Berawal dari ibukota pindah kesebuah kota yang cukup populer di Jawa tengah, Alana harus menyiapkan mental untuk berada dikota barunya, Mamanya meninggal satu minggu yang lalu mengharuskan Alana pindah ke Purwokerto tempat Ayahnya tinggal. Menginjak umur enam tahun orangtuanya bercerai dan mereka menjalani hidup masing-masing dan Alana mengikuti Mamanya.
Tampak asing baginya berada di Purwokerto, tempat yang sama sekali tak pernah ia kunjungi seumur hidupnya, bahkan ia membayangkan jika dikota ini hidupnya tak senyaman di ibukota. Tapi ternyata salah, Purwokerto tempat yang bagus dan sangat menyenangkan.
Kini Alana tinggal dirumah Ayahnya dan istri barunya, beruntung mama sambung Alana perempuan yang baik, ia kira hidupnya setelah ditinggalkan mama kandungnya bakal terlantar, namun ia salah.
🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰
Hari pertama ia bersekolah di kota baru. Berharap menjadi awal yang baik bagi gadis cantik yang kini memakai seragam putih abu-abu. Alana yang dulu dekil,hitam dan bahkan merawat dirinya sendiri saja ia tidak mau dan semenjak ia memasuki dunia smp ia sudah mulai belajar merawat dirinya, alasannya sangat simple. Karena ia sudah merasakan jatuh cinta pada masa itu dan ia ingin sekali menarik perhatian orang yang ia sukai.
Waktu menunjukan pukul 06.45
"Sekolahan disini tidak kalah bagus sama tempat gue dulu," gumam Alana seraya mengamati gedung bertingkat yang menjulang tinggi didepannya. Kedatangannya menarik perhatian semua siswa-siswi yang berada di situ.
"Oy, anak baru ya?" Alana terlonjak kaget menerima tepukan dipundaknya dari belakang, langsung Alana berbalik badan, ia tersenyum lalu mengangguk.
"Kok lo ta-"
"Huh, anak Jakarta nih.... Yuk masuk." Tangan Alana ditarik oleh gadis berseragam putih abu-abu sama seperti dirinya hanya saja bed yang menempel pada lengan kiri mereka berbeda, itu karena Alana belum memiliki seragam SMA SMECON sekolah barunya.
"Eummm, nama lo siapa?" Alana memberanikan diri untuk bertanya kepada gadis yang menggandeng tanganya.
"Aku Alana,"
"Hah!" Alana terkejut mendengar jawaban gadis itu.
"Panggil aja Ana,"
"Ternyata nama kita sama, hahahaha."
"Oh ya, kamu Alana juga?"
Alana mengangguk dan tersenyum, "Gue Naulavalana adrea t--- , emmm gue biasa dipanggil Alana."
Mereka sudah tahu nama satu sama lain, meskipun mereka baru ketemu mereka langsung akrab. Dari arah berlawanan ada segerombolan siswa celana abu-abu namun mereka memakai kaos hitam.
"Minggir" Alana dan Ana memoleh kebelakang dan ternyata ada satu siswa yang memakai seragam sangat rapi, tinggi, rambut tebal sedikit pirang, hidung agak mancung, kulit putih. Tidak kalah dengan pria ibukota.
Alana dan Ana masih bergandengan, membuat sang pria tampan itu jengkel. "Apa kalian nggak dengar apa yang barusan saya katakan!" Peringatan yang keluar dari pria tampan itu membuat Alana dan Ana memberi jalan untuk pria itu lewati, pasalnya suara yang pria itu keluarkan sangat dingin dan terkesan horor bagi kedua gadis cantik ini.
Pria tampan horor VS geng Teng-corak. Kini mereka saling menatap dengan tatapan tajam membuat suasana sekitar semakin mencekam.
Itu kan Zen, dia balik lagi?
Kyaaaaa pacar aku balik lagi, makasih tuhan telah mengirimnya kembali.
Astaga apa yang bakal terjadi nih?
Wuih bakal ada perang sekolah episode 18 nih.
Eh gilak mamas Reo sama mamas Albar ganteng pisan.
Masih gantengan si ketua lah.
Wah wah wah tontonan gratis euyy,
Dan masih banyak lagi celetukan para siswa siswi SMA SMECON. Mendengar itu semunya Alana menjadi heran. Ada apa sebenarnya, batinya.
"Mereka dulu teman, namun semenjak awal kelas dua belas pertemanan mereka berganti menjadi permusuhan, yang tadi jalan melewati kita dia ZENNATH ADIRAKSA, ia pindah dua bulan lalu dan sekarang dia balik lagi." Jelas Ana, "Dan gerombolan siswa yang pake kaos hitam itu geng Teng-corak, mereka sangat berpengaruh disekolah ini, ingat jangan sesekali kamu membuat masalah denganya kalau kamu tidak mau terjerat kasus dengan mereka." Sambung Ana dan diangguki oleh Alana.
"An, apa disini ada perundungan?" Tanya Alana dengan hati-hati.
Ana menghela nafasnya dengan kasar," kamu tahu sendiri ini sekolah elit disini, ya jelas ada, mereka menutupi kekacauan itu dengan memutar balikkan fakta, udahlah yuk mau masuk nih aku anterin kamu ke ruang kepsek sekarang."
Alana dan Ana kini tepat didepan geng Teng-corak, dengan berani Ana menerobos gerombolan siswa itu.
"Kalian berdua!" Merasa terpanggil Alana dan Ana menoleh kearah geng Teng-corak. Tetapi Ana tidak memperdulikan itu semua ia melanjutkan perjalanan menuju ruang kepsek.
"Gila tuh cewek udah berani sama kita." Celetuk salah satu dari geng Teng-corak.
"Heh, mereka salah pilih lawan." Ucap Aqsa sang ketua geng.
"Jangan ganggu mereka!"
🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰🩰
Waktunya para siswa istirahat, dikantin tempat para siswa mengisi perutnya dengan berbagai makanan. Cukup luas dan stand makanan dan juga minuman yang beraneka ragam.
"Nggak kalah sama di Jakarta kan?"
Alana tersenyum dan mengheleng, kini Alana bersama dengan Ana dan juga Trias. Sebuah kebetulan atau keberuntungan Alana hari ini, hari pertama masuk sudah mendapatkan teman sefrekuensi denganya dan mereka juga berada satu kelas yang sama.
Mereka bertiga menuju stand minuman. Masih mengantri mereka saling melemparkan candaan hingga membuat ketiga siswi berambut panjang didepanya merasa terganggu dengan ocehan Alana,Ana dan Trias.
Gina sang ratu buly menatap Alana tidak suka, apalagi bersama dengan kedua siswi yang paling menonjol di SMA SMECON. Gina sangat geram ketika ia melihat Alana jauh lebih cantik darinya. Ia sengaja menumpahkan jus mangga dengan alibi tersenggol oleh Alana.
Byurr ... Prankkk...
Kini seisi perhatian seisi kantin tertuju pada keenam gadis yang berada di stand minuman, terutama inti geng Teng-corak yang sangat jelas melihat kejadian itu karena mereka punya tempat duduk yang khusus tempatnya berada di lantai dua.
"Heh, maksud kamu apa hah!" Bentak Trias pada gadis yang menumpahkan jus mangga dibaju Alana. Gadis itu adalah ratu buly di SMECON, tidak ada yang berani kepadanya kecuali geng Teng-corak, karena jika berurusan dengan ratu buly dan geng Teng-corak hidupnya semasa sekolah tidak akan tentram.
Alana memandang bajunya yang kini basah dan kotor dari tumpahan jus itu hanya bisa memendam amarahnya. Alana bisa saja membalasnya namun notabenya disini adalah murid baru dan itu tidak mungkin ia bertindak diluar batas.
"Ishh dia yang gue siram aja biasa aja kok lo yang nyolot sih!" Jawab Gina, tanganya sibuk dengan memilin ujung rambutnya yang berwarna.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Part selanjutnya
Ringkasan√
Gina sengaja memotong rambut Alana. Alana sudah tak tahan lagi, ia berbalik badn dan langsung mengambil alih gunting yang ada ditangan GINA, Alana membalas perbuatan sang ratu buly. Aksinya yang mencengangkan menarik perhatian geng Teng-corak.
KAMU SEDANG MEMBACA
semua tentang kita
Short Story"Lo pikir cuma lo yang hancur! Hah! Kita semua juga hancur Aqsa! Karena ini SEMUA TENTANG KITA!" "Dan sekarang gue rasa, gue ada di pihak Nona Alana," ucapan Reo membuat ketiga temanya terkejut. "Gue juga ikut Alana, Zen dan Reo." Kemarahan Aqsa m...