Hallo pembaca sekalian! Saya adalah penulis pemula dan baru saja ada waktu free, sehingga saya akan mencoba untuk menuliskan sebuah cerita untuk kalian semua. Ini adalah cerita dari pengalaman nyata saya dan teman-teman kami ketika mendaki Gunung Merbabu via Selo pada tahun 2021 kalo tidak salah (hehe maafkan keteledoran saya). Karakter-karakter yang saya hadirkan di sini adalah karakter dengan nama teman-teman saya, yang sengaja saya samarkan. Jadi akan saya mulai saja yahh ceritanya, tidak usah berbasa-basi lagi langsung cus.......
Pada pagi buta di hari itu (lupa hari apa) kami memulai perjalanan menuju basecamp Merbabu Selo, perjalanan di tempuh selama sekitar 1 jam 30 menit dari tempat kami berada. Singkatnya kami semua pun sampai di Basecamp Merbabu Selo.
Di atas adalah foto pos registrasi Gunung Merbabu via Selo
Sesampainya di Basecamp; Aku (Vincent), Evan, Gon dan Edi memesan makanan dari ibu pemilik basecamp. Setelah makanan sampai kepada meja yang ada di tengah rumah (Basecamp) itu kami semua pun menyantap bersama-sama kecuali Lia dan Zan, karena mereka tidak merasa lapar pada pagi itu.
Setelah menyantap makanan yang kami pesan, tiba-tiba ada kejanggalan pada pesanan makanan kami. Awalnya kami makan hanya ber-empat saja; tetapi piring dan hidangan makanan yang datang berjumlah 5. Akhirnya, aku berkeinginan untuk membawa makanan tersebut ke atas (dibungkus; akan tetapi aku dihentikan oleh Evan. Ia menjelaskan bahwa ketika aku ingin membawa makanan tersebut dengan keadaan sayur yang sudah dicampurkan oleh nasi panas, maka akan cepat busuk dan berlendir nantinya. Karena itu aku mengurungkan niat untuk membawa nasi tersebut dan memutuskan untuk meminum saja airnya.
Pada saat itu jelas-jelas bahwa makanan yang tersisa (piring terakhir) makanannya masih tersisa dengan penuh tanpa di sentuh; tetapi anehnya ketika ibu itu mengangkat piring tersebut ia tidak berkata apa-apa. Ketika kami berniat membayar piring terakhir pun ibu tersebut tidak menanyakan persoalan piring terakhir tersebut; padahal ia sehabis mengangkat piring terakhir yang masih berisi makanan utuh tersebut. Ibu hanya berdiam tanpa berbicara dengan pandangan lurus tanpa ekspresi biasa ketika kami meninggalkan Basecamp.
Setelah meninggalkan Basecamp, kami semua menuju ke pos registrasi yang berjarak hanya beberapa meter saja dari basecamp. Di perjalanan Gon berucap...
"Sepertinya kita kekurangan orang ketujuh"
Padahal jumlah keseluruhan team kami ialah 6 orang, dengan 1 perempuan dan 5 laki-laki jika dihitung per kepala. Semuanya melihat Gon dengan santai dan tertawa kecil tanpa ada kecurigaan dengan apa yang akan terjadi nantinya; setelahnya perkataan Gon dibalas Lia.....
"Jangan gitu bang, nanti seperti kejadian kami dulu di Gunung Prau"
Gon bertanya dengan wajah bingung
"Memang kenapa kalian di Gunung Prau?"
"Ah.. panjang ceritanya bang kalo diceritain hehe.. nanti aja aku ceritakan"
Setelah kami selesai melakukan Registrasi pendakian pada jam 12 siang, kami ber 6 memulai pendakian panjang Gunung Merbabu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merbabu : Satu Malam yang Merubah Segalanya
TerrorMemulai cerita pendakian dengan awalan janggal ialah bukan kiraan kami kedepannya. Aku sebagai (Vincent) memperkirakan hal ini adalah hal yang biasa diakrenakan pendakianku yang telah melalangbuana ke berbagai tempat. Akan tetapi pada kali ini adala...