©Haruwoo_o present
Heroin : Choices
(Another universe of criminal prince).
.
.What's up, babe?
Mengusak pelan surai basahnya dengan handuk berukuran kecil, Jungwoo mendudukkan dirinya di atas tempat tidurnya dengan manik yang menatap lurus pada kendi abu sang ayah.
"Aku berhasil menang hari ini, ayah." bisiknya pelan.
Kembali bangkit dari duduknya, kedua tungkai miliknya dibawa melangkah mendekat ke arah meja belajar dimana kendi abu ayahnya diletakkan dengan apik disana.
"Sedikit lagi, ayah. Sedikit lagi aku bisa memulai semuanya." Mengukir senyum manisnya, Jungwoo membiarkan air mata miliknya mengalir membasahi kedua pipinya. Pun dengan kedua tangannya yang kini sibuk mengusap lembut bagian atas kendi berisi abu sang ayah.
Lama terlarut dalam dunianya, Jungwoo lantas memilih menegak habis air mineral yang sengaja dibawanya kemari sebelum pergi membersihkan diri tadi. Berharap rasa sesak yang dirasakannya mau sedikit berkurang.
"Aku pergi tidur dulu ya, ayah. Selamat malam."
Entah karena rasa lelah atau sesaknya, kedua matanya benar-benar berat selepas menegak sebotol air tadi. Pandangannya juga perlahan memburam dengan kantuk yang semakin menyerangnya. Jungwoo bahkan mulai kehilangan kendali hingga tubuhnya terhempas cukup keras ke atas tempat tidur.
Ceklek.
Meski kesadarannya semakin menipis, Jungwoo tetap mencoba bangkit dari posisi terlentangnya ketika rungunya mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka.
"Sepertinya obat yang aku berikan sudah mulai bekerja."
Meski semakin samar, Jungwoo masih bisa menangkap presensi seseorang yang melangkah mendekat ke arahnya. Tubuhnya semakin melemas di setiap detiknya karena kantuk yang terus menyerang seolah memaksanya untuk terlelap.
"Benar, air yang kau minum tadi sudah aku berikan obat tidur."
"Kau memang bajingan, Eunhwi."
Suara tawa Eunhwi menggema memenuhi ruangan sempit yang menjadi tempatnya beristirahat. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Jungwoo mencoba memberontak ketika Eunhwi mencengkram kuat kedua sisi rahangnya. Memaksa Jungwoo untuk mendongak.
"Mulutmu ini lebih baik digunakan untuk mendesahkan namaku dengan keras."
Bertepatan dengan kalimat tadi, Eunhwi langsung memagut kasar labium miliknya. Kedua tangannya disatukan diatas kepalanya, dengan tubuh tegap Eunhwi yang kini mengukungnya. Mempersempit ruang pergerakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin : Choice
FanfictionHanya tentang kisahnya yang ingin membalaskan dendam. Lalu bertemu dengannya yang menjadi candu sekaligus obat baginya, pun menjadi rasa sakit untuk yang kesekian kalinya. Disclaimer : Bxb story, maybe some mature part. Hanya fiksi penggemar belaka...