#29 - Status Karyawan

381 89 16
                                    

Park Chanyeol tidak menepati ucapannya. Sudah satu bulan sejak menjalani masa hukuman di lembaga pemasyarakatan, ia belum pernah bertemu dengan adiknya. Ia selalu menolak kunjungan Sehun dengan berbagai alasan. Tidak hanya Sehun, tetapi juga ayah dan ibunya. Ketika Jungho dan Haneul diam-diam datang menjenguk dengan bantuan Kepala Kepolisian, Chanyeol berpamitan dengan sopan. Hanya ada dua orang yang bisa menemuinya, yaitu Cha Minhyuk dan Kang Seojoon.

"Kau sudah makan?" tanya Pengacara Kang dari balik kaca pembatas.

"Sudah." Chanyeol mengangguk. "Bagaimana Sehun?"

"Mengamuk di luar."

Chanyeol tertawa pelan. "Dia akan terbiasa tanpa aku suatu hari nanti," terangnya.

"Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan," ujar Pengacara Kang. Ia mudah menebak jalan pikiran Park Jungho, tetapi selalu kesulitan apabila berhadapan dengan Chanyeol. "Ada apa? Kau bisa bicara padaku jika terjadi sesuatu."

"Tidak ada apa-apa. Sungguh."

"Lalu? Kenapa kau menghindari keluargamu?"

Si sulung menghela napas pelan. "Aku hanya butuh waktu untuk intropeksi diri," katanya. Ia menatap pengacara di hadapannya dengan wajah manis seperti anak kecil. "Meskipun aku baik-baik saja, sebenarnya aku sedikit kesusahan beradaptasi di sini. Aku hanya tidak ingin melampiaskan apa pun pada keluargaku atau sekadar menunjukkan kekesalan di hadapan mereka."

Sejak dulu, Chanyeol pantang menunjukkan kelemahannya di hadapan orang lain. Ia selalu ingin dipuji. Tidak peduli apa pun yang ia rasakan, ia hanya ingin dilihat sebagai orang yang kuat. Tinggal di rutan tentu memberinya banyak tekanan. Sejauh ini, tidak ada yang berani merundungnya. Narapidana lain cukup tahu diri untuk tidak mencari masalah dengan pewaris Sky Park. Alih-alih merundung, mereka justru selalu memprioritaskan Chanyeol dalam hal apa pun.

Chanyeol menyambut semua kebaikan itu dengan senang hati. Sebagai bentuk terima kasih, sesekali ia membelikan makanan ringan untuk para narapidana. Cara itu ia gunakan semata-mata untuk menjaga diri. Bagaimanapun juga, semua orang suka uang dan kemewahan. Ia hanya berusaha berbuat baik terhadap sesama agar semua orang juga bersikap baik padanya.

"Aku hanya ingin membuktikan bahwa aku bisa," kata Chanyeol. Kali ini pandangannya berubah sedikit sendu. "Appa dan Umma selalu memaksaku agar keluar diam-diam, atau setidaknya aku tinggal di tahanan pribadi."

"Itu untuk kebaikanmu, Chanyeol," bujuk Pengacara Kang.

"Oh, ya?" Chanyeol mendengkus. "Televisi dan hiburan apa pun di ruangan pribadi tidak akan bisa benar-benar menjadi temanku. Aku tetap akan kesepian sepanjang hari. Jadi, akan lebih baik jika aku berbaur dengan yang lain."

Pengacara Kang berdecak pelan melihat sifat Chanyeol berubah seratus delapan puluh derajat. "Dulu kau sangat tidak suka bersosial," ejeknya.

"Ya, itu dulu," ujar Chanyeol disertai anggukan lemah. "Sekarang, jika aku tidak berteman dan hanya melamun sepanjang hari, bisa-bisa aku mati muda karena depresi. Aku harap kau menyampaikan itu pada keluargaku."

"Tapi sampai kapan kau akan seperti ini, huh?"

"Nanti," jawab Chanyeol tanpa kepastian. "Saat aku merasa sudah cukup stabil secara emosional, aku akan menemuimu mereka."

Pengacara Kang hanya mampu mengangguk. Durasi kunjungan sudah habis sehingga ia terpaksa beranjak dari kursi hitam itu. Ia berdiri menatap Chanyeol yang tampak baik-baik saja. Namun, ia tahu bahwa putra sulung Park Jungho itu tidak sebaik yang terlihat. Biasa hidup di rumah mewah dan gedung besar, kini terkurung di ruangan sempit bersama orang tak dikenal dengan berbagai latar belakang kejahatan.

Prince of The City [Chanhun] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang