©Haruwoo_o present
Heroin : Choice
(Another version of Criminal Prince).
.
.Bxb story.
Hanya fiksi penggemar belaka, jangan sangkut pautkan dengan kehidupan dunia nyata tokoh yang ada di dalam cerita.
- be a kind reader
- leave your supporthappy reading.
Pagi itu, harinya berjalan seperti biasa. Tidak ada yang special sama sekali. Dengan tas punggung yang dijinjingnya, pemuda dengan paras manisnya itu melangkah memasuki area sekolahnya. Mengabaikan seruan dua orang yang terus memanggil namanya.
“Dasar bocah tidak tau sopan santun!” adalah seruan terakhir yang bisa di dengarnya.
Helaan napas panjang dihembuskan bersama dengan tas punggungnya yang ia letakkan pada pengait yang ada di sisi mejanya. Dengan malas tangannya meraih beberapa sampah yang sengaja di letakkan di atas mejanya.
Sudah terlampau biasa, maka yang bisa dilakukannya hanya membuang sampah-sampah itu kemudian kembali duduk pada bangkunya.
“Lihat si tidak tau malu itu! Kenapa masih saja datang kemari?”
"Jujur saja, mataku rasanya sakit setiap melihat wajahnya."
“Aku dengar dia juga menjajakan dirinya. Dia tidak jauh berbeda dengan wanita jalang di bar.”
Memilih mengabaikan suara-suara teman sekelasnya yang terus mencemooh, ia segera mengeluarkan novel yang belakangan ini dibacanya. Menjatuhkan seluruh atensinya hingga bel pelajaran pertama terdengar. Dimana olahraga yang menjadi awal pelajaran hari ini.
“Kalian bisa memilih pasangan sendiri untuk berlatih. Setelahnya baru kita lanjutkan pada evaluasi nilainya.”
Kalimat yang gurunya ucapkan membuat seluruh siswa mulai mencari pasangannya untuk berlatih bersama bermain basket. Dan ya, sudah bisa dipastikan kalau dirinya tidak mendapatkan pasangan berlatih karena semua teman sekelasnya memang menjauhinya.
“Jeon Jungwoo! Kemari sebentar, nak!”
Melempar asal bola basket ditangannya, Jungwoo segera menghampiri wanita yang masih cantik diusianya yang baru saja berseru memanggilnya. Mengikuti langkah wali kelasnya menuju ke arah ruang guru, kemudian duduk berhadapan begitu dipersilahkan.
“Ada apa, bu?” Jungwoo yang pertama membuka percakapan, bertanya mengapa wali kelasnya memintanya untuk duduk berhadapan seperti sekarang ini.
“Maaf nak, bukan maksudnya ibu ingin mencela atau apapun itu. Hanya saja banyak keluhan orang tua siswa di kelas yang mengatakan tidak nyaman kalau putra-putri mereka berada di satu kelas yang sama denganmu.”
Wali kelasnya menghela napasnya pelan, sangat kentara kalau merasa tidak enak telah berkata seperti itu padanya.
“Dan lagi, ada dua orang polisi yang datang mencarimu tadi. Maaf—tapi apa rumor tentang ayahmu itu benar, nak?”
“Saya permisi, bu.” Memilih tidak menjawab apapun, Jungwoo segera beranjak dari duduknya. Melangkah keluar dengan berbagai perasaan yang kini mengisi relung hatinya.
Kedua tungkainya di bawa melangkah menuju ke arah kelasnya. Mendudukkan diri pada bangkunya lalu melipat kedua lengannya di atas meja sebelum menenggelamkan wajahnya disana.
Namun tidak lama kemudian, seseorang tiba-tiba saja menarik paksa surainya. Memaksanya untuk mendongak menatap si pelaku penarik surainya.
“Kenapa masih saja disini, huh?!” pertanyaan sarkas itu kembali didengarnya untuk yang kesekian kalinya.
“Anak kriminal berbahaya sepertimu tidak pantas ada disini! Dasar jalang murahan!”
Mengepalkan kedua tangannya, Jungwoo mencoba meredam emosinya. Parasnya yang manis, tampan, juga terkadang terlihat cantik di dalam waktu bersamaan sering kali disalah artikan. Dimana status ayahnya yang telah menjadi buronan membuatnya ikut terkena isu yang tidak-tidak.
“Oh lihat!” seruan lain terdengar, dimana teman gadisnya dengan name tag Shin Yuna mulai menggeledah tas miliknya.
“Selain putra dari buronan, jalang, ternyata dia juga pengedar narkoba!” kalimat Yuna tadi dibarengi dengan Ryujin, sahabat Yuna dan Yeji yang mulai menyorotkan kamera ponselnya tepat ke arahnya yang masih dijenggut paksa oleh Yeji.
“Berhenti merekam ku.”
“Oh wow! Berhenti katamu? Ini untuk bukti agar kau dikeluarkan dari sini.” Sahut Yeji mengejek sembari menguatkan cengkramannya pada surai Jungwoo.
BRAKK!!
Semua mata membola karena kejadian langka yang baru saja terjadi. Jungwoo yang baru saja mendorong Yeji hingga tersungkur menabrak meja di belakangannya, segera bangkit kemudian merebut paksa ponsel Ryujin sebelum menghempaskan kasar benda persegi itu hingga hancur tak berbentuk.
“Hei, bodoh! Berani-beraninya kau!” seruan tidak terima itu datang dari arah depan kelas, dimana kekasih Yeji datang menghampirinya karena merasa tidak terima.
Suasana kelas semakin memanas karena saat ini Yeonjun, kekasih Yeji telah menarik paksa kerah seragamnya. Kemudian melayangkan satu pukulan keras pada pipi kirinya, membuat Jungwoo menoleh paksa ke samping dengan sudut bibir yang sobek mengeluarkan darah.
Namun lagi-lagi semua siswa juga siswi yang menyaksikan kejadian itu kembali dikejutkan dengan apa yang Jungwoo lakukan.
“Akhh!”
“Apa yang kau lakukan, bajingan!”
Yeji menjerit histeris kemudian menghampiri Yeonjun yang tersungkur dengan darah yang mengalir sempurna dari keningnya. Jungwoo sendiri hanya terdiam, kemudian melempar asal balok kayu patahan meja yang tadi ia ambil dengan cepat kemudian ia gunakan untuk memukul Yeonjun dengan telak.
“Melakukan apa yang seharusnya putra dari seorang buronan lakukan.” Mendesis pelan, Jungwoo segera meraih tas miliknya kemudian melangkah ke luar kelas.
“Jeon Jungwoo!” baru saja kedua tungkainya melangkah menjauhi kelasnya, wali kelasnya datang dari arah yang berlawanan. Menatapnya tidak percaya.
“Saya keluar dari sekolah, bu.”
Melepas name tag miliknya, Jungwoo meraih salah satu tangan wali kelasnya kemudian meletakkan benda itu pada telapak tangannya. Melenggang pergi begitu saja tanpa berniat mendengarkan balasan dari gurunya.
===== To Be Continue =====
(Jeon Jungwoo)
Welcome to my new story, masih dengan Hajeongwoo sebagai tokoh utamanya di universe yang berbeda lagi.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin : Choice
FanfictionHanya tentang kisahnya yang ingin membalaskan dendam. Lalu bertemu dengannya yang menjadi candu sekaligus obat baginya, pun menjadi rasa sakit untuk yang kesekian kalinya. Disclaimer : Bxb story, maybe some mature part. Hanya fiksi penggemar belaka...