©Haruwoo_o present
Heroin : Choice
( Another version of criminal prince).
.
."Penyesalan memang selalu datang terlambat, bukan?"
Anw, did you guys miss this story?
“Maaf nak, hari ini kami tidak memerlukan tenaga bantuan.”
Jungwoo mengangguk paham sembari tersenyum, kemudian membungkuk singkat sebelum berlalu meninggalkan rumah makan sederhana tempatnya biasa mencari uang. Biasanya nenek pemilik rumah makan akan dengan senang hati membiarkannya membantu, tapi kali ini rumah makan sederhana itu akan tutup lebih awal.
Kedua tungkainya dibawa menyusuri jalanan sempit dengan penerangan minim yang menjadi pusat perbelanjaan bagi orang-orang di lingkungan sekitarnya. Tidak ada tujuan lagi selain kembali menuju flat tempatnya tinggal. Namun begitu sampai di depan pintu utama flatnya, kening si manis berhasil dibuat mengerut bingung.
“Siapa yang meletakkan ini disini?” gumamnya pelan sembari mengambil langkah mendekat ke arah tumpukan beberapa kotak yang diletakkan tepat di depan pintu flatnya.
Untuk putraku tersayang, Jeon Jungwoo. Selamat ulang tahun, nak! Ini hadiah dari ayah untukmu.
Mendecih pelan, Jungwoo lantas segera bangkit dari posisi berjongkoknya kemudian menendang tumpukan kotak itu sebelum masuk ke dalam flatnya dengan membanting pintu. Entah kenapa amarahnya memuncak secara tiba-tiba. Air matanya pun mulai mengalir tanpa bisa dicegahnya.
Drrtt…drrtt…
Menghapus kasar jejak air matanya, Jungwoo segera mendekat ke arah meja makannya, mengambil ponselnya yang bergetar menandakan adanya satu panggilan masuk.
Nomor tidak dikenal, Jungwoo memilih mengabaikannya. Namun semakin diabaikan, bahkan beberapa kali telah ditolaknya, panggilan yang sama terus saja masuk.
“Halo?” Jungwoo tidak langsung membuka suaranya. Membiarkan orang di seberang sana kembali membuka suaranya.
“Halo, Jungwoo? Ini ayah, nak.” bertepatan dengan suara berat khas milik sosok yang dirindunya kembali terdengar, air matanya kembali mengalir dengan bebas.
“Sayang? Kenapa diam saja, nak? Apa hadiah yang ayah kirim sudah kau terima? Selamat ulang tahun putra manis ayah.”
“Ah iya, bagaimana sekolahmu? Apa uang yang ayah kirim selama ini kurang, nak? Kenapa tidak pernah mengabari ayah? Sa—"
“Mengabari?” Jungwoo akhirnya membuka suara, menyela kalimat yang akan ayahnya ucapkan dengan ketus.
“Bagaimana aku bisa mengabari tentang hari-hariku kalau ponsel ayah saja selalu tidak aktif!” bentaknya pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin : Choice
FanficHanya tentang kisahnya yang ingin membalaskan dendam. Lalu bertemu dengannya yang menjadi candu sekaligus obat baginya, pun menjadi rasa sakit untuk yang kesekian kalinya. Disclaimer : Bxb story, maybe some mature part. Hanya fiksi penggemar belaka...