Bab 2

21 2 0
                                    

Hari ini hari senin, hari paling menjengkelkan bagi para penghuni sekolah, terutama para muda-mudi yang doyan dengan rebahan daripada ceramahan pak Wirawan.Pagi ini hampir seluruh siswa-siswi menguap bosan dengan penjelasan mendayu-dayu dari guru berkumis tebal yang sedang mendongeng di depan kelas,suaranya itu bagaikan lonceng tidur membuat siapapun yang memiliki telinga ingin menutup matanya dan berlayar ke dunia kapuk.Namun terkecuali Yu Ji, gadis itu adalah anak yang smart dengan IQ tinggi jadi tentu saja bagaimanapun gurunya ia tak akan peduli yang penting ajarannya merasuk hati heee.

"Yu Ji, coba jawab kuis ini" pak Wirawan menyerahkan selembar kertas yang berisi pertanyaan.

Hening, seluruh penghuni kelas menahan nafas menunggu keberhasilan Yu Ji.

Yu Ji menatap kertas yang diberikan pak Wirawan,ia membacanya dan... "Pak, ini pertanyaannya gak ada yang lebih sulit apa? " pertanyaan Yu Ji berhasil membuat para mata penghuni kelas seperti akan menggelinding dengan mulut terbuka lebar seperti goa.

"Itu sudah paling sulit, memangnya apa jawabannya, apa kamu sudah tau jawabannya?" tanya pak Wirawan dengan senyumannya.

Pertanyaannya seperti ini,'Dalam satu bus tingkat ada 10 penumpang. Saat bus berhenti, sebanyak lima orang turun. Lalu tiga orang naik ke dalam bus. Ada berapa orang di dalam bus?'

"Terlalu mudah" jawab Yu Ji malas.

"Beritahu teman² mu" pak Wirawan masih menampilkan senyum manisnya.Yu Ji adalah murid kesayangan para Dosen karena kecerdasannya, bahkan tanpa memperhatikan pun dia bisa menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan guru padanya, tanpa disuruh ia pun akan dengan sendirinya belajar, jadi you now lah kenapa Yu Ji menjadi terfavorit pak Wirawan untuk dijadikan bahan percobaan, seperti kuis ini contohnya, pak Wirawan ingin mengetes Yu Ji saja dan seperti biasa, memuaskan hasilnya.

"13 orang. Karena lima orang yang turun tersebut hanya pindah ke bawah bus bertingkat, tidak dijelaskan mereka turun dari bus" jawab Yu Ji.

Riuh tepuk tangan memenuhi telinga mungil Yu Ji, pak Wirawan tersenyum bangga.

"Cerdas" puji pak Wirawan, senyumannya kian melebar, "Baiklah kita lanjutkan pelajarannya."

Dua jam, yah dua jam Yu Ji baru bisa keluar dari kelas, ia melihat Li Ying berjalan kearahnya dan tersenyum manis setelah berdiri didepan Yu Ji.

"A Ji, apa yang dilakukan si tua kumis tadi? " tanyanya kurang ajar.Bagaimana jika pak Wirawan mendengar?namun jawaban sahabatnya itu lebih mencengangkan.

"Kurang botaknya A Li, biasalah bikin masalah buat otak kecilku ini" acuhnya.Li Ying tidak tahu sebab mereka beda fakultas,tapi bagaimana Li Ying tau jika tadi yang mengajar pak Wirawan? Hoho tentu saja Li Ying memata-matai kelas sahabatnya itu mulai dari jadwal dan guru yang mengampu setiap kelas.

Li Ying tertawa, "Haiyaaa meresahkan memang si botak"

"Syuttt jangan keras² nanti kita bisa digantung" Yu Ji menaruh jari telunjuknya di depan mulut menyuruh Li Ying berhenti tertawa.

"????? "

Yu Ji cengengesan melihat Li Ying kebingungan, "yuk kantin" dia mengamit tangan Li Ying tanpa peduli ekspresi gadis itu yang masih kebingungan, apa maksudnya gantung? apa mereka akan diberi hadiah gantungan kunci? atau gantungan baju? pikir Li Ying.

Setelah jam pulang berkumandang,Yu Ji segera menelpon kakaknya karena Li Ying sudah minggat bersama kekasihnya membuat Yu Ji mau tak mau harus menganggu kakaknya yang sedang pacaran dengan berkas² kantor kesayangannya itu.
"Kak Za, jemput Ji di kampus" gadis itu menelpon pria muda yang tengah sibuk dengan berkas² yang menumpuk di mejanya.

"Sibuk dek,bareng Li Ying aja dek" jawab diseberang sana.

"Ish, Li Ying udah duluan sama Yuan"

"Kakak suruh supir jemput ya? " tawar Yu Za.

"Iya, jangan lama² , kalau lama Ji pulang sendiri aja" ketusnya.

Terdengar helaan nafas diseberang sana,"Oke dek, maaf ya kakak gak bisa jemput adek" sesalnya

"Hem" Yu Ji mematikan sambungan telephonnya.

Sepuluh menit menunggu tapi supirnya itu belum juga datang, membuat Yu Ji kesal saja.

"Ish menyebalkan,mana sih lama sekali" gerutunya, Yu Ji sudah mencak² sejak tadi karena kesal.

"Hai, menunggu siapa? butuh tumpangan? " tanya suara halus, tapi bukan makhluk halus ya.

Yu Ji menoleh,alisnya menukik heran,dia tidak pesan gojek, batinnya.

Yu Xiao Ji

Yu Xiao Ji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Yu Ji (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang