#9 - Presentasi Pertama

637 113 15
                                    

"Dia selalu berhasil dan aku jelas tidak ada apa-apanya dibandingkan dia."
[Park Sehun]

Hari yang dinanti tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang dinanti tiba. Park Sehun membutuhkan setidaknya dua hari untuk menentukan pakaian apa yang akan ia kenakan untuk presentasi perdananya di hadapan calon investor. Sejak pertemuannya dengan Chanyeol di Grand Merriot sore itu, keduanya tidak lagi terlibat obrolan pribadi. Sehun memanfaatkannya untuk memikirkan baik-baik penampilannya, juga ratusan kali membaca berkas presentasi. Ia bahkan memaksa Hendery untuk menjadi penonton gratisan saat ia berlatih menerangkan sesuatu.

Tidak seperti kemunculan perdananya di Sky Park yang serba mewah, kali ini Sehun memilih kemeja biru muda polos yang dilapisi jas hitam Dolce & Gabbana. Aroma citrus bercampur lavender dari merek yang sama tercium cukup kuat saat ia berjalan memasuki ruang rapat. Para peserta rapat dibuat terpukau oleh penampilan anak baru yang terbilang begitu mempesona untuk ukuran karyawan biasa. Namun, ketika sadar objek di depan layar presentasi itu adalah putra bungsu pasangan Park Junghoo dan Lee Haneul, semua rasa heran itu sirna dengan sendirinya.

Saat belasan orang menatapnya dengan pandangan memuja, Sehun berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tetap berdiri tegak. Ini tidak seperti bayangannya. Paradise menunjuk sebuah ruang rapat di sisi timur sebuah hotel ternama di Gangnam pada pukul sembilan pagi. Matahari bersinar terik di luar bangunan dan sinarnya begitu silau sampai-sampai ia harus memejamkan mata beberapa detik untuk membiasakan diri.

"Bisa kita mulai?" tanya seorang pria berusia sekitar empat puluhan yang masih memperhatikan Sehun. Ia adalah Kang Seojoon, pimpinan Paradise yang telah menantikan kembalinya si bungsu Park yang akan memimpin jalannya presentasi dan proyek kerja sama mereka.

"Ba-baik." Sehun menggelengkan kepala pelan. Mengusir pusing yang tiba-tiba menyerang. Telapak tangannya mulai berkeringat dan ia kesusahan memusatkan pandangan.

"Anda baik-baik saja?" tanya Seojun dengan dahi berkerut.

Sehun sangat ingin menggeleng. Pantulan sinar matahari dari luar ruangan menusuk penglihatannya. Orang-orang terlihat biasa saja karena mereka tidak memiliki masalah dengan sinar matahari. Berbeda dengannya yang banyak menghabiskan waktu untuk hidup jauh dari matahari selama puluhan tahun. Tirai di belakang meja kubikelnya akan ia tutup saat bekerja, tetapi di ruangan ini tentu ia tidak bisa berbuat semaunya.

"Sehun?" panggil Jongin dari salah satu kursi. Ia melirik Chanyeol, seolah ingin mengirim sinyal bahwa terjadi sesuatu pada adik bungsu mereka.

Panggilan Jongin tidak bisa direspons oleh si pemilik nama. Sehun sibuk menenangkan diri. Memaksa otaknya untuk berpikir bahwa ini bukan masalah besar dan ia bisa menghadapinya. Keringat mulai membanjir seiring dengan terkaman sinar matahari memangsa tubuhnya. Dalam kondisi berkeringat, tubuhnya menggigil makin parah. Napasnya mulai sesak karena sinar cerah itu seperti berusaha mencekik lehernya.

"Chanyeol-ssi, maaf jika harus mengatakan ini ...." Seojoon menegakkan punggung ketika melihat kondisi Sehun tidak perlu ditanyakan lagi. "Sebaiknya kita tunda rapat ini dulu. Adik Anda sepertinya dalam keadaan tidak baik."

Prince of The City [Chanhun] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang