9th Letter

18 4 4
                                    

O
B
S
C
U
R
A

M
E
M
O
I
R

|

|

|

NEO CITY

1889

|

|

|

Nate POV

Keadaan perbatasan jauh dari kata baik, diriku mengeratkan genggamanku pada senjata yang kubawa di depan dada dalam keadaan siaga dengan telunjuk yang berada dekat dengan lubang pelatuk.

Bersiap dan berjaga-jaga andai saja ada yang menyerang secara tiba-tiba.

Sempat terbersit rasa takut dalam benakku saat ini, namun diriku lebih takut kalau tak bisa memastikan keadaan Ed terlebih dahulu. Jadi kutelan bulat-bulat segala rasa takutku, rasa rindu dan keberanian yang entah datang darimana seolah-olah melahap habis seluruh rasa takut yang terkadang berani-beraninya mengusik tekad kuat milikku.

"Laporan baru kuterima mereka ternyata memenangkan serangan terakhir, bersyukurlah hanya ada yang terluka. Korban tewas seluruhnya dari pihak lawan.." Seseorang yang memimpin jalan kami sejak tadi berbicara perlahan lalu menoleh ke belakang dan menatapku yang memang selalu memberikan atensi dari setiap perintah ataupun ucapan dari orang-orang sekelilingku.

"Kekasihmu baik-baik saja hanya terluka.."

Diriku tak bisa menjawab, tapi ku alihkan pandanganku darinya yang seolah mengejek keadaanku yang terlampau khawatir pada keadaan priaku.

Sesungguhnya luka segorespun tak ku ijinkan berada di tubuh Edwardku, mendengarnya terluka membuat amarahku meluap-luap. Dan sialnya diriku sudah bisa membayangkan luka apa dan seperti apa yang di dapatkan olehnya saat ini.

Setengah jam berjalan diriku dan yang lainnya tiba di barak konsentrasi, kedua mataku menatap sekeliling berharap menemukan keberadaan Ed namun saat teringat dirinya terluka ku urungkan niatku mencarinya.

Bodoh, dia tak mungkin ada di sini.. Dirinya butuh pemulihan atas luka yang diderita olehnya.

"Nate.. "

"Ya?" Pria tadi yang mengejekku dengan kalimatnya memanggil namaku kemudian menghampiri dan memberikanku selembar kertas.

"Pergi ke bagian medis, bantu kami mendata siapa saja yang masih terluka.."

Keningku berkerut apa ini bukan tugas yang terlalu mudah? Tapi sekali lagi diriku teringat bahwa Ed mungkin ada disana. Diriku segera menatap pria tersebut dengan terkejut, kupikir dirinya tadi benar-benar mengejekku?

Namun pada kenyataannya ternyata dia membantuku untuk mencari Ed dengan alasan ini?

"Cepatlah, kertas kosong itu tak akan terisi dengan sendirinya.."

"Siap!" Diriku menjawab dengan lantang lalu segera pergi dari sana secepatnya, ada senyum bahagia yang tersungging dari wajah dan bibirku.

Lihatlah Ed, dunia tidak seluruhnya memusuhi kita. Yang dirimu katakan benar, kita seharusnya tak memikirkan dunia.

Obscura Memoir [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang