Bagian 10

1 2 1
                                    

"Aaaaaarghhhh"Senja berteriak karena salting saat masuk kamar.

"Ini ga lagi mimpikan"gerutu Senja sambil mencubit tangannya memastikan itu bukanlah sebuah mimpi, tapi ternyata ia kesakitan saat mencubit tangannya.

"Berarti mulai sekarang, aku punya pacar dong ya"gerutu Senja sambil tak hentinya ia tersenyum sedari tadi. Senja mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

Telepon tersambung.

"Nayaaaa!"
"Buset santai nja, tarik nafas buang besok"
"Mati dong ahahahah, btw Nay ada berita bahagiaaaaaa"ujar Senja dengan exited.
"Apatuuuuuu"
"Aku baru aja jadian sama Fajar Nay hihihihi"
"Yang bener nja, kamu pasti bilang kalau jadiannya dimimpi kannn"ujar Naya keheranan.
"Enak aja kamu Nay! Beneran tauuuuu"
"Oooh yeyyy selamat"jawab Naya namun seperti ada yang janggal Naya mengatakan itu dengan tidak semangat.
"kenapa kamu Nay? Kok kaya ga semangat gitu"tanya Senja.
"Eh nggak nja, cuman aku cuman ngantuk aja, udah ya byeee"
Tuuuut

Telepon tertutup Senja jadi kepikiran karena respon Naya di akhir telepon.

"Ah paling juga emang ngantuk makanya dia jaya gitu ngapain juga dipikirin"batin Senja. Setelah keluar dari aplikasi Senja beralih ke instagram untuk memfollow Fajar, ternyata ia sudah di follow terlebih dahulu. Senja membuka fitur DM di instagram dan mengirim pesan keFajar. Baru saja Senja hendak mengetik pesan namun niatnya terhenti karena matanya sudah sangat berat dan ingin tidur. Senja meletakan ponselnya dan memejamkan matanya.

Bruakkkn!

Senja terbangun dari tidurnya, ia sangat terkejut dan membuat jantungnya berdetak kencang. Senja menyadari bahwa pintu kamarnya terbuka, ia sangat ingat semalam ia menutup pintunya, dan baju tidurnya juga, kancingnya terbuka 1.

Senja sangat ketakutan membuat badannya bergetar, Senja menuju dapur, ia mendengar suara derap langkah.

"BASKARA!"perasaan Senja bercampur aduk marah,takut bercampur menjadi 1.

"Sssst"Baskara mengisyaratkan Senja untuk diam dengan wajah yang sangat menakutkan.

Senja sangat ketakutan ia berlari ke kamarnya dan mengunci pintu kamar. Senja mengambil ponselnya berusaha menghubungi seseorang. Ia menelpon Naya namun hasilnya nihil telfonnya tak diangkat begitu juga dengan Alin akhirnya Senja menghubungi Fajar, akhirnya terhubung.

"Halo"ujar Fajar dengan suara yang sedikit kesal.
"Hiks hiks"Senja hanya bisa menangis, ia takut hendak menceritakan apa yang terjadi.
"Halo nja, ada apa?"ucap Fajar sedikit khawatir.
"J-jar a-ada o-o orang masuk rumah"ujar Senja dengan sedikit tergagap.
"Orang?! Siapa nja? Aku kesana ya"saut Fajar dengan terkejut.
"Gapapa kah?"ujar Senja.
"Ya gapapa sih lagian juga deket"jawab Fajar.
"Makasih ya"
Telfon terputus.

Fajar POV

Fajar segera keluar kamar memakai jaketnya dan mengambil kunci motor di ruang tamu.

"Loh jar mau kemana?"tanya Ariana yang baru saja keluar dari dapur mengambil minum.

"Ini tadi Senja telfon katanya dirumahnya ada orang nyelinap masuk"ujar Fajar.

"Gua tau itu siapa jar"jawab Ariana.

"Siapa emangnya kak?!"

"Baskara"

"Emang bener-bener tuh orang!"ucap Fajar.

"Udah sono cepetan samperin Senja, kasihan"

Fajar segera keluar rumah dan menyalakan sepeda motornya menuju rumah Senja.

Ariana menuju ruang tamu dan duduk di sebuah sofa, ia teringat kejadian 2 tahun lalu.

"LEPASIN GUA ANJING!"Ariana menarik tangannya dengan keras.

"Lu gabisa kemana-mana, salah sendiri nolak gua jadi pacar lu!"ucap Baskara.

Ariana terus menarik tangannya yang akhirnya bisa terlepas.

"Gua tau na, nyokap lu ninggalin lu sekeluarga karena lebih mentingin selingkuhannya kan? Terus lu tinggal bertiga sama adik lu dan bokap lu kan. Eh udah gitu bokap lu sibuksama kerjaannya doang. Kasihan amat sih hidup lu. Makanya jadi cewe jangan sok jual mahal!"

"ANJING LU!"Ariana melayangkan sebuah tamparan di pipi Baskara.

"Hahaha, dasar cewe murahan"ucap Baskara sembari berlalu pergi.

Ariana menahan tangisnya, ia tak ingin terlihat lemah, apalagi jika adiknya tahu tentang ini. Ariana lah yang selama ini mengurus Fajar, orang tuanya seperti tak acuh terhadap mereka.

"Kak? Ayok pulang"Fajar tiba-tiba datant dan menepuk pundak Ariana dari belakang.

"Eh iya jar, ayok"Ariana menuju ke parkiran motor.

"Loh kak, kenapa tangannya merah tuh"ucap Fajar.

"Gapapa kok habis kejepit pintu"jawab Ariana.

"Aneh banget pintu kok bentuk tangan"gerutu Fajar.

Dengan tak sadar Ariana meneteskan air mata mengingat kejadian itu, Ariana mengalami hal yang sama persis seperti yang dirasakan Senja. Ariana segera menuju kamar untuk tertidur.

Senja POV.

Drrrrrt drrrrt

"Aku didepan"
"Bentar"

Dengan perasaan takut Senja menuju kedepan untuk membuka pagar. Fajar memasukan sepeda motornya dengan raut yang khawatir.

"Makasih ya"ujar Senja dengan wajah yang masih sangat ketakukan.

"Hmm, udah sana tidur, aku disini aja"ucap Fajar dengan nda dingin.

"Beneran gapapa kamu disini?"tanya Senja dengan khawatir.

"Hmmm"jawabnya sembari duduk di teras rumah.

Senja masuk kekamar mengambil lotion anti nyamuk dan beberapa bantal juga selimut. Setelah mengambil semuanya Senja menuju keluar untuk memberikannya ke Fajar, namun ternyata Fajar sudah tertidur. Senja hendak menyelimuti Fajar namun tiba-tiba Fajar membuka matanya.

"Ngapain?!"Fajar terlihat terkejut akan kehadiran Senja.

"Ya ampun ini loh cuma mau ngasih selimut, suudzon amat emang dikira mau ngapain"jawab Senja yang tak kalah kaget saat melihat ekspreksi Fajar.

"Yaudah mana?"pinta Fajar sambil mengulurkan tangannnya, Senja melemparkan selimut dan bantalnya ke wajah Fajar lalu kembali kedalam kamar, Fajar hanya bisa memendam kekesalannya.

"Ck lupa lotionnya"gerutu Senja saat melihat lotion masih ditangannya, ia kembali lagi ke teras menghampiri Fajar.

"Apa lagi!"Fajar berbicara dengan matanya yang masih tertutup.

"Nih lotion biar ga digigit nyamuk"Senja menaruh lotion itu di sebelah Fajar yang tertidur lalu meninggalkannya.

"Tuh orang cepet banget dah berbubah punya 2 kepribadian apa gimana sih, perasaan tadi malem dia sweet gitu"gerutu Senja kebingungan melihat kelakuan Fajar yang beruban secara cepat.

"Aku denger"saut Fajar dari teras.

"Creepy banget sih jadi orang!"teriak Senja. Fajar hanya tersenyum tipis.

Senja segera menuju kamarnya untuk tidur, tak lupa ia mengunci pintu kamarnya.

Lara Sang SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang