak bertanya menunggu perkataan selanjutnya yang akan dibicarakan nanda.
"Terus..aku gapunya siapa siapa lagi dan berakhir disini kak hikss.." nanda pun menenggelamkan wajah nya didada ku sembari menangis hati ku merasa sangat miris mendengar ceritanya.

"Nanda bilang nanda mau jadi temen kaka yang setia iya kan?"

nanda menengadah kan pandangannya padaku dan mengangguk.

"Kalo gitu..jadi adik Kaka ya kita bangun keluarga mu yang baru ya walaupun ka Elsa hanya memiliki ayah ibu ka elsa sudah meninggal" ucap ku membelai rambut nanda.

"Hahh apa kata kakak?"
"Kamu jadi bagian keluarga kaka vernanda ya walau.. Hanya ada ayah sama kaka saja tapi apa kah kamu mau sayang?"

Tes.. Air mata nanda pun kembali menetes membanjiri pipi chubby nya.

"Tentu saja" ucapnya kembali memeluk ku aku pun kembali memeluknya.

----------

Malam harinya di kediaman elsa adam winata.

"Yah aku mau adopsi adik"
"Hah?" tanggap ayah ku
"Adopsi adik" ucap ku malas harus mengulangi perkataan ku lagi.

"Hahaha adik mu kan sudah banyak tuh ada mochi botan sama aqeela" ucap ayah terus tertawa.
"Ishh ayah itu kan kucing bukan manusia".

Ayah pun menghentikan tawanya menatap ku

"Memangnya siapa yang akan kamu adopsi?" nah kan mulai serius.
"Dipanti tadi ada anak perempuan kira kira 11 tahunan lah kayanya baru disitu dia nyamperin aku kita ngobrol ngobrol lama pas disatu titik dia speechless pas aku nanya kenapa dia bisa masuk panti alesannya sangat menyedihkan ayah, kedua orang tuanya meninggal dan dia tak punya siapa siapa lagi, itu mengapa dia bisa masuk panti".

"Hmm kasihan sekali, yah ayah boleh boleh saja kamu adopsi sekalian buat nemenin kamu kasihan 22 taun gada temennya hahahaha" bola mata ku pun melotot mendengarnya.

Ayah ish!
Hahahah ayah terus saja menertawakan ku.

"Kapan akan kamu adopsinya elsa?"
"Secepatnya tentu nya ayah, tapi biar anjas yang mengurus tentang adopsinya aku akhir akhir ini banyak sekali pekerjaan puzzing sekali"

Tukk. Satu pukulan di kepalaku ayah berikan.
"Wajar CEO"

--------------

My Lil SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang