1st Lie

7 3 0
                                    

"Tidak mungkin .... " tutur Yerin yang terkejut dengan pemandangan di hadapannya.

Gadis itu seketika terduduk lemas, tidak sanggup menopang berat tubuhnya ketika dihadapkan oleh figur sang kakak yang telah hilang bertahun-tahun di ruang bawah tanah kediaman Ye Xuan.

Kairos--lelaki berusia 21 tahun itu, kini terbaring tidak berdaya di dalam kapsul berpenutup kaca transparan. Rambut biru gelap Kairos telah tumbuh lebih panjang dari yang terakhir Yerin ingat ketika berpisah darinya. Betapa rindunya Yerin terhadap tatapan iris mata sebiru lautan yang selalu menatapnya penuh kasih itu. Sayangnya, sekarang kedua mata Kairos terpejam rapat tidak sadarkan diri. Tubuh berkulit pucat Kairos juga menjadi semakin kurus.

Kemudian tatapan Yerin teralihkan pada banyaknya kabel dari alat-alat penopang hidup yang tersambung pada sisi samping kapsul. Dengan tangan bergetar, buku-buku jari Yerin menyentuh permukaan kaca penutup kapsul tempat Kairos berbaring. Sensasi dingin yang dirasakan membuatnya tidak sanggup menahan air mata. Kini Yerin ditinggal sendirian lagi, setelah bertahun-tahun mencari ke mana hilangnya sosok yang begitu dekat seperti seorang Kakak, dia ditampar oleh kenyataan tersebut.

"Kairos," lirih Yerin tidak sanggup menahan luapan kesedihan yang bercampur dengan kesepian di relung hatinya. Dalam benak gadis itu, ia bertanya-tanya. Mengapa orang yang ia sayangi lagi-lagi pergi darinya? 

Ye Xuan yang melihat pemandangan menyayat hati ini hanya bisa terdiam. Dia tahu persis seberapa besar rasa rindu gadis itu terhadap Kairos. Semasa Yerin menjadi rekannya di Kingsman, dia sering bercerita mengenai sosok kakak yang selalu menemani dalam masa sulit. Dulu, Ye Xuan tidak pernah menyangka kalau kakak yang dimaksud adalah Kairos.

Bohong jika Ye Xuan mengaku tidak memiliki perasaan pada gadis di hadapannya itu. Sampai saat ini, hanya Yerin yang mampu membuat emosinya tidak terkontrol. Bahkan di momen seperti sekarang, baru pertama kalinya Ye Xuan teringat kembali dengan perasaan empati yang sempat dilupakannya. Jika diizinkan, Ye Xuan akan segera menarik tubuh yang bergetar sambil menangis itu ke dalam dekapan hangat.

Akan tetapi dia paham betul posisi mereka saat ini. Jika Ye Xuan bersikeras memeluknya ... Yerin hanya akan menganggap perhatian yang ia berikan sekedar metode licik untuk memanfaatkannya.

Kemudian, berkas penyelidikan Ye Xuan tentang masa lalu Yerin melesat di pikiran lelaki itu. Di dalam berkas tertulis, bahwa Yerin adalah putri dari sepasang suami-istri dari pegawai tetap pemerintahan. Akan tetapi, ketika Yerin menginjak usia 10 tahun, orangtuanya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas beruntun.

Berdasar yang diberitakan pada tahun silam itu, Yerin ditemukan telah meninggal dunia. Kejanggalan tersebut menjadi langkah pertama Ye Xuan mempelajari kehidupan berat yang dijalani Yerin. Gadis itu sudah banyak menderita. Apakah salah jika Ye Xuan ingin melihatnya bahagia, terlepas dari kekangan figur yang memperlakukan Yerin dan Kairos sebagai sekedar mesin pembunuh ini?

"Sebaiknya kau punya penjelasan yang jelas soal ini!" pekik Yerin, mengarahkan pandangan penuh amarahnya pada Ye Xuan.  Yang ditanya justru balas menatapnya tenang. Atau lebih tepatnya, Ye Xuan berusaha tidak terpengaruh oleh tangisan gadis itu.

"Kairos juga mata-mata yang menyusup ke dalam Intelijen Kingsmen sepertimu," tutur Ye Xuan mulai menjelaskan.

"Akan tetapi dia yang lebih dulu menyadari bahwa tindakannya salah. Saat itu aku belum menangani kasus ini, melainkan Agen Alkaid," lanjut pria berambut perak itu, lalu duduk di kursi dekat pintu keluar.

Ye Xuan tidak berani menatap pandangan Yerin. Hatinya tidak sanggup melihat gadis itu tersakiti dengan fakta yang menyakitkan ini. Meski begitu, Ye Xuan tetap melanjutkan penjelasannya, "Alkaid pun meminta bantuanku untuk menjalankan rencananya menyusup ke pusat penelitian kalian. Kairos sendiri yang menawarkan bantuan untuk masuk ke dalam sana dan mencuri beberapa informasi penting mereka. Akan tetapi ...."

Lawan bicaranya pun menyernyitkan kening, "Tetapi apa?" tanyanya.

"Rencananya gagal," tegas Ye Xuan memberanikan diri menatap mata Yerin. Tindakannya itu langsung ia sesali begitu menyadari tatapan Yerin yang langsung berubah kosong.

Ye Xuan buru-buru melanjutkan, "Kairos memilih untuk mengorbankan dirinya di sana, agar kami bisa pergi membawa informasi yang berhasil dicuri," tuturnya lalu bangkit berdiri untuk menghampiri Yerin.

Lelaki berambut perak itu pun berlutut di hadapan Yerin yang masih terpaku, kemudian berkata, "Meski informasi yang aku miliki terbatas, sampai saat ini aku belum menyerah mengembalikan kesadaran Kairos."

Dengan hati-hati Ye Xuan mengulurkan tangannya untuk menangkup wajah gadis itu.  Dia pun menyapu bulir air mata yang menuruni lekuk wajah Yerin dengan ibujarinya. Tatapan Ye Xuan berubah sendu sebelum kembali berkata, "Aku tahu ini menyakitkan. Tetapi, bayangkan saja. Jika kita bekerja sama ... Aku yakin Kairos pasti terselamatkan."

Yerin yang sedari tadi diam tiba-tiba menepis kasar tangan Ye Xuan. Gadis itu pun menyeka air mata di wajahnya dengan lengan kemeja yang masih kotor. Jujur saja tindakannya menyakiti hati Ye Xuan. Akan tetapi apa yang bisa Ye Xuan lakukan saat ini? Dia tidak tahu harus bagaimana menenangkan gadis yang hatinya dalam kondisi rapuh. Akhirnya dengan berat hati Ye Xuan menarik lagi tangannya.

"Baiklah, aku setuju untuk bekerja sama denganmu. Asalkan kau tetap memegang janjimu," balas Yerin tegas dengan intonasi dingin.

Ye Xuan tersenyum memaklumi mendengar suara bergetar Yerin yang tetap mencoba tegar. Mendengar ucapan Yerin, tanpa sadar hati kecil Ye Xuan berbisik, tanpa kau minta pun, aku berjanji tidak akan pergi dari sisimu.

Perhatian Ye Xuan kembali difokuskan pada Yerin yang berdiri sambil merapihkan jubah hitamnya. "Kalau begitu persiapkan dirimu. Pertama-tama, aku perlu pergi ke suatu tempat di kota ini untuk memperbaiki tangan kiriku," ujarnya.

Ye Xuan menenggak, dan teringat kembali pertempuran mereka sebelumnya. "Lalu apa saranmu terhadap langkah kita berikutnya?"

Gadis yang ditanya pun menyeringai, "Untuk memulihkan Kairos, kita perlu menculik Kepala Pemimpin Penelitian dari pusat. Namanya tidak diketahui, alias rahasia. Meski begitu, aku tahu jadwalnya untuk seminggu ke depan," katanya.

Si agen Kingsman pun ikut berdiri dan menyernyitkan keningnya. "Itu rencana yang nekat."

Yerin pun tersenyum seolah merendahkan pria di hadapannya, lalu berkata, "Jika kau mau menjadi Partnerku. Sebaiknya kau membiasakan diri dengan situasi hidup di ujung tanduk setiap harinya, Tuan Kingsman Yang Terhormat."

Tanpa menunggu balasan si Agen Kingsman, Yerin melangkah keluar dari ruang bawah tanah itu sambil meremas kuat lengan kirinya. Rasa sakit yang hebat seperti ditusuk-tusuk oleh jarum menyambar lengan kiri gadis itu sedari pertempuran sebelumnya berakhir.

Yerin mulai kesulitan bernapas dan pandangannya yang memburam. Hal ini bukan diakibatkan oleh air mata dan 'kejutan' dari Ye Xuan soal Kairos. Tubuhnya berakhir seperti ini karena ia terlalu memaksakan diri di pertarungan sebelumnya. Belum lagi karena serum pelemah otot yang Ye Xuan suntikkan masih memberi efek samping mual dan pening.

Setidaknya Yerin berhasil menyembunyikan batas tubuhnya dari agen itu. Sebelum mereka melakukan operasi pertamanya, tubuh Yerin harus cepat-cepat diperbaiki. Jika tidak, maka nyawanya berada dalam bahaya.

Yerin sudah bertekad tidak akan membiarkan orang lain menghancurkan hidupnya sebelum dia bisa merasakan kebebasan. Dia akan memanfaatkan Ye Xuan untuk membalas dendam pada seantero organisasi yang mengotak-atik takdir dan tubuhnya sampai sekacau ini.

LIED • Perfect Crime ° AU! Ye Xuan x YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang