Debaran jantung Ye Xuan berpacu cepat seiring langkahnya berlari mengejar Yerin ke dalam hutan. Awan kelabu yang menutupi langit cerah pun mulai menitikkan tangisannya. Saat ini hati pemuda itu diselimuti perasaan takut, cemas, dan panik. Penyebabnya tidak lain adalah, kilasan masa lalu dari operasi penyeludupan pertama Ye Xuan bersama Kairos, yang kembali terputar di pikirannya.
'Tidak. Tidak. Kau tidak boleh mati, Yerin!' benak Ye Xuan sebelum mempercepat langkahnya seiring hujan yang turun semakin deras. Tangan lelaki itu mengepal kuat, tidak ingin sang pujaan hati berakhir sama seperti Kairos di ruang bawah tanahnya.
Setelah beberapa saat berlari, Ye Xuan pun tersadar sekarang dia tersesat di tengah perjalanan mengejar Yerin. Lelaki itu tidak tahu harus mengambil jalan mana dari jalur pertigaan di hadapannya. Ye Xuan menggeretakan giginya cemas memikirkan apa yang sedang Yerin hadapi saat ini. Hatinya tidak berhenti mendoakan keselamatan gadis tersebut.
Sepasang netra keunguan itu pun meneliti tanah becek di sekitarnya dengan cepat. Sampai sudut mata Ye Xuan menyadari adanya pita berwarna seungu bunga lilac, yang biasa dipakai Yerin pada kepangannya, terendam genangan air pada jalur sebelah kiri.
Setelah mengambil pita itu, Ye Xuan pun memantapkan hatinya mengambil jalur tersebut. Langkah kaki pria itu menjadi semakin cepat menapaki jalanan becek. Suara metal yang saling beradu diikuti tembakan pistol menjadi penunjuk arah bagi Ye Xuan di tengah badai itu.
Sampai akhirnya sepasang netra Ye Xuan menangkap sosok Yerin yang sibuk beradu pedang dengan figur seorang lelaki seusianya. Rambut kecoklatan yang dikuncir satu dengan pita hitam lelaki itu lepek akibat guyuran hujan. Sebuah seringai terukir pada wajah si musuh ketika Yerin terlempar mundur akibat menahan serangannya.
Ye Xuan melangkah secepat yang ia bisa untuk menangkap tubuh gadis yang melesat ke arahnya. Dalam sekejap, Ye Xuan dan Yerin sama-sama tersungkur di tanah yang becek. Rintihan sakit Yerin membuat hati Ye Xuan semakin pilu. Apalagi ketika menyadari banyaknya luka gores dan memar pada kulit pucat gadis tersebut.
"Ternyata dugaanku benar. Kau memutuskan untuk mengkhianati kami dan berpihak pada Badan Intelijen Sampah itu," tutur si Musuh, lalu mengubah tangan metalnya menjadi sebuah senapan api. Tanpa membiarkan kedua sejoli itu bangkit, dia langsung menembakkan peluru senapannya ke arah mereka.
Ye Xuan yang melihat ini refleks merengkuh tubuh Yerin dan menggulingkan diri mereka ke balik batu besar. Berkat benturan yang hebat itu, Yerin meringis semakin sakit. Ternyata permukaan kaki Yerin juga tergores peluru tembakan musuh. Ye Xuan pun menyadari napas Yerin yang mulai memberat. Tangan yang bersentuhan dengan tubuh Yerin pun merasakan sensasi panas menyetrum tubuhnya. Setruman itu membuat Ye Xuan sontak melepaskan dekapannya. Sepasang netra keunguan Ye Xuan menatap terkejut Yerin.
"Apa yang terjadi?" tanyanya mencoba tetap tenang.
Namun Yerin hanya menggelengkan kepala. Tidak mau memberitahu bahwa si Musuh sempat menyuntikkan semacam virus yang mungkin sekarang sudah mempengaruhi beberapa chip di tubuhnya. "Cepat pergi dari sini. Kau harus menyelamatkan dirimu dan Kairos," ujarnya lalu mencengkram kuat lengan kemeja Ye Xuan yang basah.
Marah? Tentu saja. Apakah Yerin meremehkan kemampuan Ye Xuan melindunginya? Sebab itulah yang dia simpulkan dari ucapan Yerin barusan. Ye Xuan seketika memajukan wajahnya untuk mengecup kening gadis itu. Dia sukses menarik perhatian Yerin lagi. Sepasang mata dwiwarnanya menatap Ye Xuan terkejut.
Ye Xuan pun tersenyum, "Kita ini partner. Aku juga tidak akan meninggalkan sosok yang kucintai begitu saja."
Kemudian lelaki itu mengeluarkan senapan laser yang tidak pernah dikeluarkan kecuali dalam situasi terdesak. Ekspresinya berubah serius. "Aku akan mengulur waktu untukmu. Jangan memaksakan diri lagi," katanya.
Tanpa membiarkan Yerin membalas, pemuda itu melompat keluar dari persembunyiannya mengalihkan perhatian musuh dari Yerin. Ye Xuan meninggalkan gadis itu dalam kebingungan. Dalam guyuran hujan yang dingin itu, Yerin tidak menyangka bisa merasakan wajahnya memanas. Ye Xuan sukses memekarkan perasaan cinta yang telah tertanam sejak lama di hati gadis itu.
'Padahal aku sudah bersusah payah membuang perasaan ini!' geram Yerin sebelum dia menepuk wajahnya agar fokus lagi. Yang jelas, Yerin tidak akan membiarkan Ye Xuan terluka karenanya.
"Lucast!" teriak Yerin dengan suara lantangnya. Si pemuda berambut kecoklatan itu langsung memfokuskan netra keabu-abuannya pada Yerin lagi.
Dengan tekad tidak akan membiarkan Ye Xuan terluka, gadis itu berteriak lagi, "Musuhmu adalah aku. Jadi jangan alihkan pandanganmu dariku!"
Sudut bibir Lucast terangkat membentuk senyum antusias begitu Yerin melesat ke arahnya. Gadis itu langsung membenturkan pisau prisma metalnya ke tangan Lucast, dan dalam sekejap, senapan milik pemuda itu pecah berkeping-keping. "Inilah alasan mengapa kau bukan tandinganku," bisik Yerin, mengaktifkan chip yang mempercepat gerakan anggota tubuhnya.
Tangan kanan gadis itu berubah menjadi pedang yang pipih. Tanpa membiarkan Lucas menghindar, dia pun menusukkan pedang pipihnya pada betis pemuda itu. Tepat di mana chip yang mengendalikan gerakan kaki Lucast ditanamkan.
Lucast seketika jatuh karena tidak sanggup menahan beban tubuhnya. Dia sengaja membiarkan tubuhnya menimpa Yerin sampai gadis itu ikut tersungkur di tanah. "Sepertinya mustahil bagiku untuk menang darimu di hadapan bos," bisik Lucast lalu menyeringai.
Yerin yang mendengarnya langsung membelalak terkejut. "Bos ada di—"
"YERIN AWAS!" sela Ye Xuan memekik. Dia langsung berlari ke sisi berlawanan dari gadis itu, dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng dari banyaknya cakar besi yang mengarah pada Yerin. Perhatian si gadis pun langsung beralih pada Ye Xuan. Beruntungnya Ye Xuan sempat mengaktifkan perisai dari sebuah kotak kecil, yang segera melebar dan memayungi ketiga orang itu dari cakar-cakar metal.
Dalam kondisi lengah ini, Lucast langsung mengubah tangan kanannya menjadi sebuah suntikan berlapis baja. Dia langsung menusukkan suntikkan itu ke dada kiri Yerin, membuat lawannya menjerit sakit. Ye Xuan yang mendengarnya sontak meninju Lucast sampai pemuda itu tersungkur membentur dinding perisai anti peluru yang keras.
Ye Xuan bisa merasakan hatinya diluapi amarah begitu melihat Yerin memuntahkan cairan kehitaman dari mulutnya. Kemudian lelaki itu langsung menendang Lucast sampai dia tersungkur di tanah becek. Ujung pistol berpeluru lasernya diarahkan pada kepala Lucast, sementara kaki Ye Xuan menginjak kuat kepala lelaki berambut cokelat itu. "Apa yang kau perbuat pada Yerin barusan?" tanya Ye Xuan berintonasi dingin.
Betapa sebalnya si agen Kingsman ketika mendengar tawa kecil dari musuhnya. Alhasil Ye Xuan menginjak lagi dan menendang perut Lucast lebih keras sampai dia memuntahkan darah merah. "Jawab aku, atau aku terpaksa menggunakan cara yang lebih buruk dari ini," ujarnya mengancam.
Lucast terkekeh-kekeh lagi, sebelum berteriak kesakitan ketika peluru laser itu melubangi telapak tangannya. "Sudah tidak ada harapan lagi menyelamatkannya, Tuan Kingsman," balas lelaki itu seolah menertawakan Ye Xuan.
"Virus yang disuntikkan ke dalam tubuh No.002 memang dibuat untuk menghancurkan chip di otaknya. Dan asal kau tahu, Tuan Kingsman. Tidak ada yang mampu menyembuhkannya. Aku hanya bisa menciptakan virus, tidak dengan vaksinnya," jelas Lucast lalu terkekeh-kekeh menikmati ekspresi marah lawan bicaranya yang bercampur putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIED • Perfect Crime ° AU! Ye Xuan x Yerin
Science Fiction"Aku sudah muak dengan kebohonganmu." Yesin, seorang agent kingsman andalan dari Kerajaan Lorenheit, diutus langsung oleh sang raja untuk menangani sebuah ancaman besar. Betapa terkejutnya Yesin ketika menemukan ancaman besar kemusnahan kekaisarann...