Setelah selesai mengerjakan thesisnya, Adelyn merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Cuaca di luar sedang hujan membuatnya ingin cepat-cepat menutup matanya, namun jemari lentiknya masih terus saja berseluncur manja di media sosialnya. Pasalnya saat ini sedang banyak sekali makanan yang dia lihat, bahkan jemarinya pun tak lupa untuk sekedar mampir ke halaman fashion design yang juga naik daun saat ini. Perutnya padahal memintanya untuk segera diisi, namun matanya tidak bisa diajak kompromi lagi, dan tertidurlah dia dengan nyenyak.
Namun siapa sangka, ternyata Tuhan berkehendak lain, jiwanya yang biasanya berkelana di alam mimpi, kini sedang berkelana ke tempat lain dan terjebak di raga seorang gadis cantik tapi sudah tidak bisa dideskripsikan lagi kondisinya saat ini seperti apa. Luka memar dimana-mana, bajunya pun robek tak berbentuk lagi.
"Apa lagi ini Tuhan?" Gumamnya pelan sembari melihat ke sekitar. Ternyata dia sedang berada di belakang gedung sekolah pikirnya.
"Perasaan lagi tidur manis, sambil scrolling tiktok, liatin orang mukbang, kok bisa-bisanya berakhir di sini." Adelyn berusaha bangkit dan merapihkan dirinya sendiri, tapi naas, luka di tubuhnya terasa begitu menyakitkan membuat dirinya sulit untuk menggerakan tubunya sendiri. "Astaga, memang benar kata mama, jangan lupa berdoa sebelum tidur."
Posisinya saat ini sangat tidak menguntungkan, karena di sekitarnya itu sudah terlihat sepi, tidak nampak satupun orang-orang yang berlalu-lalang di sana. Mungkin sudah jam pulang sekolah. Tapi Adelyn tidak hilang akal, dan dia pun tetap berusaha untuk bangkit dan melangkah secara perlahan, meski harus merasakan perih. Sembari berjalan entah ke mana, yang penting sekarang dia harus keluar dari tempat itu dulu. Hingga dia tiba di gerbang sekolah sepertinya. Dan dia berusaha mencari satpam/penjaga sekolah, yang beruntungnya bapak satpam masih berjaga di pos jaganya.
"Pak..." belum sempat Adelyn menyelesaikan kalimatnya, dia jatuh pingsan di depan pos satpam.
Pak Satpam yang melihatnya pun langsung panik, dan meminta bantuan sekitar untuk mengantarkan tubuh Emily ke rumah sakit.
"Astaga neng, kok bisa sih pulang-pulang seperti ini. Ini Ibu pasti marah ini." Pak Satpam tahu betul siapa Emily, dan langsung menghubungi orang rumahnya setelah menghubungi rumah sakit.
===============================================
Hallo semua
Kembali lagi dengan aku, ya kali ini aku membuat karya lagi setelah sekian lama tidak menulis. Dan sekarang aku berusaha untuk keluar dari zona nyamanku juga menantang diri untuk berani mencoba hal baru. Semoga kalian bisa menikmati alur ceritanya ya, ini fiksi lho, hati-hati jangan dibawa serius ya. Jangan lupa tinggalkan komentarnya ya.
Bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Emy
Teen FictionPerpindahan ini sangat janggal untukku, apakah ini benar-benar terjadi, tapi kenapa? Kenapa aku berpindah ke tubuh perempuan ini? Aku kan tadi sedang tertidur di kamar. Ah, mungkin aku bisa kembali lagi ke tubuh asalku. Sekarang yg paling terpenting...